Ren Ingin Mengakhiri Semuanya
Ren Ingin Mengakhiri Semuanya
Ren sama sekali tidak takut dengan intimidasi Alaric. Ia balas menatap pria di depannya dengan sama tajamnya. "Aku punya alasanku sendiri. Vega tahu itu dan dapat menerimanya. Kurasa aku tidak bertanggung jawab untuk menjelaskan kepada siapa pun. Aku hanya membutuhkan persetujuan istriku."
Alaric semakin terkesan karena Ren terlihat tidak terintimidasi olehnya. Ia tentu tidak akan menyetujui anak perempuannya menikah dengan seorang laki-laki lemah, dan dari apa yang dilihatnya, Ren sama sekali tidak lemah.
"Kita akan bicara lagi setelah Vega memulihkan ingatannya," kata Alaric pendek. "Karena kau adalah suaminya, aku menghargaimu dengan mengajakmu bicara, tetapi ini bukan berarti aku meminta izin darimu."
Ren menyipitkan matanya mendengar kata-kata Alaric. Ia dapat menduga bahwa Alaric akan mengambil suatu keputusan yang tidak ia sukai.
"Apa itu?" tanya Ren.
"Kami akan membawa Vega pulang ke rumah dan membantu memulihkan ingatannya. Kau boleh ikut atau tidak, tetapi ini tidak dapat dinegosiasikan," kata Alaric tegas.
Ren diam-diam menjadi lega. Ia merasa lebih baik jika Vega pulang ke rumah orang tuanya dan tinggal bersama mereka, sementara ia akan membereskan Karl, Amelia dan Sophia sendirian. Ia merasa tidak bebas melakukan itu semua dalam pengawasan Alaric dan keluarganya.
Kalau Vega ikut mereka, setidaknya selama sebulan ke depan mereka akan sibuk mengurusi gadis itu dan mencari cara untuk mengembalikan ingatannya. Karl menggunakan teknologi cuci otak (brainwash) yang paling canggih dan menanamkan ingatan palsu kepada Vega selama ini. Ren yakin bahkan Lauriel tidak akan dapat dengan mudah mengobatinya.
Mereka perlu melibatkan beberapa ahli yang memiliki spesialisasi dalam ilmu syaraf dan hipnotis selain obat-obatan untuk memulihkan ingatan Vega, dan hal itu akan memerlukan waktu yang lama.
Ren akan mendapat cukup waktu untuk berpura-pura berdamai dengan Karl dan kemudian mencari cara untuk menyingkirkannya tanpa jejak.
Akhirnya, ia mengangkat bahu. "Aku tidak keberatan. Aku akan kembali ke Moravia dan mengurus beberapa hal. Nanti aku akan menghubungi kalian."
Alaric menatap menantunya dengan pandangan tajam. "Bagus."
Tadinya ia mengira Ren akan menolak membiarkan Vega pulang ke rumah orang tuanya, sehingga sikap Ren yang santai ini membuatnya agak heran.
"Itu saja?" tanya Ren. "Kau tidak akan bersikap seperti ayah menakutkan yang mengancam lelaki yang menikahi anak perempuannya untuk memperlakukan Vega dengan baik, kalau tidak kau akan membunuhku?"
Alaric tersenyum tipis mendengar kata-kata Ren. "Aku tidak pernah mengancam. Aku akan langsung membunuhmu jika kau sampai menyakiti anakku."
Ia lalu berbalik dan berjalan kembali ke arah villa, meninggalkan Ren yang terpaku di tempatnya.
"Aku tahu kau akan langsung membunuhku. Jiwamu memang seorang pembunuh," gumam Ren sambil menatap kepergian Alaric ke arah villa.
Sudut matanya menangkap sosok Vega yang sedang duduk bersama ibunya di cabana di tepi kolam renang. Ia dapat melihat kedua wanita yang luar biasa cantik itu tampak seperti kakak beradik saja karena Aleksis tampak sangat muda.
Per hari ini, Ren sudah melihat lima orang alchemists yang terlihat begitu awet muda dan ia merasa sangat terkesan. Ia tahu Alaric sudah berumur di atas seratus tahun, dan Mischa hampir menginjak 50 tahun. Sophia bahkan lebih tua lagi. Ia berumur hampir 200 tahun dan Aleksis kini sudah ada di kepala empat. Tetapi mereka semua tampak sangat muda, seperti orang-orang yang masih berusia 20-an.
Dan sebentar lagi, Ren juga akan melihat anggota klan Alchemis yang lain. Ia sangat ingin tahu seperti apa penampilan Lauriel yang disebut-sebut sebagai anggota klan paling senior di umurnya yang hampir enam abad.
Ia telah banyak mendengar tentang seluk-beluk klan selama ini dari Sophia dan mengatur rencana mereka dengan matang setelah mereka tahu pasti siapa saja musuh yang harus mereka hadapi.
Hmm... satu persatu, ia akan bertemu langsung dengan mereka dan melihat sendiri seperti apa orang-orang yang selama ini diceritakan Sophia. Ren sudah mendengar bahwa orang biasa yang menikah dengan anggota klan akan mendapatkan ramuan keabadian dari Aldebar. Ia tahu bahwa nanti Caspar pasti akan menawarkannya ramuan ini sebagai suami Vega.
