JODOH TELAH TERTULIS (1)
JODOH TELAH TERTULIS (1)
Tidak terlalu lama, perlahan Ayraa membuka matanya dengan kedua matanya yang berkaca-kaca.
"Benarkah Bunda?" tanya Ayraa dengan perasaan hati yang tak percaya.
"Percayalah Ayraa, barusan Pak Ponco menghubungi Bunda..dan bertanya tentang keadaanmu. Sekarang Danish dalam keadaan sakit dan sangat merindukanmu. Ayah Danish besok akan ke sini untuk menjemput agar kamu bisa melihat keadaan Danish Ayraa." jelas Nicky dengan kedua matanya yang berkaca-kaca.
"Bunda...akhirnya aku bisa bertemu lagi dengan Kak Danish, aku sangat sedih kalau mendengar Kak Danish sedang sakit disana. Aku ingin segera ke sana Bunda." ucap Ayraa sambil menangis merasakan kesedihan yang dialami Danish.
"Kamu sabar ya sayang..sekarang kamu harus makan dan harus sehat, agar besok bisa ikut bersama ayah Danish untuk melihat keadaan Danish di sana." ucap Nicky memberi semangat pada Ayraa.
Ayraa menganggukan kepalanya dengan perasaan penuh kebahagiaan.
"Sekarang Bunda ambilkan makan ya sayang? kamu harus makan banyak." ucap Nicky seraya mengusap wajah Ayraa dengan lembut.
Kembali Ayraa menganggukkan kepalanya.
Dengan hati di penuhi rasa lega dan bahagia, Nicky keluar dari kamar Ayraa untuk mengambilkan makanan buat Ayraa.
Bagas dan Chello yang sedang duduk di ruang tengah sedikit heran melihat wajah Nicky yang terlihat gembira.
"Bunda ada apa? apa Ayraa sudah sadar?" tanya Bagas mendekati Nicky yang masih berdiri dengan tersenyum.
"Ya Ayah, Ayraa langsung bangun saat aku bilang kalau Ayah Danish akan ke sini untuk menjemputnya agar bisa bertemu dengan Danish." cerita Nicky dengan hati di liputi kebahagiaan.
Bagas menatap wajah Nicky tak percaya, rasa bersalah di hati Bagas beberapa hari terakhir pada Danish dan Ayraa berangsur sedikit hilang setelah mendengar kabar dari Nicky kalau Ayah Danish akan datang.
"Syukurlah kalau Ayah Danish mau datang dan menjemput Ayraa." ucap Bagas merasa lega.
Chello yang mendengar pun ikut bahagia dengan kabar yang di dengarnya. Sudah satu minggu melihat Ayraa yang terbaring sakit membuat Chello sangat bersedih.
"Syukurlah Ayah Bunda kalau Ayraa akan bisa bertemu dengan Pak Danish. Aku mau melihat Ayraa dulu sebentar." ucap Chello kemudian bangun dari duduknya dan berjalan masuk ke kamar Ayraa.
Setelah masuk ke kamar Ayraa, Chello melihat Ayraa duduk bersandar sambil menatap foto Danish yang ada di ponselnya sebagai wallpaper.
"Ayraa." panggil Chello dengan tersenyum.
"Chello... kemarilah.. peluk aku Chell." ucap Ayraa dengan suara lemah.
Dengan tersenyum Chello mendekati Ayraa dan memeluknya dengan sangat erat.
"Bagaimana sekarang perasaanmu? sudah senang bukan?" tanya Chello menatap penuh wajah Ayraa.
"Belum Chell, aku masih belum bertemu dengan Kak Danish." ucap Ayraa menyandarkan kepalanya di bahu Chello.
"Sabar.. sebentar lagi juga akan bertemu." ucap Chello ikut bahagia melihat Ayraa bahagia kendati hatinya terluka dalam.
"Chell." panggil Ayraa seraya mengangkat menatap wajah Chello yang selalu ada dan sabar padanya.
"Ya...ada apa?" tanya Chello dengan sabar melihat kebahagiaan di wajah Ayraa.
"Terima kasih ya.. karena sudah memutuskan pertunangan kita." ucap Ayraa sambil memainkan jari-jari panjang Chello.
"Tidak bisa dengan terima kasih saja Ay, ada satu yang aku minta darimu." ucap Chello dengan sebuah senyuman.
"Em... pasti minta di cium lagi." ucap Ayraa dengan bibir manyun.
