PENGAKUAN CINTA CHELLO
PENGAKUAN CINTA CHELLO
"Ya." jawab Ayraa singkat sangat kecewa dengan Chello karena tidak jujur padanya tentang perasaannya bahkan Chello sendiri tahu tentang perjodohannya juga tidak bilang padanya.
"Marah kenapa? apa marah sama aku?" tanya Chello tak mengerti.
"Tentu sama kamu, memang aku harus marah sama siapa?" ucap Aiyraa dengan wajah terlihat kesal.
"Sama aku?" tanya Chello mengkerutkan keningnya dengan tatapan tak percaya.
"Ya sama kamu!" sahut Ayraa semakin kesal karena Chello tidak merasa bersalah sama sekali.
"Aku punya salah apa?" tanya Chello seraya mengusap tengkuk lehernya tidak mengerti.
"Chello!! kenapa kamu tidak sadar juga sih! kalau sudah salah sama aku!" ucap Ayraa dengan gemas.
"Masalahnya aku benar-benar tidak aku punya salah apa sama kamu?" ucap Chello dengan bingung.
"Kenapa kamu tidak pernah bilang kalau kamu mencintai aku! dan kenapa kamu juga tidak pernah bercerita kalau kita telah di jodohkan oleh orang tua kita!" ucap Ayraa dengan tatapan kesal.
"Whattt!! kita di jodohkan???" tanya Chello dengan sangat terkejut sambil menatap wajah Ayraa dengan tatapan tak berkedip.
"Jangan berlagak terkejut! bukannya kamu sudah tahu kalau kita dijodohkan?" ucap Ayraa dengan kesal.
"Aku benar-benar tidak tahu kalau kita dijodohkan Ayraa? buat apa aku berbohong padamu?" ucap Chello dalam keadaan bingung.
"Tapi kamu benar kan bilang sama ayah kalau kamu mencintaiku?" ucap Ayraa dengan kesal.
"Kenapa kamu jadi kesal kalau aku mencintaimu?" tanya Chello dengan tersenyum.
"Chello!! jangan tersenyum! aku serius!" teriak Ayraa dengan tatapan serius.
"Ya aku juga serius Ayraa, kenapa kamu harus kesal padaku?" tanya Chello berubah serius.
"Kenapa kamu harus bilang pada Ayah! kenapa tidak bilang padaku!" ucap Ayraa dengan kedua mata melotot.
"Karena Ayah Bagas bertanya padaku...aku harus menjawabnya bukan? dan kamu.. kamu tidak pernah bertanya padaku." ucap Chello dengan tersenyum.
"Karena kamu menjawab seperti itu pada Ayah, sekarang Ayah berencana menjodohkan kita. Padahal kamu tahu sendiri aku sudah mencintai laki-laki lain." ucap Ayraa dengan jujur.
Hati Chello tiba-tiba tercubit sakit saat mendengar pengakuan Ayraa mengatakan sudah mencintai laki-laki lain.
"Apakah laki-laki itu Pak Danish?" tanya Chello dengan serius.
"Iya kamu benar... aku mencintai kak Danish dan Kak Danish juga mencintaiku. Tapi karena sesuatu hal Ayah tidak merestui hubunganku dengan Kak Danish. Dan tadi malam, Ayah memutuskan akan menjodohkan kita. Bagaimana kita bisa dijodohkan kalau tidak ada cinta?" tanya Ayraa menatap wajah Chello dengan serius.
"Tapi aku ada cinta untukmu Ayraa." ucap Chello berusaha tenang.
"Tapi aku mencintai kak Danish dan kamu sudah tahu itu, lalu bagaimana aku bisa berhubungan denganmu? sedang aku sudah menganggapmu sebagai saudara." ucap Ayraa dengan tatapan penuh.
"Sudah.. kamu jangan pikirkan hal itu lagi. Bukannya Ayah Bagas masih belum bilang pada Ayah kan?" tanya Chello berusaha menenangkan hati Ayraa walau hatinya sedikit terluka karena cintanya tidak terbalas.
"Apa? apa kamu akan menolak perjodohan ini?" tanya Ayraa dengan tatapan penuh.
"Kita akan berterus terang pada Ayah kalau kita tidak bisa tunangan karena kamu tidak mencintaiku." ucap Chello apa adanya.
"PLETAK"
"Aduhhh!! kenapa kamu menjitakku?" ucap Chello mengaduh seraya mengusap kepalanya.
