Berita Gembira!
Berita Gembira!
"Aku hanya bercanda.. ahahaa. Aku tidak mungkin melupakan momen-momen saat kau mengandung anak-anakku karena itu semua memiliki tempat istimewa di hatiku," kata Caspar. "Aku bukan mengingatnya karena kau menyebalkan. Aku bersumpah!"
Finland menekap bibirnya dengan ekspresi kaget. Astaga...
Kalau dipikir-pikir memang bisa jadi ia hamil. Selama beberapa bulan terakhir ini datang bulannya tidak teratur karena ia mengalami rutinitas baru dengan bekerja sebagai asisten suaminya di kantor. Selama ini ia hidup terlalu santai di rumah dengan berbagai kegiatan yang ia sukai.
Kini, memiliki kegiatan rutin yang baru, membuat Finland harus banyak menyesuaikan diri. Ia sama sekali tidak mengeluh, karena ia menyukai pekerjaannya. Namun ia memang kadang merasa kelelahan.
Ia menduga datang bulannya terlambat karena stress. Tetapi... bagaimana kalau ia memang hamil?
Ia akan kembali menjadi ibu, dengan bayi yang baru di usianya yang sudah menginjak 70-an. Ia masih perlu menyesuaikan diri dengan kehidupan sebagai kaum abadi bersama keluarganya.
Finland telah memikirkan ini selama puluhan tahun dan ia mengira bahwa ia akan terbiasa...
Ternyata tidak.
Ia masih terkejut ketika suaminya menyebut-nyebut tentang kemungkinan bahwa ia hamil.
"Apa yang harus kulakukan kalau aku memang hamil?" wanita itu bertanya dengan suara serak. "Anak laki-laki kita sebentar lagi akan punya bayi, dan aku juga akan punya bayi???"
Caspar tertawa ketika mendengar perkataan istrinya. Ia memeluk Finland dengan erat dari belakang dan mengecup tengkuknya.
"Tidak apa-apa. Itu artinya anak-anak kita akan tumbuh bersama. Tidak ada yang perlu dipermasalahkan. Kita ini berbeda dari manusia biasa." Suaranya berubah menjadi serius. "Apakah kau menginginkan anak ini?"
Ruangan kamar mandi megah itu menjadi hening.
Finland kemudian menjawab dengan suara serak. "Tentu saja."
Semua orang Alchemist tahu bahwa mereka tidak akan memiliki anak kalau kedua orang tua tidak menginginkannya.
Sebenarnya sudah beberapa lama Finland memikirkan untuk memiliki kembali anak di tengah ia dan suaminya.
Bukan hanya Caspar yang merasakan rumah mereka telah menjadi sepi setelah ketiga anak mereka menjadi dewasa dan memiliki kehidupan mereka sendiri.
Finland hanya kaget dan bahagia saat mendengar bahwa L, menantu perempuannya ternyata sedang hamil dan akan segera memiliki anak lagi. Hal ini membuatnya memikirkan kembali keinginannya untuk memiliki anak.
Finland tidak dapat dapat membayangkan jika ia dan menantunya sama-sama menggendong bayi. Karena itulah, ia merasa terkejut ketika tiba-tiba suaminya mengatakan bahwa ia menduga Finland sudah hamil.
Hal ini benar-benar cukup mengejutkan. Walaupun Finland sendiri menginginkan kehamilan ini, bukan berarti ia tidak kaget saat mengetahui kemungkinan ia telah hamil.
"Ahhh.. aku sangat senang mendengarnya," kata Caspar dengan wajah lega. Ia tahu istrinya pasti menginginkan anak ini. Ia hanya perlu menerima kenyataan bahwa ia akan memiliki bayi bersama dengan menantunya.
Ia memeluk wanita itu dengan gembira. "Kita harus merayakan ini. Kau mau liburan kemana?"
"Bagaimana bisa kita liburan?" tanya Finland. "Pekerjaan di kantor kan banyak sekali. Jangan lupa berbagai rapat anggota direksi yang sudah dijadwalkan minggu depan."
