DANISH YANG PUTUS ASA
DANISH YANG PUTUS ASA
Dengan hati berdebar-debar Danish menemui dokter Anton yang menangani Ponco.
Dari hasil Ponco sendiri sudah di pastikan terjangkit virus HIV dan masih ada proses checkup lagi karena kondisi Ponco yang semakin hari daya tahan tubuhnya semakin lemah karena selain terjangkit virus HIV Ponco juga mengalami sakit ginjal dan kelenjar getah bening yang tumbuh di lehernya.
"Bagaimana dokter? apa saya juga positif HIV?" Danish dengan perasaan gelisah.
"Benar... anda juga juga sudah terpapar positif HIV hanya saja anda masih pada posisi awal dengan daya tahan tubuh yang masih cukup baik. Tapi Jika tidak lekas di tangani bisa jadi seperti saudara Ponco yang tahan tubuhnya sudah mulai melemah dan mudah terserang penyakit." jelas Dokter Anton panjang lebar.
Setelah mendengar panjang lebar penjelasan dokter Anton, seketika dunia terasa runtuh di kepala Danish... tubuhnya tiba-tiba terasa lemas duduk di kursi di hadapan dokter Anton.
Danish diam tanpa bisa bicara apa-apa lagi, semua keinginan dan harapannya seketika sirna dari pikirannya.
"Apakah aku tidak bisa lagi memiliki Ayraa? apa Ayraa akan bisa menerimaku jika tahu aku telah terjangkit virus HIV? dan bagaimana dengan kedua orang tua Ayraa apa mereka juga bisa menerimaku?" tanya Danish dalam hati dengan perasaan hancur dan sedih.
Setelah berbincang panjang lebar dengan Dokter Anton mengenai sakitnya Danish keluar dari ruangan Dokter Anton dan kembali ke kamar Ponco yang sedang menunggunya.
"Danish di mana Ayraa? Apa dia sudah pulang?" tanya Ponco merasa heran karena dari wajah Danis terlihat sekali bukannya bahagia setelah bertemu dengan Ayraa tapi terlihat sangat sedih dan hancur.
"Ayraa sudah pulang...mungkin diantara aku dan Ayraa sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi." ucap Danish dengan perasaan yang sudah putus asa.
"Kenapa bisa begitu? ada apa denganmu? tidak biasanya kamu putus asa seperti ini? ceritakan padaku! ada apa? aku tidak suka melihatmu seperti ini!" ucap Ponco menatap dalam-dalam wajah Danish yang mengalihkan pandangannya.
"Aku belum bisa menceritakan apa-apa padamu saat ini, sekarang makanlah..aku mau pulang sebentar untuk mengambil beberapa pakaian ganti." ucap Danish seraya memberikan satu kotak makanan pada Ponco kemudian pergi keluar kamar.
Masih dengan rasa penasaran yang sangat besar, Ponco berpikir sambil membuka kotak makanannya untuk di makannya.
"Apa yang terjadi pada Danish? kenapa dia terlihat begitu putus asa? bahkan sampai memutuskan hubungannya dengan Ayraa. Apa ada sesuatu yang menyebabkan dia mengambil keputusan seperti itu?" tanya Ponco dalam hati sambil mengunyah makanannya.
Tidak berapa lama setelah menghabiskan makanannya, datang Dokter Anton menghampirinya dengan membawa amplop coklat besar.
"Saudara Ponco ini hasil cek up kalian berdua ketinggalan di meja saya. Tadi saudara Danish ke tempat saya untuk mengambil hasil checkup nya. Tolong yang satu ini berikan pada saudara Danish." ucap Dokter Anton seraya beranjak dari tempatnya namun langkahnya terhenti saat Ponco memanggilnya.
"Dokter Anton boleh saya bertanya tentang sesuatu?" tanya Ponco sebelum Dokter Anton keluar dari kamarnya.
"Iya ada apa?" tanya Dokter Anton menatap penuh wajah Ponco yang terlihat sangat pucat.
"Memang Danish checkup apa Dokter? bukannya Danish sehat-sehat saja?" tanya Ponco dengan serius.
