Keinginan Ren Dan Vega
Keinginan Ren Dan Vega
Sebenarnya ia berharap Ren tetap tinggal bersamanya di Pulau F agar ia memiliki orang yang dekat dengannya, di tengah begitu banyak orang yang tidak terlalu dikenalnya. Sebenarnya Ren pun memiliki keinginan yang sama. Alas! Ia tidak dapat membiarkan Karl melakukan kerusakan lebih besar.
Karena itulah, dengan berat hati ia harus buru-buru ke Moravia dan membereskan gosip yang sengaja disebarkan Karl tentang pernikahannya dengan Vega. Ia benar-benar tidak bisa melakukan apa pun di Pulau F karena ada begitu banyak pasang mata yang mengawasi. Ia bahkan tidak bisa membuka internet dan menggunakan akses Skia untuk mengurus masalah ini.
Ada Nicolae dan Marie yang ia tahu merupakan hacker-hacker yang sangat tangguh. Walaupun ia menutupi jejaknya sedemikian rupa, rasanya akan sulit untuk melakukannya dari tempat yang sama dengan mereka. Ia harus segera pergi.
"Aku tidak akan lama. Begitu urusanku selesai, aku akan segera menemuimu," kata Ren menenangkan Vega.
"Apa yang akan kau katakan kepada istana tentang foto-foto itu? Mereka sudah mencarimu berbulan-bulan dan tiba-tiba semua foto itu keluar, tentu banyak orang akan curiga..." tanya Vega cemas.
"Aku akan membereskannya, kau tidak usah kuatir." Ren menarik Vega ke pelukannya dan menatap mata istrinya lekat-lekat. "Kau ingin aku melakukan apa tentang foto-foto itu? Aku mengerti bahwa sekarang kau sudah bukan Fee Lynn-Miller, melainkan Vega Linden. Keluargamu sangat tertutup. Mereka mungkin tidak suka privasimu tersebar. Kalau kau dan keluargamu menginginkan aku menutup rapat semua informasi tentangmu.. maka aku akan menyangkal berita-berita yang beredar di luar sana."
Vega mengerutkan keningnya dan berusaha berpikir keras. Dulu, mendapatkan pengakuan sebagai istri Ren adalah hal yang sangat diidam-idamkannya. Tetapi sekarang, rasanya hal itu sudah tidak penting lagi.
Ia sudah menemukan keluarganya!!
"Uhmm... aku sebenarnya tidak keberatan, tetapi aku akan menanyakan kepada ayah dan ibuku, apa yang sebaiknya kulakukan. Kurasa mereka tidak akan keberatan karena mereka semua sudah menerimamu," kata Vega akhirnya.
Ren menarik napas panjang. Ia yakin pihak istana tidak akan keberatan atas pernikahannya dengan Vega Linden. Keluarga Linden adalah keluarga yang sangat terpandang di dunia. Mereka bisa dibilang sama bangsawannya dengan Ren sendiri yang memiliki darah biru dari keluarga raja Moravia.
Tetapi ia tidak tahu apakah keluarga Linden akan mau menerima anak perempuannya diumbar ke publik jika Ren mengakui bahwa ia menikah dengan Vega. Terutama setelah peristiwa penculikan yang menjadi berita besar di seluruh dunia beberapa tahun yang lalu.
"Tidak apa-apa. Biar aku yang menanyakannya kepada orang tuamu besok pagi sebelum aku berangkat," kata Ren. "Kurasa itu merupakan tanggung jawabku untuk meminta restu dari orang tuamu kalau aku ingin membawamu ke istana dan memperkenalkanmu secara resmi kepada raja dan ratu Moravia."
"Kurasa mereka akan mengizinkan," kata Vega lagi, ia tetap bersikeras. Ia ngin membantu mengurangi beban pikiran Ren.
Kalau sampai orang tua Vega melarang Ren untuk membuka identitas istrinya, maka Ren akan mengalami dilema. Ia akan terus menjadi bahan gosip dan reputasinya serta keluarga raja Moravia juga akan terpengaruh.
Vega sempat membaca beberapa artikel yang ditulis jurnalis dengan mewawancarai beberapa orang yang mengaku mengenali gadis di dalam foto itu sebagai Fee Lynn-Miller, seorang gadis desa yang bekerja sebagai petugas kebersihan di sebuah resort di Salzsee.
