Legenda Futian

Donghuang Diyuan Menghadapi Masalah



Donghuang Diyuan Menghadapi Masalah

"Aku tidak tahu tentang hal itu!" Donghuang Diyuan menggelengkan kepalanya. "Pada zaman kuno, itu adalah zaman para kaisar, dan ada banyak Kaisar Agung yang berkuasa kala itu. Namun, tidak banyak informasi yang tersisa setelah pertempuran para dewa berlangsung, dan tidak ada catatan sejarah yang tetinggal tentang apa pun di dalam dunia kecil ini. Namun, hal yang bisa dipastikan adalah, wanita berpakaian putih itu sudah sangat dekat untuk mendapatkan kembali kesadarannya. Menurut sepengetahuanku, dia telah tertidur lelap sebelum kita datang kemari untuk mengganggunya. Namun tetap saja, dalam jangka waktu tertentu, dia selalu tertidur setiap harinya untuk menyerap aura yang ada di dalam dunia kecil ini."      

"Jadi, bisakah kita bergerak saat dia tertidur untuk mengungkap rahasia di balik dunia ini?" Ye Futian bertanya.      

"Tidak ada rahasia di dalamnya." Donghuang Diyuan memandang Ye Futian dengan sedikit kesal. "Ini adalah Zona Terlarang Para Dewa yang selama ini telah disegel dari dunia luar."      

"Jika Puteri Donghuang menghadapi situasi antara hidup atau mati, aku yakin Donghuang Agung akan datang kemari untuk turun tangan secara langsung," ujar Ye Futian. Apa arti dari Zona Terlarang Para Dewa bagi seseorang seperti Donghuang Agung?      

Donghuang Agung sendiri adalah seorang dewa di dunia yang mereka kenal. Jika putri semata wayangnya menghadapi situasi antara hidup atau mati, bagaimana mungkin dia tidak ikut campur? Ini juga alasan kenapa Ye Futian tidak pernah bisa menyerang Donghuang Diyuan dengan gegabah. Dia tidak berani bertindak melewati batas.      

Saat mereka berbincang-bincang, Ye Futian mengerutkan kening, dan ekspresinya berubah drastis. "Gawat."      

Dia berbalik dan memfokuskan pandangannya pada suatu arah di kejauhan dan melihat satu sosok berbaju putih muncul di sana. Seperti hantu, sosok itu melayang di udara tanpa menimbulkan suara dan mendekat dengan memancarkan sebuah aura tak terlihat yang mengunci lokasi dimana Ye Futian dan Donghuang Diyuan berada.      

Donghuang Diyuan memandang ke arah Ye Futian dan berpikir bahwa jika bukan karena pertempuran mereka sebelumnya, mungkin mereka tidak akan menarik perhatian pihak lawan.      

*Whoosh* Sosok wanita itu langsung menghilang dari tempatnya, dan keinginan bertarung yang mengerikan menerjang ke arah Ye Futian seperti gelombang tsunami. Wanita yang sepertinya baru saja muncul dari dalam lukisan itu memancarkan sebuah aura yang mengerikan kepadanya.      

Sosok Ye Futian menghilang dari tempatnya dalam sekejap, dan keinginan bertarung yang menakutkan itu kini berubah menjadi sebuah aurora tinju yang tak terbatas dan sangat mengintimidasi. Pada saat yang bersamaan, terlepas dari jarak di antara mereka, keinginan bertarung itu kembali mendekati Ye Futian dan berusaha menghempaskannya.      

Sama seperti sebelumnya, satu-satunya pilihan yang dimiliki oleh Ye Futian adalah menghadapi rentetan serangan itu secara langsung dan menggunakan Buddha's Celerity untuk menghindar tepat saat tabrakan itu terjadi. Disertai dengan suara ledakan yang keras, sosok Ye Futian telah menghilang dari area ini dan muncul kembali di suatu tempat yang sangat jauh. Napasnya tampak tidak teratur.      

Ye Futian memandang ke kejauhan. Dia berhasil lolos dari serangan lawannya dengan menggunakan Buddha's Celerity, tapi apa yang akan terjadi pada Donghuang Diyuan?      

Luka-luka yang dia derita sebelumnya pasti diakibatkan oleh wanita berbaju putih tersebut.      

