JATUH DALAM PELUKAN PONCO
JATUH DALAM PELUKAN PONCO
Dengan perasaan dan hati yang hancur Danish pergi ke Apartemen Ponco untuk melepaskan kesedihannya pada sahabatnya Ponco.
"Ada apa denganmu Danish? kenapa kamu terlihat begitu sangat sedih dan hancur?" tanya Ponco yang masih dalam keadaan lemas.
"Aku telah benar-benar hancur Pon, orang tua Ayraa terutama Ayahnya tidak merestui hubunganku dengan Ayraa." jawab Danish duduk bersandar di dinding kamar.
"Kenapa Ayahnya Ayraa tidak merestui hubungan mu? apa ada alasannya?" tanya Ponco ikut merasakan kesedihan yang di alami Danish.
"Ayraa ternyata telah dijodohkan oleh Ayahnya Ayraa sejak Ayraa masih kecil yaitu dengan C Chello yang sekarang sudah menjadi teman dekatnya Ayraa." jawab Danish dengan sangat sedih dan hancur.
"Apa Ayraa tahu tentang hal ini? apa Ayraa tahu kamu datang ke rumahnya?" tanya Ponco mata penuh aja Danish.
"Saat aku datang ke rumahnya Ayraa tidak ada di rumah. Kemungkinan masih ada di rumah Chello karena dari pagi Ayraa dan Bundanya ada di rumah Chello. Aku tahu itu dari Ayraa sendiri saat pagi aku menghubunginya." jelas Danish dengan hati yang sangat terluka.
"Kenapa kamu tidak menunggu Ayraa saja? Kalau seperti ini bagaimana Ayraa bisa tahu tentang permasalahan ini? apa kamu akan memberitahu Ayraa?" tanya Ponco ikut merasakan kebingungan Danish.
"Mungkin aku tidak akan memberitahunya, percuma saja aku memberitahunya kalau dia sudah dijodohkan oleh Chello." jawab Danish dengan perasaan yang sudah putus asa.
"Kenapa kamu jadi putus asa seperti ini? kenapa kamu tidak cerita saja pada Ayraa dan mencari jalan keluar bersama?" ucap Ponco tidak ingin melihat Danish dalam kesedihan.
"Aku tidak tahu lagi apa yang harus aku lakukan Pon? seandainya pun aku dan Ayraa tetap melanjutkan hubungan ini Ayah Ayraa tidak akan merestui hubungan kita karena sudah menjodohkan Ayraa dengan Chello. Ayah Ayraa sendiri yang mengatakan kalau tidak akan memutuskan perjodohan mereka." ucap Danish dengan memejamkan matanya bersandar di dinding kamar Ponco.
Hati Ponco ikut terluka melihat kesedihan yang dialami Danish, dengan tubuh yang masih lemas Ponco turun dari tempat tidurnya dan menghampiri Danish.
Dengan penuh kasih sayang Ponco memeluk Danish dan berulang-ulang mengusap lembut wajah Danish.
Karena terbawa oleh kesedihannya Danish memeluk Ponco dengan sangat erat.
"Aku sangat sedih Pon, aku sangat terluka dan hancur. Aku harus bagaimana untuk mempertahankan cintaku ini? kenapa jadi seperti ini?" ratap Danish seraya memeluk Ponco dengan sangat erat.
Karena terdorong rasa cintanya yang begitu besar pada Danish, Ponco mencium bibir Danish dengan penuh perasaan berusaha untuk menghilangkan rasa kesedihan Danish.
Tanpa mereka sadari keduanya pun saling membalas ciuman dan akhirnya pun melakukan hal yang sudah pernah mereka lakukan dengan saling memeluk dan mencium juga bercinta.
Danish sudah terjatuh lagi dalam pelukan Ponco karena kesedihan yang sangat mendalam yang tidak bisa dia tahan lagi.
Saat Danish tersadar dengan apa yang dilakukannya Danish semakin terluka, perasaannya semakin hancur. Danish memukul dinding dengan kedua tangannya hingga kedua tangannya berdarah.
Ponco yang ikut merasa bersalah duduk bersandar di dinding mengusap wajahnya dengan kedua tangannya.