"Tenang saja, ada Jan yang bisa membantuku," kata Caspar dengan santai. "Tidak ada yang lebih penting daripada istriku dan anak-anakku."
Finland tersenyum mendengar kata-kata suaminya. Ia menoleh ke belakang dan mencium bibir Caspar. "Terima kasih. Tapi kurasa aku tidak perlu liburan. Aku akan baik-baik saja dengan beristirahat di rumah selama beberapa hari."
"Hmm... baiklah kalau begitu. Aku akan ambil libur dan tinggal bersamamu selama tiga hari. Apakah itu cukup?" tanya Caspar.
Finland mengangguk. "Sudah cukup."
"Ahh.. oke, kalau begitu. Aku akan menghubungi kantor besok dan membatalkan semua janji temu kita selama tiga hari ke depan."
Mereka lalu kembali berciuman. Acara mandi bersama berubah menjadi kegiatan bermesraan. Caspar sangat bahagia karena akhirnya keinginannya terkabul.
Istrinya kembali mengandung dan mereka akan segera memiliki anak lagi. Ahh.. sungguh hari yang sangat membahagiakan!
Setelah mereka selesai mandi dan berpakaian, pasangan suami istri itu memutuskan untuk makan malam bersama sambil membahas tentang anak-anak mereka.
"Aku sudah lama tidak mendengar kabar Rune. Sekarang dia ada di mana?" tanya Finland sambil menyesap tehnya setelah mereka selesai makan malam.
"Terakhir kudengar dia ada di New York, tinggal bersama Aleksis," kata Caspar. "Kita bisa memanggilnya pulang. Sudah terlalu lama ia bertualang sendirian. Sebelum di New York, ia membantu Lauriel mengurusi beberapa hal di pedalaman Amazon."
Finland mengangguk-angguk. "Ahh.. anak itu memang sangat berbeda dari Aleksis dan London, ya."
Caspar tersenyum. "Benar. Kalau aku tidak melihat sendiri kau melahirkannya, aku pasti akan mengira dia itu anak orang lain, yang tertukar di rumah sakit."
"Ahh.. kau ini, bisa saja," kata Finland sambil memukul bahu suaminya.
"Ahh.. aku bicara yang sebenarnya, kok.." kata Caspar. "Dia itu lebih mirip Aldebar."
"Ngomong-ngomong, Aldebar sekarang ada di mana?" tanya Finland. Ia menoleh ke samping karena Skysky sudah datang dan bergerak sigap membereskan meja makan.
"Aku sudah setahun tidak mendengar kabar adikku," kata Caspar. "Mungkin ia sedang melakukan salah satu percobaan konyol yang lain."
"Oh, benar juga. Kau ingat 40 tahun yang lalu ia hendak menguji alat baru agar manusia Alchemist dapat tidur selama bertahun-tahun dan tetap hidup. Apakah ia melanjutkan percobaannya?" tanya Finland lagi.
"Kurasa ia akan melanjutkannya, tetapi ia menunggu agar alatnya siap. Waktu itu alatnya rusak sehingga ia bangun tujuh tahun lebih awal," Caspar mengingatkan.
"Adikmu itu memang sangat unik," komentar Finland sambil tertawa. "Kurasa Rune memang benar-benar seperti dirinya. Mereka berdua sama-sama tidak tertarik kepada perempuan."
Peralatan makan mereka telah selesai dibereskan. Caspar mengajak istrinya untuk bersantai di tempat tidur dan menonton film untuk membuat pikirannya tenang.
"Rumah ini rasanya memang sunyi sekali setelah anak-anak pergi," komentar Finland sambil melihat ke sekelilingnya. "Aku tidak sabar melihatnya ramai kembali."
"Kalau kau ingin rumah kita ramai lagi, kita harus membuat anak lagi, bukan hanya satu ini..." kata Caspar sambil tersenyum genit. "Kasihan dia kalau tumbuh sendirian, seperti anak tunggal rasanya."