Inilah yang menjadi tujuan awal Ren sengaja menikahi Vega. Ia ingin menguasai formula ramuan keabadian tersebut untuk dirinya sendiri. Bagi seorang genius dan pencinta ilmu pengetahuan seperti dirinya, ini adalah harta yang paling berharga.
Ia melihat Vega melambai ke arahnya dan tersenyum lebar.
Ah... istrinya cantik sekali. Ia bukan baru menyadari hal itu, tetapi entah kenapa, rasanya hari ini Ren melihat Vega dengan pandangan berbeda.
Ia balas melambai dan tersenyum kepada Vega.
Awalnya, ia menculik Vega untuk membalas dendam kepada Alaric. Ia ingin membuat laki-laki itu menderita dan merasakan kehilangan yang teramat sangat ketika anak perempuan satu-satunya diambil darinya.
Ia kemudian menikahi Vega sebagai bagian dari rencananya untuk mengembalikan gadis itu kepada orang tuanya, setelah puas menyiksa Alaric selama bertahun-tahun. Seharusnya ia akan menikahi Vega selama lima tahun, baru kemudian mengumumkan pernikahannya kepada Vega kepada publik saat ia naik takhta sebagai raja Moravia.
Pada saat itu terjadi, mau tak mau wajah Vega akan terpampang di berbagai media di seluruh dunia dan kisah tentang latar belakang sang calon ratu akan dibahas secara mendetail oleh semua orang. Kisah tentang gadis miskin yang naik derajat dengan menikahi seorang pangeran dan kemudian menjadi ratu sebuah kerajaan di Eropa akan menarik hati sangat banyak orang.
Semua orang di berbagai zaman menyukai kisah Cinderella. Itu adalah salah satu dongeng paling laku yang tidak lekang oleh zaman. Sang Cinderella modern akan menarik perhatian begitu banyak orang, termasuk keluarga Medici dan Schneider yang akan segera menyadari bahwa Fee Lynn-Miller adalah Vega Linden yang hilang sepuluh tahun lalu.
Mereka akan mendatangi Ren dan Fee dan berkumpul kembali sebagai keluarga. Ren akan diterima masuk ke dalam klan Alchemist dan menerima ramuan keabadian. Ia akan menguasai formula ramuan itu untuk dirinya sendiri dan kemudian pelan-pelan menguasai dunia.
Sebagai anggota klan, ia akan mendapatkan informasi lengkap tentang semua kaum alchemist yang lain. Mereka tidak akan mencurigainya karena ia adalah suami Vega. Lalu, ia akan membunuhi orang-orang Alchemist satu per satu, dan hanya menyisakan orang yang ia inginkan.
Ha. Kalau Alaric bisa dengan seenaknya menentukan siapa manusia yang berhak hidup, dan siapa yang harus mati.. maka Ren juga dapat berbuat seperti itu kepada para anggota klan Alchemist.
Ia akan menentukan siapa di antara mereka yang berhak hidup dan siapa yang harus mati. Lalu, dengan formula ramuan di tangannya, ia bisa menentukan siapa saja manusia biasa yang akan menerima kehidupan abadi.
Seharusnya, begitulah yang terjadi, jika semua rencananya berjalan dengan lancar. Pamannya Karl telah menyiapkan rencana ini selama puluhan tahu, sejak Ren masih kecil, dan Ren telah membantu menyiapkan semuanya dengan tanpa cela dan tidak meninggalkan jejak.
Mereka bahkan sangat telaten dan sabar menunggu rencana mereka berlangsung selama sepuluh tahun. Mereka akan membiarkan Vega tumbuh dewasa di desa selama lima tahun sebelum kemudian Ren datang dan menikahinya.
Pernikahan mereka seharusnya berlangsung lima tahun, sebelum Ren membiarkan identitas Vega terbuka dan ia kembali kepada orangtuanya.
Tetapi sayangnya, ada begitu banyak faktor yang tidak berjalan sesuai rencana. Karena Ren melibatkan perasaannya... ia malah membuat Vega hamil dan mengacaukan semua urutan rencana mereka yang sudah disusun rapi.
Lalu dalam waktu kurang dari 1,5 tahun identitas Vega sudah terbongkar, dan kini nafsu balas dendam yang selama ini menggerakkan Ren untuk tetap maju, pelan-pelan menghilang.
Karl masih tetap ingin melanjutkan rencana mereka, dan ia mengancam Ren untuk bekerja sama.
Namun, saat ia melihat senyum tulus di wajah Vega yang kembali melambai kepadanya dari cabana, hati Ren merasa mantap untuk mengakhiri semuanya.
.
>>>>>>>
From the author:
Uwuuu... maaf yaaa, beberapa hari kemarin hanya bisa publish 1 bab, dan kemarin ga bisa sama sekali. Saya tepar karena ikut terlalu banyak seminar, ada yang dari jam 9 pagi sampai jam 7 malam. Demi mencari sesuap nasi... ahaha. Mohon bersabar yaaa.. Nanti semua sisa babnya saya publish di hari Minggu (besok).
Semoga teman-teman bisa terhibur dengan 3 bab dari Finding Stardust (Emma Stardust) setiap harinya, sambil nungguin "The Alchemists". Babnya Emma kebetulan sudah ditulis dari bbrp minggu lalu, saya tinggal publish aja. Buat yang belum baca Emma, cuss, baca ke FINDING STARDUST. Itu ceritanya bagussss dan romantissss banget.