THE BELOVED ONE

SEMUA TELAH BERAKHIR



SEMUA TELAH BERAKHIR

Danish menatap wajah Ponco dengan tubuh lemas tidak bertenaga. Tubuhnya lemas di atas tubuh Ponco yang memeluk dan menciuminya.     

"Kak Danishhhh!! Pak Poncoo!!" apa yang telah kalian lakukan!! ini...ini...sungguh sangat memalukan!! apa yang kalian lakukan? bukankah kalian berdua laki-laki? Ya Tuhan!! apa yang barusan aku lihat ini? sungguh aku tidak mempercayainya. Kak Danish!!! apa yang kalian lakukan!!" teriak Ayraa melihat Danish dan Ponco saling berpelukan dalam keadaan telanjang.     

Lamat-lamat Danish mendengar suara Ayraa. Danish mendongakkan kepalanya dan menatap wajah Ayraa yang sudah berderai air mata. Danish diam terpaku tidak bisa berkata apa-apa selain hanya menatap wajah Ayraa dengan kesadarannya yang masih belum sadar sepenuhnya.     

Dengan hati yang penuh dengan rasa kecewa Ayraa berlari keluar dari apartemen Danish dan berlari ke tempat Chello yang sedang menunggu di atas motornya.     

Ayraa sangat menyesal telah datang sesuai permintaan Danish dalam pesannya yang mengatakan hidupnya akan segera berakhir kalau dirinya tidak datang.     

Hanya karena pesan itulah Ayraa nekat meminta tolong pada Chello untuk mengantarnya ke Apartemen Danish. Tapi dengan apa yang dilihatnya sekarang membuat Ayraa merasa malu dan tidak bisa lagi memaafkan apa yang telah Danish lakukan.     

Bukan masalah Danish telah melakukan hubungan dengan kekasihnya sebagai suami istri, tetapi kebohongan Danish yang telah menyembunyikan kekasihnya yang ternyata seorang laki-laki dan bukan seorang perempuan. Apalagi saat diketahuinya laki-laki itu adalah dosennya sendiri yaitu Pak Ponco.     

Hati Ayraa merasa sangat kecewa dan tidak akan bisa lagi memaafkan apa yang telah Danish lakukan padanya. Sungguh sangat memalukan dan tidak bermoral.     

"Ada apa Ayraa? kenapa kamu menangis? bukannya kamu mau mengambil buku di tempatnya Pak Danish? kenapa kamu menjadi menangis?" tanya Chello dengan heran.     

"Tidak ada apa-apa Chell, ayo kita pulang." jawab Ayraa sambil mengusap air matanya.     

"Sungguh kamu yakin tidak ada apa-apa? kalau tidak apa-apa, kenapa kamu sampai menangis seperti itu? ceritakan padaku?" tanya Chello lagi yang tidak bisa dibohongi, karena sudah jelas ada airmata di kedua air mata Ayraa.     

"Sungguh tidak ada apa-apa Chell, ayo..cepat antarkan aku pulang, ada pekerjaan yang harus aku lakukan di rumah." ucap Ayraa yang tidak bisa menceritakan hal yang memalukan pada Chello. Cukup dia saja yang tahu dengan kelakuan minus Danish dan Ponco.     

Tiba di rumah Ayraa menumpahkan tangisannya di balik bantal tempat tidurnya. Berkali-kali Ayraa menghela nafas panjang dan mengutuk dirinya karena telah begitu saja percaya pada Danish.     

"Aku sungguh tak percaya padamu Kak Danish, hal seperti ini...yang begitu sangat penting, kak Danish sembunyikan dariku. Kenapa kak Danish tidak berterus terang saja, kalau kekasih Kak Danish itu adalah seorang laki-laki yaitu Pak Ponco. Kenapa harus menyembunyikan dariku?" ucap Ayraa dalam hati sambil mengusap air matanya yang masih saja terus mengalir deras.     

"Buat apa aku menangis? tidak pantas aku menangisi hal yang sangat memalukan. Aku harus bisa melupakannya. Masih banyak laki-laki yang baik yang bisa dipercaya yang bisa menawarkan kebaikan." ucap Ayraa dalam hati sambil memejamkan kedua matanya.     

***     

Di kamar Danish...     

"Ada apa ini Ponco? kenapa aku telanjang seperti ini? apa yang telah kamu lakukan padaku Ponco? katakan!!! aku tidak ingat dengan apa yang aku lakukan barusan! pasti kamu telah melakukan sesuatu padaku bukan? katakan Ponco!! kenapa kamu tega padaku?" teriak Danish sambil mengguncang kedua bahu Ponco.     

