THE BELOVED ONE

JODOH TELAH TERTULIS (2)



JODOH TELAH TERTULIS (2)

Ayraa sudah menampakan kemajuan wajahnya sudah terlihat segar saat bangun pagi.     

"Bagaimana Ayraa keadaanmu pagi ini? sudah baikan kan sayang?" tanya Nicky sambil meletakkan semangkuk bubur yang telah dibuatnya khusus untuk Ayraa.     

"Alhamdulillah Bunda sudah merasa baik." jawab Ayraa dengan malu-malu.     

"Kenapa wajahmu memerah seperti itu Ayraa? Apa karena kamu sebentar lagi akan bertemu dengan Ayah Danish?" tanya Nicky menggoda putrinya yang sudah terlihat bahagia.     

"Sedikit malu Bunda, karena aku kan belum pernah bertemu dengan ayah Kak Danish." jawab Ayraa dengan jujur.     

"Kalau wajah Danist saja sangat tampan, berarti Ayah Danish juga tampan dong sayang." ucap Nicky ikut merasakan kebahagiaan Ayraa.     

Ayraa hanya terdiam dengan wajah memerah mendengar ucapan Bundanya yang sedang menggoda dirinya.     

"Sekarang makanlah buburmu dulu, biar kamu semakin terlihat segar. Karena hari ini ayah Danish akan datang untuk menjemputmu." ucap Nicky menatap penuh wajah putrinya yang sudah semakin dewasa.     

Ayraa menganggukkan kepalanya dengan pelan. Tanpa membantah ucapan Bundanya Ayraa memakan buburnya dengan sangat lahap.     

"Bunda akan keluar sebentar, kamu bersiap-siaplah.. terutama pakaian kamu dan apa apa yang perlu kamu bawa." ucap Nicky seraya mengusap lembut rambut kepala Ayraa kemudian meninggalkan kamar.     

Di ruang tengah Nicky sudah melihat kedatangan Raka dan Hana juga Chello yang juga ingin mengenal Ayah Danish, karena bagi Raka dan Hana, Ayraa sudah seperti putrinya sendiri.     

"Sudah lama kalian datang Raka, Hana?" tanya Nicky duduk di samping Hana.     

"Barusan saja, ini Chello minta cepat-cepat datang kemari ingin tahu ayahnya Danish. Penasaran dia." jawab Hana sambil mengedipkan mata pada Chello yang hanya senyum-senyum mendapat godaan dari Bundanya.     

"Iya..kata Ponco tadi malam, Ayah Danish sudah berangkat. Seharusnya pagi ini sudah sampai disini. Tapi belum tahu lagi, sekarang baru jam delapan.. kemungkinan sebentar lagi akan datang." sahut Bagas yang semalam dapat kabar dari Ponco kalau Ayah Danish sudah berangkat untuk menjemput Ayraa.     

"Kamu sudah masak apa saja Nick untuk menyambut calon besan kamu?" tanya Hana pada Nicky dengan nada menggoda.     

"Masak menu biasa saja, hanya beberapa menu yang tidak terlalu mewah juga." Jawab Nicky dengan jujur.     

"Kenapa Han, kamu bertanya seperti itu? apa kamu sudah lapar?" goda Raka pada istrinya.     

Wajah Hana menjadi memerah mendengar godaan Raka suaminya.     

"Kalau begitu kita sarapan dulu saja sambil menunggu kedatangan ayah Danish. Tapi ngomong-ngomong dari kemarin kita belum tahu nama ayah Danish ya? Aku sampai lupa tidak menanyakan namanya." ucap Bagas sambil beranjak dari tempatnya untuk pergi ke ruang makan di ikuti yang lainnya.     

Di saat Bagas dan yang lainnya sedang menikmati sarapan pagi. Khabir yang sudah sampai di depan rumah Ayraa sangat terkejut karena rumah yang didatanginya tidak lain adalah rumah Nicky yang akan menjadi calon besannya dengan perjodohan Danish dan Putri Nicky yang dia tidak tahu namanya sampai sekarang.     

"Ya Tuhan!! bukankah ini rumahnya Nicky? apa berarti wanita yang dicintai Danish adalah Putri Nicky yang akan aku jodohkan dengan Danish?" tanya Khabir dalam hati sambil menatap rumah Nicky.     

Dengan langkah pelan Khabir masuk ke teras depan rumah Nicky dan mengetuk pintu beberapa kali.     