Chello tertawa lirih.
"Tidak lagi... jadi bagaimana? apa kamu mau mengabulkannya?" tanya Chello dengan serius.
Ayraa menganggukan kepalanya dengan cepat.
"Apa pun yang kamu inginkan akan aku kabulkan Chell." ucap Ayraa dengan serius.
"Aku hanya minta padamu, jaga dan bahagiakan Pak Danish. Pak Danish lebih membutuhkan kamu untuk bisa bertahan hidup." ucap Chello dengan tulus.
"Terima kasih Chell, aku terharu kamu selalu perhatian pada Kak Danish, aku berjanji padamu untuk selalu menjaga Kak Danish dengan baik." ucap Ayraa dengan tatapan penuh.
"Bagus... sekarang aku harus pulang, aku sudah bisa tenang sekarang, karena tidak lagi melihatmu sedih." ucap Chello seraya mengacak rambut Ayraa dengan sayang.
"Maaf... kalau membuat kamu cemas." ucap Ayraa menggenggam tangan Chello dengan erat.
"Tidak apa-apa, bukannya sesama sahabat harus saling mencemaskan?" ucap Chello membalas genggaman Ayraa seraya mengusap lembut punggung tangan Ayraa.
Ayraa menganggukan kepalanya lagi.
"Aku pulang sekarang ya? kamu makan yang banyak." ucap Chello mengusap wajah Ayraa kemudian bangun dari duduknya dan keluar kamar.
Dengan perasaan bahagia, Ayraa kembali menatap foto Danish yang ada di wallpaper ponselnya.
"Kak Danish.. Moga keadaan Kak Danish baik-baik saja ya? aku sangat merindukan Kak Danish, sudah tak sabar ingin melihat wajah Kak Danish." ucap Ayraa seraya mengusap foto wajah Danish.
"Ayraa." panggil Bagas yang datang bersama Bundanya dengan membawa makanan.
"Ya Ayah." sahut Ayraa tidak bisa marah pada Ayahnya yang telah mengaku kalau Ayahnya lah yang meminta Danish untuk pergi untuk menjauh darinya.
"Kamu sudah bahagia kan sayang?" tanya Bagas duduk di samping Ayraa.
"Ya Ayah, tapi aku masih kepikiran tentang Kak Danish yang sedang sakit." ucap Ayraa memeluk Bagas dan menyandarkan kepalanya di dada Bagas.
"Sudah Aiyraa, kamu tidak boleh bersedih lagi." ucap Nicky seraya ikut duduk di dekat Ayraa.
"Apa yang di bilang Bunda kamu benar Ayraa, kamu tidak boleh sedih lagi." ucap Bagas meminta sepiring nasi yang di pegang Nicky.
"Ayah suapi ya sayang?" ucap Bagas seraya menyuapi Ayraa dengan pelan.
"Ayah." panggil Ayraa dengan hati gelisah.
"Ya sayang, ada apa?" sahut Bagas masih dengan menyuapi Ayraa.
"Kalau suatu saat Tuan Khabir datang dengan putranya dan menuntut perjodohan, apa Ayah dan Bunda akan menerima perjodohan itu?" tanya Ayraa menatap wajah Bagas dan Nicky secara bergantian.
Bagas dan Nicky saling pandang, sangat sulit menjawab pertanyaan Ayraa.
"Kita berdoa saja, agar Khabir tidak datang sayang.. karena perjodohan itu ada tanpa Ayah tahu." ucap Bagas dengan pilihan yang sulit.
"Bunda.. Ayah, jangan lagi Kak Danish yang akan berkorban pergi. Aku tidak bisa melihat Kak Danish menderita lagi." ucap Ayraa dengan tatapan memohon.
"Kita lihat saat Khabir datang ya sayang, Ayah janji semua keputusan akan Ayah serahkan pada Kamu dan Danish." ucap Bagas seraya meletakkan piring yang sudah kosong di atas meja.
"Terima kasih Ayah." ucap Ayraa seraya memeluk Ayahnya dengan pelukan sayang.
Nicky ikut merasa bahagia saat melihat Bagas dan Ayraa sudah kembali saling terbuka lagi.
"Sekarang.. kamu harus jaga kesehatan kalau ingin menjaga Danish, dan kamu minta tolong sama Bunda untuk ke rumah sakit minta suntik vaksin HIV." ucap Bagas mengingatkan Ayraa agar tidak tertular Danish.