Finland menoleh ke arah suaminya dengan kening berkerut. "Astaga... aku sudah melahirkan tiga kali. Dengan yang ini akan menjadi yang keempat. Wanita modern mana yang melahirkan sebanyak itu?"
"Ahahaha.. aku hanya memberi usul saja, kok," kata Caspar sambil memeluk pinggang istrinya. "Kau ingat bagaimana dulu Aleksis, London, dan Rune tumbuh bersama? Mereka bertiga sangat dekat dan usianya juga hanya terpaut dua tahun. Mereka menjadi sahabat satu sama lain."
"Dasar, kau hanya mencari alasan untuk punya anak terus," kecam Finland sambil menepuk tangan suaminya. "Lagipula, kita juga belum tahu pasti apakah aku hamil. Besok kita harus memeriksakan diri ke dokter kandungan."
"Baiklah, kalau itu yang kau inginkan," kata Caspar sambil tersenyum senang. "Tapi aku yakin kau hamil. Aku akan merayakannya besar-besaran kalau kita sudah mendapatkan kepastian dari dokter."
Finland tersenyum lebar, melihat kebahagiaan suaminya. Setelah menikah dengan lelaki ini selama hampir lima puluh tahun, ia telah cukup mengenal Caspar dan mengerti bahwa suaminya itu memang seorang laki-laki kebapakan.
Hal ini tentu sulit dipercaya oleh orang-orang yang mengenalnya sejak ia masih muda dulu. Caspar dulu adalah seorang playboy yang senang mempermainkan hati wanita. Ia berganti kekasih sebulan sekali, bahkan kurang.
Kini, sang casanova telah bertekuk lutut di kaki seorang wanita yang tidak peduli pada ketampanannya dan kekayaannya. Ia menyerah dan mengaku kalah. Memberikan hatinya, dan seluruh dirinya kepada wanita itu.
Kini, mereka telah hidup bahagia bersama dengan anak-anak mereka yang bahkan juga sudah memberikan cucu yang banyak. Caspar merasa sangat bahagia dengan kehidupannya sekarang.
Ia tidak mau menukar kehidupannya sekarang dengan apa pun.
"Baiklah... ini sudah malam. Sebaiknya kita tidur," kata Finland akhirnya. "Besok kita periksa ke dokter."
"Iya, sayang," kata Caspar dengan gembira. Ia mengecup kening istrinya lalu mematikan TV dan berbaring di sampingnya, memeluk wanita itu dengan erat.
***
Keesokan harinya, dugaan Caspar terbukti. Dokter kandungan yang mereka undang ke rumah mengonfirmasi semua tanda-tanda yang sudah ia amati selama seminggu terakhir ini dan menyatakan bahwa Finland Schneider memang sedang mengandung.
"Selamat, Nyonya dan Tuan," kata Dokter Small kepada pasangan yang berbahagia itu. "Kandungan Nyonya sudah berusia 10 minggu. Kondisi ibu dan janin semuanya baik-baik saja."
"Wahhh.. senang sekali!" seru Caspar sambil menarik istrinya ke dalam pelukannya. "Kita akan punya anak lagi!"
Finland hanya tersenyum manis mendengar kata-kata penuh antusiasme suaminya. "Baiklah, kau memang benar. Jadi kapan kita akan memberi tahu anak-anak?"
"Nanti sore. Sekarang masih subuh di Amerika. Aleksis dan Rune masih tidur. Biar kita beri tahu mereka semua bersama-sama," kata Caspar.
"Ah, baiklah kalau begitu.
.
.
>>>>>
Dari penulis:
Teman-teman pembaca yang baik. Mohon maaf ya, update di buku "The Alchemists" ini agak pelan, malah pelan sekali. Saya sedang sibuk dengan buku baru, "The Cursed Prince" atau "Pangeran Yang Dikutuk".
Kalau kalian belum baca bukunya, silakan tambahkan ke pustaka dan baca ya. Ceritanya lucu. Tapi eits... khusus untuk orang yang sudah dewasa, di atas 17 tahun. Di buku itu banyak konten dewasa.
Saya publish setiap hari kalau di buku tersebut. xx