THE BELOVED ONE

KECURIGAAN PONCO



KECURIGAAN PONCO

"Aku mencintaimu sayang! sangat mencintaimu!" teriak Ponco masih melumat bibir Danish dengan penuh kemarahan dan kekecewaan yang sangat mendalam.     

Tanpa memberikan kesempatan pada Danish untuk melawan, Ponco melepaskan semua rasa kemarahan dan kekecewaan dengan mengajak Danish bercinta secara paksa. Danish mendiamkan apa yang dilakukan Ponco padanya. Setelah selesai Ponco melepaskan hasrat padanya, Danish menatap Ponco dengan tatapan yang sangat dingin.     

"Menjauhlah dariku sekarang Pon! jauh-jauh dariku! Aku mau istirahat! dan jangan membuatku marah padamu!" ucap Danish dengan nada dingin setelah Ponco melepaskan semua kemarahannya dengan bercinta dengannya.     

Namun Ponco tetap bergeming dari tempatnya, masih berbaring dan memeluk Danish dengan sangat erat.     

"Ada apa denganmu sayang? katakan kenapa kamu jadi seperti ini padaku? apa salahku padamu Danish? Aku selalu setia padamu, tapi apa? kamu sekarang selalu menghindari ku! apa alasan semua ini? katakan padaku Danis! katakan!" tanya Ponco dengan tatapan tak mengerti.     

"Sudah aku katakan aku ingin hidup secara normal Pon! dan aku juga ingin kamu hidup secara normal! kenapa kamu buat semua ini jadi rumit?" ucap Danish mencari sebuah alasan yang tepat.     

"Baiklah...beri aku waktu dalam satu minggu ini untuk berpikir. Tapi aku ingin dalam satu minggu ini kita tetap berhubungan seperti biasanya." ucap Ponco dengan sungguh-sungguh.     

"Benarkah apa yang kamu katakan itu? apa kamu tidak akan mengingkari janji? baiklah satu minggu aku akan tetap seperti biasa padamu. Setelah itu kita akan jalani hidup kita masing-masing." ucap Danis dengan hati yang sangat lega.     

"Mulai saat ini aku akan tidur di sini selama satu minggu dan kamu tidak bisa menolaknya. Bagaimana Danis? kamu setuju kan kan?" tanya Ponco dengan tatapan penuh.     

Danish menganggukkan kepalanya, dalam pikiran Danish paling tidak dalam satu minggu saja dia bersama Ponco setelah itu, dia sudah terbebas dari hubungannya dengan Ponco.     

"Baiklah aku setuju, kamu bisa tinggal di sini mulai malam ini selama satu minggu." ucap Danish dengan nada datar.     

Ponco terdiam dan hanya mendengarkan ucapan Danish yang sangat melukai hatinya.     

"Lihat Danish! aku akan mendapatkan bukti kalau alasanmu itu salah! kamu bukan saja hanya ingin hidup normal! tapi kamu sudah jatuh cinta dengan wanita lain! dan aku tidak bisa terima itu! aku akan menghancurkan hubunganmu Danish! lihat saja nanti!" ucap Ponco dalam hati.     

"Kita tetap tidur bersama kan? aku tidak bisa tidur kalau tidak memelukmu Danish." ucap Ponco dengan manja sambil memeluk pinggang Danish dengan sangat erat.     

Danis melepas pelan tangan Ponco yang sedang memeluknya.     

"Aku akan ke kamar mandi sebentar, kamu tetaplah disini." ucap Danish seraya beranjak dari tempat tidurnya dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badannya.     

Ponco tersenyum melihat Danish yang sudah masuk ke dalam kamar mandi. Sambil menyentuh bibirnya kedua mata Ponco melihat ke seluruh ruangan untuk mencari sebuah bukti kalau Danish telah berselingkuh darinya.     

Tanpa sengaja Ponco yang berniat membersihkan tempat tidur Danish melihat sebuah ponsel yang ada di balik bantal milik Danish.     

Kening Ponco berkerut, dengan cepat ponsel itu dinyalakannya hanya ada sebuah nama di situ yaitu nama AYRAA.     

Dengan hati terluka Ponco membuka semua pesan Danish yang di kirimkan pada Ayraa juga beberapa banyak panggilan dari Danish pada Ayraa.     

