BERSEMI KEMBALI
BERSEMI KEMBALI
Ayraa menutup bibirnya dengan telapak tangannya.
"Kak Danish!!" pekik Ayraa dengan tatapan tak percaya.
"Maafkan aku Ayraa, aku sudah tidak bisa menahan rindunya aku padamu." ucap Danish dengan sebuah senyuman.
"Kak Danish nakal, lain kali tidak boleh ya Kak?" ucap Ayraa dengan kedua matanya melotot indah.
Danish tersenyum lepas.
"Tidak akan terulang lagi adik manis." ucap Danish seraya melepaskan tangannya.
"Hati-hati pulang dengan Chello ya?" ucap Danish sambil melambaikan tangannya setelah Ayraa keluar dari mobil.
Di dalam toko kue, Chello masih menikmati kuenya kendati hatinya bertanya-tanya apa yang terjadi antara Ayraa dan Danish.
"Chello, sudah selesai makannya?" tanya Ayraa kembali duduk untuk menikmati kuenya.
"Masih belum selesai, tunggu kamu... kamu kan belum makan?" tanya Chello dengan tenang.
"Eum.. ya, terima kasih ya Chell." ucap Ayraa dengan tersenyum.
"Apa kamu ikut ingin menceritakan tentang sesuatu yang terjadi barusan?" tanya Chello ingin tahu cerita dari Ayraa.
"Pak Danish, ada masalah denganku dan aku tidak tahu aku harus dari mana menceritakan semua ini padamu." ucap Ayraa sedikit serba salah.
"Kalau menurutmu aku masih belum pantas untuk tahu masalahmu, jangan cerita dulu aku tidak apa-apa." ucap Chello berusaha bersabar untuk mengambil hati dan memperoleh cinta Ayraa.
"Ya Chell, bukan aku tidak mau bercerita. Tapi aku belum yakin dengan masalah ini aku anggap hal biasa atau tidak. Yang pasti aku akan selalu cerita padamu walau tidak sekarang." ucap Ayraa dengan sungguh-sungguh.
Chello tersenyum, kamu tenang saja aku akan sabar menunggu sampai kamu bisa terbuka padaku." ucap Chello kadang di tuntut dewasa jika menghadapi hal yang serius.
"Terima kasih Chell, ngomong-ngomong saat ini kamu seperti ayah Raka deh." ucap Ayraa dengan tatapan nakal.
"Kalau bukan seperti Ayah terus seperti siapa? anak tetangga?" Sahut Chello dengan gemas.
"Hehehe, barangkali memang anak tetangga." ucap Ayraa sambil mencolek hidung Chello dengan coklat kemudian berlari pergi dengan membawa kue tart untuk Bundanya.
"Ayraa!!" teriak Chello bangun dari tempatnya untuk mengejar Ayraa yang sudah melarikan diri.
Ayraa tertawa keras di atas motor Chello, saat melihat hidung Chello masih terdapat selai coklat yang di olesinya.
"Ayraa, cepat bersihkan." ucap Chello setelah dekat Ayraa.
Dengan penuh perhatian, Ayraa membersikan hidung Chello dengan tissue basah.
"Kita pulang sekarang Chell." ucap Ayraa setelah membersihkan hidung Chello.
Sambil mengangguk pelan, Chello menjalankan motornya dengan pelan ke arah jalan pulang.
***
Danish keluar dari mobilnya dengan membawa kue untuk Ponco yang masih marah padanya. Dan kue adalah kesukaannya Ponco.
"Hai Bieb? bagaimana keadaanmu sekarang?" tanya Danish seraya duduk di samping Ponco yang masih terbaring lemas.
"Masih seperti ini keadaanku sayang." ucap Ponco dengan tatapan penuh rindu.
"Ini aku bawakan kue kesukaan kamu, apa kamu ingin memakannya?" tanya Danish dengan penuh perhatian.
"Aku mau makan, tapi suapi ya?" ucap Ponco dengan manja.
"Ponco, aku besok sudah mulai memberikan tugas anak-anak untuk bekerja di sepuluh perusahaan yang ada di kota. Jadi kamu cepat sembuh dan bisa mengajar lagi." ucap Danish dengan penuh harap agar bisa lepas dari pengawasan Ponco.
"Bagaimana aku bisa mengajar, untuk berdiri saja aku merasa lemas." ucap Ponco menggenggam tangan Danish.
