Wabah Penyakit Aneh di Cosmo
Wabah Penyakit Aneh di Cosmo
Danang baru saja menjenguk Andrea di pondok es bersama Shelly. Meski dia juga sebenarnya sedih melihat kondisi Andrea, tapi dia masih bisa menutupinya dengan bercanda seperti dia biasanya.
Di malamnya, Jovano tetap mengadakan acara makan malam bersama seperti kemarin. Sedangkan Danang, dia diberikan kamar di pondok hunian besar untuk dirinya sendiri.
Pada esok paginya, Jovano mengadakan acara untuk Danang. Ia mengeluarkan ide jalan-jalan bagi Danang.
Berkali-kali Danang melongo takjub ketika dia diajak jalan-jalan berkeliling alam Cosmo meski hanya yang terdekat saja dari pondok.
Apalagi ketika dia diperbolehkan menunggangi salah satu liger besar. "Wow! Andai aku punya ponsel, aku bakalan sibuk selfi sana sini, nih! Apalagi naik macan kekar begini, kalo taruh di instagramm, bakalan heboh iri nih orang-orang!"
"Ha ha ha! Untung aja Om kagak ada ponsel saat ini, yah!" Jovano menimpali sambil dia juga duduk di atas punggung salah satu anak Noir.
"Om, jangan fotoin apapun di sini, nanti kalo viral, malah repot!" Vargana yang ikut acara jalan-jalan itu pun menyahut.
"Wa ha ha ha, iya juga, sih! Yah tau sendiri, kan, gimana netijen kalo dikasi yang uhui-uhui, pasti heboh, dah! Termasuk gue, sih! Ha ha!" Danang menyemburkan ucapan suka-suka dia.
Rombongan jalan-jalan itu terdiri dari Jovano, Danang, Vargana, Pangeran Abvru, dan juga Serafima. Mana mungkin si tomboi Serafima melewatkan kesenangan menunggangi liger besar begitu?
Mereka menyusuri daerah-daerah hijau di Cosmo, termasuk mengunjungi area tempat koloni King Kong Tubuh Besi tinggal.
Danang terpukau melihat semua yang disajikan alam Cosmo. Dan semakin lama, dia justru semakin betah tinggal di sana. Sepertinya di Cosmo, tidak perlu merisaukan apapun, tak perlu setres akan apapun, hidup bisa tentram damai.
Sungguh sebuah kehidupan ideal bagi manusia.
-0-0-0-0-
Dan keesokan harinya, kejadian di Cosmo cukup membuat kaget banyak penghuninya.
Secara mendadak dan tidak diketahui penyebabnya, Noir, Kyuna, Rogard, Kuro dan juga Shiro ... mereka tiba-tiba saja ambruk tidak memiliki tenaga. Bahkan, sepertinya kekuatan sihir yang mereka miliki juga mulai menipis.
"Ini kenapa?" Jovano yang dilapori oleh Vargana mengenai kondisi beberapa anggota Blanche pun bingung. Dia melihat semua yang disebutkan Vargana tadi secara bergantian lemas dan tidak bertenaga. "Cepat berikan mereka Buah Energi Roh!"
Vargana mengangguk dan melesat ke kebun buah yang dimaksud dan membawa satu keranjang penuh untuk disodorkan pada Kuro dan yang lainnya.
Mereka memakan Buah Energi Roh dan tubuh mereka kembali membaik meski tidak sepenuhnya. Ini sungguh membingungkan bagi Jovano.
"Apa kita perlu memanggil Kak Druana?" tanya Vargana sambil memeluk Kuro yang masih lemas.
"Bagaimana dengan Shona? Apa dia bisa menangani ini?" Jovano tidak ingin terburu-buru menyusahkan Druana yang sibuk di Underworld.
"Aku sudah memeriksa mereka tadi dan sudah mencoba memberikan energi healing aku, tapi itu segera menguap habis." Shona menjawab sambil menopang Kyuna yang lunglai di lengannya.
Dengan ini, Jovano paham, apabila Shona secara terus-menerus mengeluarkan energi Healer dia, bisa-bisa gadis itu akan kering dan menemui ajalnya demi bisa memasok energi untuk beberapa anggota yang sakit misterius ini.
"Jadi ... hanya Buah Energi Roh saja yang saat ini bisa menolong mereka?" simpul Jovano.
