THE BELOVED ONE

MELIHAT KEADAAN DANISH



MELIHAT KEADAAN DANISH

"Tidak usah Ayraa, lebih baik kamu ke Apartemen Danish dan temui dia. Saat ini Danish pasti sangat membutuhkan kamu, aku tidak ingin terjadi sesuatu pada Danish." ucap Ponco yang sudah berada di dalam taxi.     

"Ya Pak... hati-hati ya Pak." ucap Ayraa merasa ikut cemas.     

Ayraa mengambil nafas panjang sambil menatap kepergian Ponco yang pergi ke rumah sakit.     

Dengan hati campur aduk, Ayraa berjalan keluar kampus untuk mencari taxi dan pergi ke Apartemen Danish.     

Tiba di Apartemen Danish, Ayraa melihat suasana Apartemen Danish terlihat sangat sepi.     

"Sepertinya apartemen Kak Danish sangat sepi. Apakah Kak Danish ada di dalam atau tidak ya?" ucap Ayraa sedikit ragu untuk masuk ke dalam Apartemen.     

Karena sudah terlanjur sampai di apartemen Danish, Ayraa memberanikan diri melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam Apartemen.     

"Tok... Tok...Tok"     

Ayraa mengetuk pintu beberapa kali tetapi tidak ada sahutan dari dalam dan juga tidak ada yang membukakan pintu.     

Melihat pintu apartemen tidak terkunci, Ayraa memberanikan diri membuka pintu itu dengan sangat pelan.     

Suasana ruang tamu terlihat sangat sepi apalagi dalam keadaan lampu yang tidak menyala. Dengan terpaksa Ayraa menyalakan ponselnya untuk mencari colokan listrik ruang tamu.     

Setelah ruang tamu lampunya kembali menyala Ayraa menatap ke sekeliling arah ruangan untuk mencari keberadaan Danish, tapi tidak ada ada Danish di manapun.     

Dengan rasa trauma yang tinggi Ayraa berjalan ke arah kamar Danish dimana di saat terakhir kali Ayraa masuk di kamar Danish Ayraa melihat Danish sedang berpelukan sama Ponco dan itu sangat membuatnya trauma dan sangat terluka.     

Dengan hati berdebar-debar Ayraa membuka pintu kamar Danish. Ayraa mengkerutkan keningnya karena ada tidak ada Danish di sana kecuali pemandangan kamar yang sangat berantakan dan botol-botol minuman yang berserakan.     

Hati Ayraa mulai di liputi rasa cemas saat mendengar suara gemericik air di kamar mandi Danish.     

"Kak Danish... apa dia ada di dalam kamar mandi? apa Kak Danish baik-baik saja di dalam sana?" tanya Ayraa dalam hati dengan perasaan yang tiba-tiba merasa cemas.     

Dengan cepat Aira berjalan ke arah kamar mandi dan memegang knop pintu untuk memastikan kamar mandi itu terkunci atau tidak.     

Karena kamar mandi tidak terkunci Ayraa memanggil nama Danish dengan cukup keras.     

"Kak Danish! Kak Danish!!! apa Kakak ada di dalam?" tanya Ayraa masih di luar kamar mandi dengan hati semakin cemas.     

Berkali-kali Ayraa memanggil Danish tapi tidak ada sahutan dari dalam kamar mandi selain hanya terdengar suara gemericik air yang secara terus-menerus.     

Dengan terpaksa Ayraa memberanikan diri membuka kamar mandi, dan apa yang dilihatnya membuat hati Ayraa sangat terkejut dan semakin merasa bersalah.     

"Kak Danish!!! apa yang kakak lakukan? kenapa Kak Danish melakukan hal nekat seperti ini?" tanya Ayraa saat melihat Danish tergeletak dengan darah yang keluar dari urat nadinya.     

Dengan cepat Ayraa mengeluarkan saputangan dari tasnya dan mengikat kuat pergelangan tangan Danish yang masih mengeluarkan darah.     

"Ya Tuhan... untung saja aku kemari, kalau aku tidak kemari bagaimana keadaan Kak Danish?" ucap Ayraa sambil mematikan air yang mengguyur tubuh Danish di lantai kamar mandi.     

"Ayraa." panggil Danish dengan suara lirih saat mendengar suara Ayraa yang menangis dan memanggil namanya.     

Sambil menangis Ayraa mengangkat tubuh Danish yang masih setengah sadar dan membawanya ke tempat tidur.     