Pada saat ini, wanita berbaju putih itu melihat bahwa Ye Futian telah menghilang dari tempatnya, jadi dia kembali melayang menuju tempat dimana Donghuang Diyuan berada. Keinginan bertarung yang menakutkan itu sekarang menyelimuti sekujur tubuh Donghuang Diyuan.      

*Whoosh* Bayangan lain muncul di sana, yang bergerak mendekat dengan kecepatan tinggi. Serangan mengerikan itu langsung dikerahkan pada Donghuang Diyuan, tapi dia berhasil menghindarinya dengan sedikit bergerak ke samping dengan keakuratan yang luar biasa. Dia mampu menghindari serangan itu, namun keinginan bertarung yang dahsyat tersebut masih mengincarnya. Hal yang bisa dia lakukan saat ini hanyalah mengangkat tangannya dan mengerahkan serangannya sendiri.      

*Brak* Sebuah tabrakan yang dahsyat pun terjadi, dan tubuh Donghuang Diyuan terhempas ke belakang. Keinginan bertarung yang mengerikan itu menerobos masuk ke dalam tubuhnya, dan memberi dampak pada organ-organ dalamnya. Darah pun mengalir dari sudut mulutnya, karena dia belum pulih dari luka-luka yang dia derita sebelumnya. Bahkan dalam keadaan putus asa seperti ini, dia menggunakan momentum kekuatan itu untuk mundur seperti kilatan petir.      

Pergerakannya sangat rumit, dan kecepatannya sungguh mencengangkan. Namun, jika dia ingin bergerak lebih cepat, dia perlu mengeluarkan aura Jalur Agung, dan mustahil baginya untuk melakukan hal yang sama seperti Ye Futian. Dia tidak bisa bergerak di ruang hampa dengan sesuka hatinya tanpa mengeluarkan aura Jalur Agung seperti yang dilakukan oleh Ye Futian dengan Buddha's Celerity.      

Namun, pada saat ini, dia sepertinya telah memprediksi langkah lawannya dan menghindari serangan jarak dekat itu dengan tepat dan akurat. Kalau tidak, situasinya akan menjadi jauh lebih buruk dari itu.      

Wanita berpakaian putih itu mendekatinya seperti hantu, dimana dia kembali mengangkat tangannya yang ramping, dan mendorongnya ke arah Donghuang Diyuan. Donghuang Diyuan kembali menghindar, tapi kali ini, jangkauan dari serangan lawannya itu melingkupi dunia ini, dan jejak telapak dewa yang berukuran besar itu menutupi seluruh tempat. Seperti yang dikatakan Donghuang Diyuan sebelumnya, wanita yang merupakan mayat hidup ini hampir meraih kembali kesadarannya, dan kemampuannya meningkat dengan pesat.      

*Brak* Suara keras lainnya terdengar di udara. Kali ini, Donghuang Diyuan diserang dari bagian depan, dan tubuhnya kembali dipukul mundur. Dia memuntahkan darah dari mulutnya, dan wajahnya menjadi pucat. Dia menatap wanita berbaju putih di depannya itu dengan kedua matanya yang indah. Tidak ada kepanikan atau ketakutan di wajahnya, melainkan hanya kesombongan yang dingin.      

*Rawwwrr* Suara ledakan yang keras bergema di udara, tapi ternyata itu adalah suara raungan naga, dan suara tersebut mampu mengguncang bumi. Saat kekuatan Jalur Agung terpancar keluar, sebuah aura yang mengerikan menyebar ke atas langit dari sosok Donghuang Diyuan. Dia tidak bisa lagi menahan kekuatannya.      

Sosok Naga Leluhur dan Phoenix Ilahi kini telah muncul, menjaga kedua sisinya. Di dalam tubuh Donghuang Diyuan, roh dari Naga Leluhur tampaknya telah terbangun. Seekor Naga Leluhur yang berukuran sangat besar kini telah menyelimuti tubuhnya dan mengeluarkan sebuah aura yang tak tertandingi. Itu adalah aura dari dewa iblis.      

Naga Leluhur adalah pemimpin dari Legiun Naga, dewa iblis terkuat dari spesies naga, dan dianggap sebagai salah satu raja iblis paling kuat di zaman kuno. Siapa pun hanya bisa membayangkan betapa menakutkannya aura yang dikeluarkan dari sosok yang begitu menakutkan ini. Aura yang baru saja dikeluarkan adalah aura dari Naga Leluhur.      