"Aku tidak tahu apa-apa Danish! Aku hanya ingin bercinta denganmu! aku tidak tahu kalau Ayraa datang dan aku juga tidak tahu kenapa Ayraa bisa kesini? kalau kamu tidak percaya, kenapa kamu tidak bertanya sendiri pada Ayraa! Aku hanya ingin bercinta denganmu saja! tidak hal lainnya." Jawab Ponco menyembunyikan kebohongannya.     

'Aku tidak percaya! Aku tidak percaya padamu Ponco! ini memang niatmu kan? kamu ingin menghancurkan aku kan? kamu ingin memutuskan hubunganku dengan Ayraa bukan? katakan Ponco!! katakan padaku!" teriak Danish dengan wajah yang sudah merah padam.     

"Aku sungguh-sungguh tidak tahu Danish!! bagaimana aku bisa mengakui kalau aku tidak melakukan hal itu!! aku hanya ingin bercinta denganmu saja sayang? kenapa kamu begitu benci padaku? kenapa kamu tidak percaya padaku? apakah selama dua tahun ini kesetiaanku tidak bisa kau rasakan?" tanya Ponco dengan perasaan terluka.     

"Aku tidak peduli dengan itu semua!! aku hanya ingin hidup secara normal. Sudah berapa kali kukatakan padamu! Aku hanya ingin hidup secara normal, mencintai seorang wanita yang akan menjadi istriku. Sekarang! pergilah dari hadapanku Ponco!! Aku tidak ingin melihatmu lagi!! aku tidak peduli dengan ancamanmu lagi! katakan saja pada semuanya tentang hubungan kita aku tidak peduli!! aku hanya peduli pada wanita yang aku cintai. Sekarang pergilah! cepat pergi!!! tinggalkan tempat ini dan jangan pernah ke sini lagi!" teriak Danish sambil melempar semua barang yang ada di hadapannya.     

Dengan perasaan sedih Ponco mengambil kopernya dan pergi meninggalkan Danish seorang diri.     

Danish bersimpuh di lantai meraung dan menangis menyesali semua yang telah terjadi.     

Danish sudah tahu lagi apa yang harus diperbuatnya untuk menjelaskan pada Ayraa saat ini, pasti Ayraa sudah sangat membencinya.     

"Ayraa, maafkan aku.. aku mohon, jangan pernah berpikir untuk meninggalkan aku Ayraa. Aku sungguh-sungguh mencintaimu. Ayraa maafkan aku.. aku tidak menginginkan hari ini terjadi lagi, tapi kenapa semua ini harus terjadi? disaat aku sangat mencintaimu Ayraa." ratap Danish dengan suara yang terluka.     

Sambil memakai pakaiannya kembali, Danish mengambil ponselnya yang ada di balik bantal.     

Danish berusaha menghubungi Ayraa dan ingin menjelaskan semuanya pada Ayraa.     

Namun berkali-kali Danish menghubungi Ayraa ponsel Ayraa sudah tidak aktif lagi.     

Danish semakin terluka tidak tahu lagi apa yang harus diperbuatnya selain menyesali semua yang telah terjadi.     

"Ayraa... kenapa kamu tidak memberiku kesempatan untuk menjelaskan. Kenapa ponselmu harus tidak aktif? Aku ingin menjelaskan semuanya padamu Ayraa? Aku tidak ingin ada kesalahpahaman diantara kita! bukan maksudku untuk membohongimu Ayraa. Aku hanya tidak ingin membuatmu kecewa pada diriku." ucap Danish dalam hati dengan kedua tangannya meremas-remas rambut kepalanya.     

Dengan hati yang terluka Danish mengambil botol minumanya dan menegak habis hingga tandas. Ingin Danish melupakan semuanya bahkan ingin mengakhiri hidupnya, namun Danish tahu hal itu tidak akan menyelesaikan masalahnya dengan Ayraa.     

"Aku harus menemui Ayraa dan aku harus bisa menjelaskan semuanya padanya. Aku tidak ingin berpisah dengan Ayraa, aku ingin Ayraa menjadi istriku." ucap Danish berniat menemui Ayraa di tempat perusahaannya besok pagi.     

Sambil menunggu esok hari Danish duduk bersandar di tempat tidurnya sambil menghabiskan botol minumannya. Entah sudah habis berapa botol Danish meminumnya hingga tak sadarkan diri tertidur hingga pagi tiba.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.