Sebagian lagi mengaku mengenal Fee Lynn-Miller sebagai pelayan part time di sebuah kafe di Kota Tua Almstad. Semua pemberitaan itu menimbulkan kontroversi positif sekaligus negatif.
Komentar positif akan mengatakan bahwa Pangeran Renald sungguh-sungguh tidak memandang derajat wanita yang berkencan dan menikah dengannya. Sementara komentar negatif mengatakan bahwa seorang gadis desa seperti Fee Lynn-Miller tidak pantas menikah dengan pangeran putra mahkota Moravia.
"Tidak usah memikirkan hal-hal yang negatif," kata Ren dengan suara lembut. "Biar aku yang mengurus semuanya dan melindungimu dari komentar negatif publik."
Begitu ia kembali ke Moravia ia akan menghukum siapa pun yang menuliskan komentar negatif tentang Vega. Ia akan membuat bots yang melacak semua pembuat komentar negatif di internet tentang istrinya dan mengirim malware ke komputer mereka untuk merusaknya.
"Baiklah, aku percaya kepadamu," kata Vega sambil tersenyum senang. Ia menyusupkan kepalanya ke dada Ren memeluk pinggangnya. "Kurasa sebaiknya sekarang kita beristirahat. Besok kau akan berangkat ke Moravia, bukan?"
"Uhm hm..." Ren tidak menjawab.
Ia menyusupkan tangannya ke balik gaun tidur Vega dan meraba pinggangnya yang ia tahu cukup sensitif terhadap sentuhan. Pelan-pelan tangannya naik ke punggung istrinya, lalu bergerilya ke bagian depan. Vega segera mendongak dan menatap Ren dengan wajah memerah. Kedua pasang mata mereka bertatapan.
"Kupikir kau mengajakku ke kamar untuk beristirahat karena kau akan..."
Vega tidak dapat menyelesaikan kata-katanya karena Ren telah melumat bibirnya dengan lembut dan kemudian menerobos masuk dan menjelajah mulut Vega dengan lidahnya yang lincah.
Mereka berciuman dengan mesra dan pelan-pelan suhu tubuh keduanya menjadi semakin panas.
"Aku... akan pergi ke Moravia selama beberapa waktu.. dan tidak bisa bertemu denganmu," bisik Ren dengan suara serak. "Aku ingin menghabiskan setiap detikku yang tersisa di sini untuk bercinta denganmu."
Wajah Vega semakin memerah. Ia membuka kancing pakaian Ren dan meraba dada suaminya lalu turun ke perutnya yang rata.. dan kemudian turun ke bawah perut.
Vega mengerti maksud Ren. Ia pun membayangkan bahwa selama beberapa hari atau minggu ke depan, mereka tidak akan dapat melakukan hubungan suami istri karena terpisah jarak. Karena itu, mereka harus memanfaatkan sebaik-baiknya kesempatan yang mereka miliki malam ini.
"Aku.. ingin memiliki anak darimu, Fee... Vega..." kata Ren sambil menatap istrinya dengan mata berkaca-kaca. "Aku.. berjanji akan menjaga kalian. Apa pun yang terjadi, kalian adalah prioritas dalam hidupku dan aku akan melakukan apa pun untuk membahagiakan kalian.. Apa pun."
Vega merasa sangat terharu mendengar kata-kata suaminya yang malam ini terdengar begitu tulus. Ia dapat melihat sepasang mata cokelat Ren yang beberapa bulan terakhir ini tampak kehilangan cahaya hidupnya, sekarang mulai terlihat bersinar kembali oleh harapan.
"Aku sangat bahagia mendengarnya..." kata Vega dengan mata basah.
Mereka kembali berciuman mesra. Ren kemudian memimpin kegiatan bercinta mereka malam itu dan memastikan benihnya berkali-kali memasuki rahim istrinya. Ia sangat berharap kehidupan mereka berdua akan kembali diberkati dengan kehadiran anak.
Kalau ia diberikan kesempatan kedua.. ia berjanji tidak akan mengacaukannya. Ia akan melakukan apa pun untuk melindungi dan membahagiakan istri dan anaknya.