"Maafkan aku Danish, bukan maksud untuk mengajak mu melakukan hal seperti itu lagi. Aku hanya ingin menenangkan hatimu agar tidak terlalu sedih, aku ikut merasakan kesedihanmu. Aku tidak rela melihatmu seperti ini Danish." ucap Ponco menyesali semua yang telah terjadi.
"Ini bukan semua salahmu, aku juga bersalah dalam hal ini. Kenapa aku larut dalam kesedihan sampai aku melakukan hal seperti itu lagi. Padahal aku sudah berjanji pada Ayraa untuk tidak melakukan hal itu lagi. Aku sudah tidak pantas untuk Ayraa, aku sudah mengkhianatinya. Aku sudah menjadi laki-laki yang terbuang, yang tidak diharapkan oleh siapapun...baik Ayah Ayraa ataupun Ayraa." ucap Danish menangis dalam kesedihannya.
"Jangan bilang seperti Danish, kamu laki-laki yang sangat berharga. Aku yakin Ayraa sangat mencintaimu. Ayraa pasti akan mempertahankan kamu." ucap Ponco menatap wajah Danish dengan perasaan bersalah karena telah menjerumuskan Danish pada lubang yang semakin dalam.
Danish terdiam tidak membalas ucapan Ponco selain memejamkan matanya menyesali semua apa yang barusan ia lakukan.
"Sebaiknya kamu istirahat Danish, aku akan membuatkan teh hangat untukmu." ucap Ponco dengan tubuh lemas berusaha bangun dari tempatnya.
Dengan tubuh yang sangat lemas dan kedua matanya yang berkunang-kunang Ponco berjalan keluar arah pintu namun...
"BRUKKKK"
Tubuh Ponco ambruk ke lantai dan pingsan di hadapan Danish.
"Ponco!!" panggil Danish seketika bangun mendekati tubuh Ponco yang tergeletak di lantai.
Dengan sekuat tenaga Danish mengangkat tubuh Ponco dan membaringkannya di atas tempat tidur.
Dengan panik Danish berulang kali memanggil nama Ponco namun Ponco masih belum sadarkan diri.
Kukit tubuh Ponco sangat panas, dengan cepat Danish ke dapur untuk mengambil sebaskom air untuk mengompres Ponco.
Karena terlalu fokus dengan keadaan Ponco, Danish tidak mendengar panggilan ponselnya dari Ayraa.
Dengan perasaan cemas Danish mengompres Ponco secara berulang-ulang.
Setelah beberapa menit mengompres Ponco, perlahan Ponco membuka matanya tersadar dari pingsannya.
"Danish? apa yang terjadi?" tanya Ponco merasakan kedua matanya masih berkunang-kunang dan kepalanya terasa berat.
"Kamu pingsan lagi, sebaiknya kita ke rumah sakit. Kamu harus checkup saat ini juga." ucap Danish beranjak dari tempatnya mengambil beberapa pakaian Ponco dari dalam almari dan di masukkan ke dalam tas ransel untuk berjaga-jaga kalau Ponco harus di rawat di rumah sakit.
"Aku tidak mau Danish, aku hanya mau ke dokter saja. Aku tidak mau ke rumah sakit lagi." ucap Ponco dengan suara lemah.
"Kalau kamu tidak mau ke rumah sakit, aku akan pulang dan tidak akan pernah ke sini lagi. Bagaimana?" ancam Danish agar Ponco mau di bawa ke rumah sakit untuk checkup.
Karena tidak ingin kehilangan Danish akhirnya Ponco mau untuk di bawa ke rumah sakit.
Dengan di papah Danish, akhirnya Ponco mau di bawa ke rumah sakit untuk checkup.
Tiba di rumah sakit, Danish langsung membawa Ponco ke ruang UGD agar bisa di periksa dan meminta pada Dokter agar Ponco di rawat di rumah sakit saja.
Karena terlalu sibuk mengurusi Ponco di rumah sakit, Danish sama sekali tidak memperhatikan ponselnya yang berulang kali bunyi panggilan dari Ayraa.
Ayraa yang sudah pulang dari rumah Chello merasa cemas karena berulang kali menghubungi Danish tapi tidak di angkat sama sekali, bahkan pesannya juga masih belum di baca.