"Saudara Danish tadi pagi checkup keseluruhan setelah mendengar penjelasan dari saya tentang hasil checkup anda yang menjelaskan kalau Anda positif terjangkit virus HIV dan ternyata saudara Danish juga hasilnya positif HIV. bukannya saudara Danish sudah menceritakan pada anda mengenai kondisi Anda saat ini?" tanya Dokter Anton merasa heran.
"Oh sudah Dokter, Danish sudah menceritakan semuanya pada saya. Terima kasih Dokter." ucap Ponco dengan perasaan tak percaya kalau dirinya terkena positif HIV dan lebih tidak percaya lagi kalau Danish yang tidak sakit apa-apa juga terkena positif HIV dan Ponco sangat yakin itu semua karena dirinya hingga Danish ikut tertular.
Setelah mendengar semua penjelasan dari Dokter Anton akhirnya Ponco paham dengan sikap Danish pada Ayraa, yang pasti Ponco tahu Danish melakukannya pasti memikirkan keselamatannya Ayraa.
Dengan perasaan shock Ponco berusaha tenang dan menunggu kedatangan Danish.
***
Di rumah Ayraa...
Ayraa tidak bisa berbuat apa-apa lagi saat Ayahnya memberikan keputusan menjodohkan dirinya dengan Chello karena sampai pada saat yang telah di tentukan Danish tidak datang juga.
"Ayraa.. memang ada apa dengan Danish hingga tidak mau datang?" tanya Nicky dengan serius saat berada di kamar Ayraa dan melihat Ayraa sedang menangis.
"Aku tidak tahu Bunda, sepertinya ada sesuatu yang di sembunyikan Kak Danish dariku." ucap Ayraa yang sudah pasrah saat Ayahnya akan membicarakan perjodohannya dengan mengundang Chello dan orang tuanya.
"Apa kamu tidak ingin mencari tahu Nak? apa kamu yakin Danish tidak akan terluka setelah mendengar kamu dan Chello bertunangan?" tanya Nicky dengan serius.
"Aku harus bagaimana Bunda? aku tidak tahu lagi aku harus mencari tahu dari mana untuk mengetahui apa yang terjadi pada Kak Danish." Ucap Ayraa dengan perasaan putus asa.
Nicky terdiam merasa sedih melihat keadaan Ayraa yang terlihat sedih dan putus asa.
"Drrrrt... Drrrrt... Drrtt"
Ponsel Ayraa berbunyi dan terlihat ada nama Ponco di layar ponselnya.
"Hallo...ya Pak Ponco, ada apa?" tanya Ayraa dengan hati yang berdebar-debar karena Ayraa sangat yakin kalau Ponco pasti memberi kabar tentang Danish.
"Ayraa aku hanya ingin memberitahumu dan aku harap kamu tidak akan terkejut dengan apa yang aku katakan. Hasil checkup ku sebenarnya sudah keluar kemarin tapi Danish tidak mengatakannya padaku. Mungkin Danish tidak ingin melihatku sedih." ucap Ponco berhenti sebentar untuk menghela nafas panjang.
"Memang hasil Checkup Pak Ponco apa?" tanya Ayraa penasaran.
"Aku positif terjangkit virus HIV Ayraa." jawab Ponco dengan suara pelan.
Ayraa terdiam dengan hati dan perasaan yang sangat terkejut.
"Kok bisa seperti itu hasilnya Pak?" tanya Ayraa tak mengerti. Ayraa jadi ingat dengan ucapan Danish yang akan menjaga Ponco hingga sembuh ternyata Danish melakukannya karena tahu Ponco membutuhkan seseorang untuk menjaganya.
"Mungkin karena aku telah sering melakukan hubungan yang tidak semestinya dan sekarang inilah akibatnya. Dan tadi pagi ternyata Danish juga melakukan Checkup dan hasilnya sama denganku walau kondisi daya tahan tubuh yang berbeda." jelas Ponco dengan panjang lebar.
Ayraa terdiam terpaku di tempatnya, tanpa menghiraukan tatapan Bundanya yang menatapnya ingin tahu.
"Ayraa... kamu masih mendengarku? dengar tadi siang Danish pamit padaku akan pulang sebentar, tapi sampai sekarang Danish belum kembali juga. Aku menghubunginya tapi ponselnya tidak aktif. Bisakah kamu melihatnya ke sana? aku takut terjadi sesuatu pada Danish yang saat ini pasti hatinya sangat sedih." ucap Ponco dengan cemas.