Cukup lama Khabir menunggu pintu terbuka, hingga kemudian tampak wajah Bagas di hadapannya.     

Wajah Bagas sangat terkejut sekali saat melihat kedatangan Khabir. Walau sudah beberapa tahun Khabir tidak datang, wajah Kabir tidaklah asing dalam ingatan Bagas. Karena Khabir lah yang membuat pikiran Bagas jadi tidak tenang dengan perjodohan antara putra Khabir dan Ayraa.     

Dan sekarang Bagas menjadi bingung di saat Ayah Danish akan datang, Khabir telah datang lebih dulu yang pasti akan menuntut perjodohan itu kembali.     

"Apa aku harus berdiri disini terlalu lama?" tanya Khabir menatap Bagas dalam dalam-dalam berusaha menenangkan hatinya.     

"Silakan masuk Pak Khabir." ucap Bagas dengan perasaan yang serba salah.     

Khabir masuk ke dalam ruang tengah dan semua yang ada di dalam menjadi sangat terkejut melihat kedatangan Khabir. Raka, Hana dan Nicky saling pandang kemudian menatap Bagas yang masih berdiri di samping Khabir.     

Tubuh Nicky menjadi gemetar apa yang ditakutkan selama ini benar-benar terjadi. Khabir datang untuk menuntut perjodohan putranya disaat waktu yang tidak tepat. Karena hari ini mereka sedang menunggu kedatangan ayah Danish yang akan membawa Aiyraa pergi.     

"Silakan duduk Pak Khabir, mungkin sudah saatnya kita harus membicarakan masalah perjodohan putra Pak Khabir dengan Ayraa." ucap Bagas mengambil tempat duduk dekat Nicky.     

Dengan perasaan yang campur aduk antara bahagia dan perasaan tidak percaya Khabir duduk di hadapan Bagas dan Nicky.     

"Begini Pak Khabir, sebelumnya kita semua disini minta maaf pada ke Pak Khabir. Kedatangan Pak Khabir untuk menjodohkan putra Pak Khabir dengan Ayraa sedikit terlambat, karena sudah sekian lama Pak Khabir tidak datang kemari. Dan hari ini sebenarnya kita sedang menunggu kedatangan ayayh dari kekasih Ayraa yaitu Danish. Jadi...kami minta maaf sedalam-dalamnya, kita tidak bisa meneruskan perjodohan antara putra Pak Khabir dan Ayraa." ucap Bagas panjang lebar dengan wajah yang sangat serius.     

Khabir terdiam sesaat, kemudian tersenyum menatap Bagas dan yang lainnya.     

"Tidak apa-apa, perjodohan antara putraku dan Ayraa dibatalkan. Tapi bukan berarti saya tidak bisa membawa pergi Ayraa untuk pergi menemui anak saya yang bernama Danish bukan? aku ke sini ini karena permintaan anakku Danish, dia sangat merindukan Ayraa untuk itu aku menjemput Ayraa agar bisa melihat keadaan Danish yang sedang sakit di sana." ucap Khabir yang membuat semuanya menjadi terpaku dan terdiam dengan pikiran yang tak percaya dengan semua yang terjadi.     

"Jadi kekasih Ayraa Danish itu adalah putra Pak Khabir?" tanya Bagas tak percaya dengan permainan takdir.     

"Bukannya dulu sewaktu aku kesini pernah mengatakan kalau putraku bernama Danish?" ucap Khabir masih teringat jelas apa yang pernah diucapkannya pada Bagas dan yang lainnya.     

"Aku tidak berpikir terlalu jauh ke masa lalu Pak Khabir, karena dunia ini kan sangat luas aku pikir Danish kekasih Ayraa orang dekat sini saja." ucap Bagas dengan pemikirannya.     

"Inilah kalau jodoh sudah tertulis, dan sekarang benar-benar terjadi bukan? kalau Danish adalah jodohnya Ayraa seperti yang pernah aku katakan dulu." ucap Khabir dengan sebuah senyuman.     

Bagas terdiam masih tidak percaya dengan semua yang terjadi selain hanya bisa menghela nafas panjang.     

"Bunda, tolong bisa panggil Ayraa untuk ke sini." ucap Bagas dengan perasaan yang sudah sangat lega karena antara Khabir dan keluarganya sudah tidak ada masalah lagi.     

Dengan perasaan lega Nicky beranjak dari tempatnya untuk memanggil Ayraa yang sedang menyiapkan segala sesuatunya untuk di bawanya pergi ke kampung halamannya Danish.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.