"Ya, hanya itu sementara yang aku ketahui. Dan itu pun tidak bisa bertahan cukup lama. Sepertinya dalam beberapa jam saja sudah akan habis, Jo." Vargana melihat ke Kuro yang terlihat lemah menyedihkan. "Kak Kuro, sebenarnya apa yang terjadi?"
"Aku ... entah apa yang terjadi pada tubuhku. Aku juga heran. Cuma rasanya tenagaku disedot dan juga daya hidupku seperti terkuras. Tidak pusing atau sakit di bagian tertentu, hanya ... lemas." Kuro mengatakan apa yang dirasakan.
"Sepertinya ...," timpal Shiro yang ikut duduk di ruang makan, "... aku merasakan tanda-tanda pelemahan itu sejak beberapa hari lalu."
"Ehh? Beberapa hari lalu?" ulang Jovano menggunakan nada tanya.
Shiro mengangguk dan memaparkan sesuai yang dia tahu. "Ini sebenarnya sudah terjadi beberapa hari lalu semenjak kita masuk ke Cosmo ini. Semenjak ... perang usai. Atau mungkin hanya aku saja yang merasakan begini?" Ia menatap anggota lainnya yang dalam kondisi sama seperti dirinya.
"Aku rasa ... apa yang diucapkan Shiro tidak keliru." Rogard kini mulai ikut bicara. Meski dia lemas, tapi sudah tertolong sedikit dengan Buah Energi Roh. "Aku memikirkan ini dan memang gejala sakit aneh ini dimulai ketika kita kembali ke Cosmo."
"Apakah ... ohh, jangan katakan bahwa ada yang salah dengan alam ini." Jovano menggelengkan kepala, tidak ingin apa yang dia pikirkan benar-benar menjadi kenyataan.
"Kuro sayank, aku membawakan sup daging untukmu." Muncullah Zevo dari arah dapur untuk membawa sebuah mangkuk berisi sup daging yang akan dia berikan ke istrinya. Vargana pun menyerahkan Kuro ke pelukan Zevo.
Tak berapa lama kemudian, muncul Shelly dengan mangkuk besar berisi sup daging, dibantu Voindra, Serafima dan Gavin yang membawa hidangan lainnya.
Sementara Jovano sedang berpikir, Zevo sibuk menyuapi Kuro penuh rasa sayang.
"Gimana, Jo, apakah kira-kira ini ada kaitannya dengan alam ini? Tapi kenapa hanya mereka saja? Aku tidak." Vargana menyuarakan keheranannya. "Atau aku perlu panggil mama dan papa ke sini untuk ikut menyelidiki ini?"
Myren dan Ronh memang telah kembali ke dunia luar, bersama dengan Revka yang juga keluar untuk bertemu suaminya.
"Jangan. Jangan. Tidak perlu. Kita belum perlu memberitahukan ini ke mereka." Jovano berkata begitu karena dia tahu bahwa para senior seperti Myren dan Ronh sedang sibuk menata kembali prajurit mereka dan membereskan kekacauan yang ditimbulkan Ivy di kutub selatan. Maka dari itu, dia tidak ingin mengganggu mereka.
"Lalu, bagaimana dong?" Vargana menatap sedih ke rekan-rekan timnya yang lunglai.
"Biarkan aku berpikir dulu," sahut Jovano. "Aku akan keluar dulu untuk menengok paman Noir. Dia juga terkena penyakit ini, kan?"
"Iya, dia juga kena." Shona menjawab dan ikut berdiri. "Ayo, aku juga ingin ikut menengok paman Noir."
"Oi, aku juga ikut, yah!" Serafima ternyata bersemangat. Itu sebenarnya bukan karena dia mencemaskan Noir, melainkan hanya ingin melihat anak-anak Noir yang menakjubkan di matanya. Sebagai seorang Nephilim, dia tidak akan menjumpai beast seperti itu di Antediluvian atau alam Nephilim lainnya.
Jovano mengangguk pada Serafima, dan mereka bertiga pun berjalan keluar dari pondok menuju tempat hunian khusus bagi keluarga Noir.
Namun, baru saja mereka tiba di depan hunian Noir, salah satu anak Noir berkata pada Jovano, "Pangeran Muda, kata saudaraku, koloni king kong juga sakit seperti ayahku!"
"Oh, tidak ...." Jovano mendesah pelan dengan wajah jatuh. Bahkan sekarang koloni king kong pun terjangkiti penyakit yang sama seperti Kuro dan yang lainnya? Kenapa bisa seaneh ini, sih?!
Jovano tak habis pikir. Kenapa harus ada hal begini?