"Kamu harus makan yang banyak, dan juga tidak terlalu banyak pikiran." ucap Danish sambil menyuapi Ponco.
"Aku hanya memikirkan kamu Danish." ucap Ponco sambil mengunyah makanannya.
"Karena itulah kamu tidak sembuh-sembuh karena terlalu banyak pikiran." ucap Danish kembali menyuapi Ponco dengan pelan.
"Danish, malam ini kamu jangan pulang ya?" pinta Ponco dengan tatapan penuh harap.
"Malam ini aku tidak bisa menemani kamu Ponco, aku harus membeli buku lagi untuk bahan besok." ucap Danish karena sudah janji pada Ayraa untuk menghubunginya.
"Kalau begitu senang kan hatiku sekarang sayang." ucap Ponco meraih tangan Danish dan di letakkannya pada batang miliknya yang sudah mengeras sejak di suapi Danish.
"Apa kamu tidak akan semakin capek sayang." ucap Danish membiarkan Ponco mengusap batang miliknya dengan tangannya.
"Aku akan segera sembuh kalau bercinta denganmu sayang." ucap Ponco dengan tersenyum tipis.
"Baiklah tapi hanya menghisap saja ya?" ucap Danish menurunkan celana dalam Ponco kemudian mengocok penuh batang milik Ponco yang sudah mengeras dan berdiri tegak dengan salah satu tangannya.
"Aaahhhh... sangat nikmat." tatap sayu Ponco menatap penuh wajah Danish seraya melumat dan menggigit ganas bibir seksi Danish secara intens.
"Aaaahhhhhh!!" Ponco mengerang sudah tak sabar batang miliknya di kocok Danish dengan menggunakan mulutnya.
"Aku ingin membahagiakan kamu sekarang sayang." desah Danish sambil menarik pelan batang milik Ponco yang sudah keras kemudian di masukkannya ke dalam mulutnya dan mengocoknya keluar masuk dengan sesekali menggigit dan menghisap kuat ujung batang milik Ponco.
"Aakkhhhh... sayangkuu!!" Ponco menggeram dan mengeluarkan desahan panjang saat geloranya sudah pada puncak klimaksnya dan melepaskan cairan kental yang masuk ke dalam mulut Danish dan beberapa meluber di daerah mulut Danish.
"Bagaimana Pon? kamu puaskan sekarang?" tanya Danish dengan tatapan penuh, berharap segera menyudahinya agar bisa pulang dengan segera.
"Ya sayang, aku sudah puas." sahut Ponco dengan tatapan penuh cinta.
"Sekarang kamu tidur ya, aku mau pulang dulu." ucap Danish dengan tersenyum kemudian keluar dari kamar dan meninggalkan Apartemen Ponco.
Sebelum pulang, Danish membeli kartu baru dan ponsel baru agar bisa punya whatsapp dua. Ponsel baru di pakai hanya khusus untuk berhubungan dengan Ayraa tanpa Ponco ketahui.
Tiba di rumah setelah membersihkan diri, Danish berbaring di tempat tidur sambil meraih ponselnya dan segera menghubungi Ayraa.
"Hallo Ayraa." panggil Danish penuh rindu.
"Kak Danish? ini nomor baru?" tanya Ayraa sedikit bingung saat ada nomor yang tidak di kenalnya.
"Ya Ayraa ini nomor baru, khusus untuk kita berdua saja." ucap Danish dengan suara beratnya.
"Ya Kak, aku simpan dulu ya Kak." ucap Ayraa dengan hati di penuhi kebahagiaan.
"Ya Ayraa, kamu sedang apa Ay?" tanya Danish tidak tahu harus bicara apa selain rindu pada suara Ayraa.
"Sedang bicara sama Kakak." jawab Ayraa bingung dengan pertanyaan Danish.
"Aku merindukanmu Ayraa." ucap Danish dengan suara pelan.
"Aku juga merindukan Kak Danish." ucap Ayraa dengan perasaan gugup.
"Kamu mencintaiku kan Ayraa?" tanya Danish ingin mendengar dari mulut Ayraa.
"Ya Kak Danish, aku mencintaimu." ucap Ayraa dengan suara lirih.
"Aku juga mencintaimu Ayraa, baru kali ini aku merasakan cinta yang sesungguhnya." ucap Danish yang selama ini hanya berhubungan dengan Ponco cinta sesama jenis.