Pada saat ini, sebuah tekanan yang menyesakkan menyebar dari atas langit, bergerak menuju Donghuang Diyuan. Tapi Naga Leluhur itu meraung ke arah langit dengan mengintimidasi, berusaha melawan aura yang menakutkan itu.      

Seluruh bagian dari dunia kecil ini tampak bersinar terang saat sebuah aura yang tak tertandingi bergerak menuju Donghuang Diyuan di bagian bawah. Ini adalah aura para dewa. Tidak boleh ada kekuatan dari Jalur Agung lainnya di dunia ini.      

Ketika Ye Futian mendeteksi aura yang menakutkan ini, dia langsung memandang ke arah langit. Dia tahu bahwa Donghuang Diyuan telah mengeluarkan kekuatannya, namun saat menghadapi wanita berpakaian putih itu, Donghuang Diyuan mungkin tidak dapat melarikan diri jika dia tidak menggunakan kekuatannya. Daripada hanya menggunakan kekuatan fisiknya untuk bertarung, mungkin lebih baik untuk mempertaruhkan segalanya agar dia bisa mendapatkan kesempatan.      

Di atas medan pertempuran, sebuah badai yang mengerikan telah membanjiri langit dan bumi saat aura dari dunia kecil itu menyebar di udara, menekan aura Naga Leluhur secara langsung. Bukan karena Naga Leluhur tidak sekuat Kaisar Agung yang menguasai dunia ini, namun Donghuang Diyuan hanya mewarisi aura sang Naga Leluhur. Kaisar Agung itu telah meninggalkan auranya di dunia ini secara khusus untuk berurusan dengan para penyusup yang datang kemari.      

*Boom* Sebuah aura yang mengerikan menekan saat Donghuang Diyuan terus terjatuh. Sepertinya tidak lama lagi dia akan dikalahkan. Meski begitu, tatapan matanya tetap terpaku ke depan saat sepasang sayap raksasa dari Phoenix Ilahi terbentang di belakangnya. Kobaran api ilahi yang mengerikan mengalir melintasi ruang hampa, mendekati wanita berbaju putih itu dan berniat untuk membunuhnya.      

Wanita berbaju putih itu kini berhadapan dengan Donghuang Diyuan, dan tatapan matanya yang kosong itu memantulkan bayangan dari sosok Donghuang Diyuan di dalamnya. Kemudian, dia perlahan-lahan mengulurkan satu tangannya, dan tiba-tiba, keinginan bertarung di antara langit dan bumi berkumpul di telapak tangannya, dan sebuah tombak yang menakutkan muncul dalam genggamannya.      

Tubuhnya kini berubah menjadi aliran cahaya dan menerjang ke arah Donghuang Diyuan. Baik itu sang wanita maupun tombak di tangannya, keduanya tampak seperti dibentuk oleh aura Dewa Perang dan bergabung menjadi satu kesatuan.      

Cakar tajam dari sang Dewa Naga diayunkan ke bawah dan bertabrakan dengan tombak yang dikerahkan oleh sang Dewa Perang. Area itu pun bergetar hebat, namun tombak itu berhasil menembus cakar sang Dewa Naga dan menghancurkannya. Dalam sekejap, tombak itu dikerahkan menuju Donghuang Diyuan dan pertahanan Jalur Agung miliknya.      

Disertai dengan suara ledakan yang keras, pertahanan itu pun runtuh dan hancur. Tubuh Donghuang Diyuan dipukul mundur saat aura yang mengerikan itu juga menimpanya. Tubuhnya melesat turun seperti kilatan cahaya dari atas langit, dan dia akhirnya menghantam permukaan tanah dengan keras.      

*Boom, Boom, Boom* Aura yang menakutkan itu terus menyerang tanpa henti, membantai secara gila-gilaan dan tanpa pandang bulu. Bahkan bayangan naga di sekitar Donghuang Diyuan kini berada di ambang kehancuran.      

Jika kekuatan aura itu dibiarkan terus menyerang di dalam dunia kecil ini, Donghuang Diyuan pasti akan binasa di sini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.