"Kenapa kamu bilang hanya aku yang tidak mencintaimu! kamu harusnya bilang kita sama-sama tidak saling mencintai." ucap Ayraa dengan bibir cemberut.
"Mudah saja bilang seperti itu, tapi tidak perlu dengan menjitakku." ucap Chello dengan wajah sedih masih mengusap kepalanya yang tidak terlalu sakit.
"Yaaa maaf, sini... biar aku yang mengusapnya." ucap Ayraa seraya mengusap lembut kepala Chello yang terkena jitak.
"Tidak cukup itu saja, Tapi kamu harus mencium pipiku seperti biasanya kalau kamu habis menganiaya diriku." ucap Chello menyodorkan pipinya pada Ayraa.
"Aaahhh Chello!...aku akan menjitakmu tidak terlalu keras Chello!" teriak Ayraa dengan kesal.
"Mencium pipiku? atau tidak ada bantuan?" ucap Chello tersenyum dengan memberi pilihan pada Ayraa.
"Baiklah! tutup mata kamu." ucap Ayraa dengan kesal.
"Ingat!! kali ini ciumnya tidak boleh sekilas! harus lima menit dengan pakai perasaan." ucap Chello seraya memakai alarm waktu pada ponselnya agar berbunyi dalam hitungan lima menit.
Wajah Ayraa memerah sangat kesal tapi harus bagaimana lagi, saat ini dia benar-benar membutuhkan Chello sebagai dewa penolongnya.
"Baiklah... cepat tutup mata kamu sekarang." ucap Ayraa seraya mendekatkan wajahnya pada Chello yang sudah memejamkan matanya.
Dengan fokus Ayraa pun menutup wajahnya dan mengecup pipi Chello dengan waktu selama lima menit.
Hati Chello berdebar-debar dengan sangat kencang. Sungguh baru kali ini hatinya begitu bahagia bisa merasakan kecupan manis Ayraa di bibirnya walau ciuman itu tanpa ada cinta.
"Terima kasih Ay... kamu sudah memberikan kecupan untuk yang terakhir kalinya. Aku akan mengingat momen ini selama hidupku. Hanya kamu wanita yang aku cintai dan yang terindah dalam hidupku." ucap Chello dengan penuh perasaan merasakan kebahagiaan sesaat dalam hidupnya.
"Chell... sudah!!" ucap Ayraa sambil menjepit hidung Chello yang diam terpaku selama lima menit.
Perlahan Chello membuka matanya dengan sebuah senyuman.
"Sekarang kita tunggu sampai Ayah memanggil kita." ucap Chello masih dengan sebuah senyuman.
"Tapi benar ya Chell, kamu akan bilang kalau kita tidak ada saling cinta." ucap Ayraa mengingatkan lagi janji Chello.
"Kamu tenang saja, aku pastikan akan mengatakan hal itu. Kalau kita tidak saling cinta." ucap Chello seraya mengacak rambut Ayraa.
"Aku pegang janjimu." ucap Ayraa dengan bersungguh-sungguh.
"Ya... sekarang cepat masuk ke kelas kamu." ucap Chello mendorong pelan tubuh Ayraa agar masuk ke dalam kelasnya.
Setelah Ayraa masuk kelas, dengan langkah gontai dan hati yang hampa Chello pergi ke parkiran lagi untuk keluar sekedar mencari udara segar agar dadanya tidak merasa sesak.
***
Di rumah sakit...
"Bagaimana keadaanmu pagi ini Pon?" tanya Danish menatap Ponco dengan wajahnya yang masih pucat.
"Lumayan... sudah agak mendingan." ucap Ponco setelah semalaman Danish menceritakan semuanya yang telah terjadi antara dirinya dan Ayraa.
"Syukurlah, aku akan pergi sebentar untuk mencari makanan buat sarapan kita." ucap Danish yang pagi-pagi sudah bangun dan melakukan aktifitas olahraga.
"Aku mau buah saja Danish." pinta Ponco yang juga berusaha untuk menjaga kesehatannya.
"Baik akan aku belikan." Ucap Danish beranjak dari tempatnya dan keluar dari kamar Ponco.
Saat berjalan ke arah Kantin, Danish merasa mendengar namanya di panggil oleh seseorang.
"Danish."
Seseorang itu memanggil namanya lagi. Danish menoleh dan sangat terkejut saat melihat Ayah Ayraa yang memanggil namanya dan sudah berdiri di hadapannya.