"Jadi hanya karena Ayraa, kamu memutuskan hubungan kita Danish? bukan karena kamu peduli padaku untuk bisa kembali menjadi manusia normal? tapi karena kamu telah mencintai wanita lain dan itu sangat menyakitkan hatiku! kamu telah membohongiku! kamu telah melukai hatiku! lihat saja Danish! aku tidak akan membiarkanmu bisa bersama dengan Ayraa! jika aku tidak bisa memilikimu! maka wanita lain pun tidak akan bisa memilikimu! itu janji ku!" ucap Ponco dalam hati seraya mematikan ponsel Danish dan mengembalikan di tempatnya seperti semula.     

Sambil menunggu Danish keluar dari kamar mandi Ponco memakai kembali pakaiannya dan berbaring di tempat tidur seolah-olah tidak ada ada terjadi pertengkaran diantara mereka.     

"Bagaimana sayang? apa luka kamu sudah sembuh? apa rencanamu untuk besok? kamu akan bekerja lagi atau masih menggantikan aku untuk mengawasi anak-anak yang sedang training?" tanya Ponco menatap Danish dengan wajah serius.     

"Kamu kan sudah sembuh, jadi buat apa aku mengawasi mereka lagi? aku akan kembali bekerja di perusahaanku." jawab Danish dengan tenang seraya duduk di sofa sambil membaca buku.     

"Tapi anak-anak trainingnya masih lama, masih kurang dua minggu lagi. Jadi sesekali aku akan datang ke perusahaan dimana anak-anak training termasuk di perusahaanmu sayang." ucap Ponco dengan sebuah senyuman penuh arti.     

"Ya...terserah kamu saja, bukankah mereka memang anak didik kamu yang harus kamu awasi? jadi tidak ada yang melarang kamu untuk datang ke perusahaanku, karena ada anak didik kamu yang sedang training di sana." ucap Danish berusaha menenangkan hatinya agar tidak membuat Ponco marah. Cukup sudah dia bersabar untuk satu minggu saja yang penting dia bisa lepas dari Ponco.     

"Kamu tidak tidur sayang? Aku ingin tidur dengan memelukmu. Kenapa kamu duduk di situ? kenapa tidak disini bersamaku? bukankah kita biasanya seperti ini, tidak bisa berpisah jauh." ucap Ponco dengan tatapan sakit.     

Tanpa menjawab pertanyaan Ponco, Danish beranjak dari tempatnya dan duduk disamping Ponco yang sedang berbaring tiduran.     

Dengan manja Ponco meletakkan kepalanya di atas pangkuannya Danish.     

Danish hanya diam, tidak merespon dengan apa yang dilakukan Ponco padanya. Hatinya benar-benar tidak bisa lagi melakukannya.     

Semakin Ponco mendekatinya, hati Danish semakin mengingat pada Ayraa yang saat ini telah dicintainya dan dirindukannya.     

"Sedang apa Aiyraa sekarang? aku tidak bisa menghubungi Ayraa lagi selama satu minggu ini. Bagaimana aku bisa menghubungi Ayraa kalau Ponco tinggal di sini? aku harap Ayraa mengerti dengan keadaanku sekarang." ucap Danish dalam hati.     

"Kamu melamun sayang? katakan kamu melamunkan apa? apa kamu melamunkan aku? ucap Ponco sambil mencubit pinggang Danis dengan manja.     

"Aku tidak melamunkan apa-apa, aku hanya terlalu lelah. Kalau kamu mau tidur... tidurlah. Aku masih belum mengantuk." ucap Danish ingin sekali menghubungi Ayraa dan berharap Ponco tidur lebih awal.     

"Baiklah.. aku tidur dulu ya sayang, kalau kamu sudah mengantuk tidurlah juga, karena kamu juga harus bekerja besok kan?" ucap Ponco dengan sebuah senyuman.     

Tidak berapa lama, Ponco pun memejamkan matanya dan tidur dengan lelap.     

Danish melihat ke wajah Ponco memastikan kalau Ponco sudah terlelap dalam tidurnya. Setelah benar-benar merasa yakin kalau Ponco sudah tidur dengan pulas, Danish mengambil ponselnya dari balik bantalnya dan segera menghubungi Ayraa.     

"Malam, Ayraa." sapa Danish dengan duduk di sofa melepas segala kerinduan pada Ayraa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.