Dibaringkannya tubuh Danish di atas tempat tidur masih dalam keadaan tubuh dan pakaian yang basah.     

"Ayraa." panggil Danish merasa tidak percaya kalau ada Ayraa di hadapannya.     

"Ya Kak...aku Ayraa, Kak Danish tenang dulu ya.. tangan Kak Danish terluka." ucap Ayraa menyelimuti tubuh Danish dengan selimut tebal.     

Ayraa bangun dari tempatnya untuk mencari kotak obat-obatan. Setelah menemukannya Ayraa membawanya ke kamar Danish.     

Dengan penuh perhatian Ayraa mengobati luka Danish yang untungnya tidak terlalu dalam.     

Danish menatap Ayraa tanpa berkedip, masih tidak percaya dengan kedatangan Ayraa.     

"Ayraa." panggil Danish dengan suara hampir tidak terdengar.     

"iyakah sahut Aira masih dengan mengobati luka ditangan Danis     

"Apakah ini semua nyata Ayraa? aku tidak bermimpi kan? kamu benar-benar Ayraa kan?" tanya Danish menatap penuh wajah Ayraa.     

"Iya Kak Danish...Aku Ayraa, Kak Danish tidak bermimpi. Aku ada disini, dan aku sangat terkejut melihat keadaan Kak Danish dalam keadaan seperti ini.. apa yang kakak pikirkan? sampai Kak Danish melakukan hal seperti ini?" tanya air dengan kedua matanya yang berkaca-kaca.     

"Aku putus asa Ayraa, karena aku tidak bisa melihatmu lagi. Aku sangat terluka, saat kamu meminta aku untuk tidak menemuimu lagi. Untuk apa aku hidup, kalau tidak bisa bersamamu Ayraa." ucap Danish dengan kedua mata yang lepas dari wajah Ayraa.     

Hati Ayraa menangis sedih, mendengar semua apa yang dikatakan Danish. Rasa bersalah kembali menyeruak di hati Ayraa saat mengingat apa yang diceritakan semuanya oleh Ponco.     

"Maafkan aku Kak Danis, maafkan aku... saat itu, hatiku benar-benar terluka dengan sikap Kak Danish yang telah tega membohongi aku dengan menyembunyikan hubungan Kak Danish dengan Pak Ponco. Tapi sekarang aku sudah mengetahui semuanya. Pak Ponco telah menceritakannya semuanya padaku." ucap Ayraa dengan tatapan bersalah.     

"Ponco bercerita apa Ayraa?" tanya Danish menjadi pucat seketika, merasa malu pada Ayraa.     

"Menceritakan semua dari awal bagaimana ketika Pak Ponco membutuhkan Kak Danis, dan Kak Danish membantunya agar bisa semangat dan bangkit lagi." ucap Ayraa mengusap lembut wajah Danish.     

"Apa hanya itu saja?" tanya Danish dengan tatapan penuh.     

"Semuanya Kak...aku sudah mengetahui semuanya, jadi jangan lagi Kak Danish menyembunyikan apapun dariku." ucap Ayraa membalas tatapan Danish penuh rasa sayang.     

"Aku tidak tidak akan lagi menyembunyikan apapun padamu Ayraa, aku berjanji masa laluku akan aku ceritakan padamu semua, baik dengan Ponco ataupun dengan yang lainnya aku ingin kamu mengetahui semua tentang diriku." ucap Danish dengan perasaan lega.     

"Dengan yang lainnya juga ya Kak? banyak dong pacar Kak Danish." ucap Ayraa menggoda Danish.     

Wajah Danish memerah menahan malu.     

"Bukan pacar Ayraa, tapi mereka yang menyukaiku. Aku belum pernah mencintai siapapun Ayraa, kamu cinta pertamaku." ucap Danish dengan bersungguh-sungguh.     

"Aku juga belum pernah mencintai siapapun Kak, Kak Danish juga cinta pertamaku." ucap Ayraa dengan tersenyum.     

Danish tersenyum di balik wajahnya yang terlihat pucat.     

"Kak Danish ganti pakaian dulu ya, aku tidak mau Kak Danish sakit lagi." ucap Ayraa penuh dengan perhatian.     

Hati Danish meleleh dengan perhatian Ayraa.     

"Bisakah kamu memelukku sebentar saja Ayraa." pinta Danish dengan tatapan penuh rindu.     

Dengan penuh perasaan Ayraa memeluk Danish dengan sangat erat.     

"Aku mencintaimu Ayraa, sangat mencintaimu." bisik Danish dengan hati bahagia.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.