THE BELOVED ONE

MENGAKU SEBAGAI KEKASIH



MENGAKU SEBAGAI KEKASIH

"Sudah tidak ada kesempatan lagi Pak, cepat pergilah." ucap Ayraa kemudian menutup wajahnya dengan sebuah bantal.     

"Ayraa, tidak boleh bersikap seperti itu pada Pak Danish hormati orang yang lebih tua Nak." ucap Nicky yang tiba-tiba sudah datang dengan membawa sebuah minuman.     

Mendapat teguran dari Bundanya, terpaksa Ayraa bangun dari tidurnya dan duduk bersila menghadap ke arah Danish.     

"Tolong bisa di maafkan atas sikap Ayraa ya Pak." ucap Nicky semakin paham kalau antara putrinya dan Dosennya ada suatu hubungan.     

Hati Danish sedikit teredam saat mendapat dukungan dari Bunda Ayraa dan itu di pakai Danish untuk terbuka sekalian pada Bunda Ayraa walau tidak menceritakan hal yang memalukan.     

"Tidak apa-apa Bu, sebenarnya saya ke sini merasa cemas ketika mendengar dari Anna kalau Ayraa sakit." ucap Danish dengan jujur sambil melirik ke arah Ayraa yang menundukkan wajahnya.     

"Wahh... sungguh suatu kehormatan bagi kami atas perhatian Pak Danish pada Ayraa." ucap Niki sambil melihat wajah Ayraa yang terlihat malu.     

"Begini Bu, sebelumnya saya minta maaf karena baru sekarang bisa ke sini. Sebenarnya saya adalah kekasih Ayraa. Dan kemarin antara saya dan Ayraa ada salah paham yang membuat Ayraa marah sama saya. Saya ke sini berusaha untuk menjelaskan pada Ayraa, tapi sepertinya Ayraa masih sangat marah sama saya. Jujur saya serius dengan Ayraa dan ingin menjadikan Ayraa sebagai istri saya." jelas Danish dengan panjang lebar.     

Nicky mendengarkan dengan seksama apa yang dijelaskan Danish.     

"Apa benar yang dikatakan Pak Danish Ayraa? kalau kamu adalah kekasihnya Pak Danish?" tanya Nicky pada Ayraa dengan wajah serius.     

Ayraa terdiam bingung untuk menjawab pertanyaan Bundanya, karena apa yang dikatakan Danish ada benarnya dan juga tidak ada benarnya karena dari kejadian kemarin dia sudah memutuskan Danish.     

"Jangan diam saja Ayraa? jawab pertanyaannya Bunda? apa benar kamu adalah kekasihnya Pak Danish?" tanya Nicky lagi dengan serius.     

Hati Danish berdebar-debar menunggu jawaban Ayraa atas pertanyaan Bundanya.     

"Benar Bunda, tapi aku ingin putus Bunda karena aku sudah tidak mencintainya lagi." ucap Ayraa berbohong.     

"Ayraa, tidak baik mempermainkan perasaan dan cinta seseorang. Kalau memang benar seperti yang dikatakan Pak Danish kalian ada masalah, seharusnya selesaikan dengan baik-baik cari jalan keluarnya. Ayraa mengerti tidak bagaimana Bunda dengan Ayah kalau ada masalah? tidak ada pertengkaran, tapi duduk bicara untuk mencari jalan keluar. Sekarang...Bunda ingin kamu menyelesaikan masalah kamu dengan Pak Danish dengan cara yang baik. Kamu mengerti Ayraa." ucap Nicky dengan penuh wibawa.     

Ayraa terdiam, tidak bisa membantah ucapan atau perintah Bundanya.     

Danis mengambil nafas lega karena Bunda Ayraa lebih bisa mendukungnya untuk bisa mempertahankan Ayraa.     

"Sekarang Bunda akan meninggalkan kalian berdua. Bicaralah dengan baik dan cari jalan keluar yang terbaik. Bunda tidak mau anak bunda mempermainkan perasaan orang lain. Ingat itu ya...Ayraa." ucap Nicky sambil mengusap wajah Ayraa.     

Setelah Nicky keluar dari kamar, Danish duduk dekat di samping Ayraa dan menatap penuh wajah Ayraa yang masih memalingkan muka darinya.     

"Ayraa, dengarkan aku.. aku sungguh-sungguh minta maaf, tidak ada niat aku untuk membohongi kamu. Aku hanya tidak ingin kamu kecewa kalau mengetahui aku mempunyai kekasih seorang laki-laki apalagi itu Ponco dosen kamu. Aku ingin memutuskan Ponco sebelum kamu mengetahui semuanya." jelas Danish dengan suara bersungguh-sungguh.     

Ayraa masih berdiam diri, tidak memperdulikan apa yang dikatakan Danish. Rasa sakit hatinya masih tetap dirasakannya dengan kebohongan Danish yang menyembunyikan hubungannya dengan seorang laki-laki.     

"Aku hanya tidak habis pikir, kenapa aku bisa mengenal Kak Danish yang ternyata adalah seorang pembohong besar yang tidak jujur dan mengakui apa yang sebenarnya terjadi. Aku tidak bisa memaafkan kakak, sangat sakit melihat hal itu Kak! sekarang sebaiknya Kak Danish pulang saja. Aku masih belum ingin bertemu dengan Kak Danish. Kalau nanti Bunda bertanya bilang saja kalau masalah kita sudah selesai dengan baik-baik." ucap Ayraa dengan nada dingin.     

Hati Danish hancur sudah mendengar ucapan Ayraa yang tidak bisa memaafkannya dan juga masih belum Ingin bertemu dengannya lagi.     

"Maafkan aku Ayraa, walau kamu membenciku atau marah padaku dan tidak ingin bertemu denganku. Aku tetap akan menganggapmu sebagai kekasihku, dan aku bersungguh-sungguh dengan hubungan kita ini. Aku akan kesini seminggu sekali untuk melihatmu. Dan untuk kamu tahu saja, Bunda kamu sudah mengetahui hubungan kita, dan aku akan tetap menjaga hubungan ini sampai kamu menjadi istriku suatu saat nanti." ucap Danish dengan bersungguh-sungguh.     

Hati Ayraa sedikit tersentuh saat mendengar ucapan Danish, tapi rasa sakit kembali menyeruak saat mengingat apa yang telah terjadi antara Danish dan Ponco.     

"Terserah apa yang Kan Danish bilang. Saat ini hatiku masih tertutup untuk Kak Danish. Kalau memang Kak Danish mau ke sini silakan saja, tapi aku tidak mau bertemu dengan Kak Danish." ucap Ayraa dengan suara pelan.     

"Aku tidak akan putus asa mendapat mendapatkan hatimu lagi Ayraa, aku akan membuktikan kalau aku bersungguh-sungguh padamu dan berubah karena kamu." ucap Danish menatap penuh wajah Ayraa.     

"Sebaiknya, sekarang Kak Danish pulang. Aku mau istirahat, semalaman aku tidak bisa tidur. Dan tolong, kalau nanti Bunda bertanya bilang saja kalau kita tidak ada masalah lagi." ucap Ayraa kemudian berbaring dan menutup wajahnya dengan sebuah bantal.     

Denis menghela nafas panjang berusaha untuk lebih bersabar menghadapi sikap Ayraa yang masih marah padanya.     

Dengan hati sedih Danish keluar dari kamar Ayraa dan menemui Bunda Ayraa yang sedang duduk di teras depan rumah.     

"Bagaimana Pak Danish? apa masalah kalian sudah bisa terselesaikan dengan baik? maafkan anak saya Ayraa, karena dia memang masih kecil dan tidak mengerti apa apa. Apalagi Ayraa belum pernah mempunyai seorang kekasih, jadi saya mohon pak Danish bisa lebih bersabar dan bisa memakluminya." ucap Nicky berusaha menengahi masalah yang telah ada.     

"Iya Bu, saya akan selalu bersabar dan menunggu sampai Ayraa tidak marah lagi sama saya. Memang semua masalah yang ada adalah kesalahan saya yang tidak jujur pada Ayraa." Ucap Danish masih belum siap untuk menceritakan semuanya pada Bunda Ayraa.     

"Bukannya saya tidak ingin tahu tentang masalah Pak Danish, tapi saya percaya Pak Danish bisa menyelesaikan masalah yang ada dengan sangat baik." ucap Nicky yang masih bersyukur karena kejadian ini Bagas masih belum pulang dari luar kota. Seandainya saja Bagas tahu kemungkinan Ayraa sudah tidak diperbolehkan lagi berhubungan dengan siapapun, karena Nicky sudah tahu kalau Ayraa akan di jodohkan dengan Chello.     

"Terima kasih Bu, atas kepercayaannya sama saya. Saya berjanji akan menjaga Ayraa dengan sangat baik." ucap Danish bersungguh-sungguh.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.