THE BELOVED ONE

KENEKATAN AMBIKA



KENEKATAN AMBIKA

"Aku hanya mencintaimu dan hanya mencintaimu saja." ucap Danish dengan kedua matanya yang berkunang-kunang dan semuanya berubah menjadi gelap. Hingga....     

"BRUKKKK"     

Tubuh Danish ambruk di reruntuhan.     

"Kak Danish!!" teriak Ayraa dengan perasaan bersalah karena telah menyebabkan Danish pingsan.     

Saat Ayraa akan memangku tubuh Danish, sebuah tangan mendorong tubuh Ayraa dengan cukup keras.     

"Menjauhlah dari Danish! karena kamu Danish sekarang jadi seperti ini! pikiran kamu picik sekali!" ucap Ambika melimpahkan kesalahannya pada Ayraa.     

Dengan cepat Ambika dengan dua perawat yang datang segera mengangkat tubuh Danish dan membawanya pergi.     

Ayraa menangis sedih kemudian mengikuti Ambika dan dua perawat yang membawa Danish pergi.     

"Kenapa kamu masih ada disini? cepatlah pergi dari kehidupan Danish. Danish adalah milikku karena dulu kita sangat dekat lebih dekat dari sekedar suami istri! kamu harus tahu itu!" ucap Ambika dengan kata-kata yang yang sangat menyakitkan hati Ayraa.     

Sungguh Ayraa tidak percaya dengan apa yang dikatakan Ambika, kalau hubungan Danish dan Ambika sangat dekat seperti suami istri.     

Dan Danish sendiri saat Ayraa bertanya tentang hal itu jawaban Danish hanya sekedar bilang kalau hubungannya dengan Ambika sangat dekat seperti hubungan dirinya dengan Chello hanya itu saja. Dan kedekatan antara Danish dengan Ambika seperti apa Ayraa tidak tahu.     

Tanpa memperdulikan kemarahan Ambika, Ayraa tetap mengikuti Danish yang dibawa oleh ambika dan dua perawat dalam kamar yang tertutup.     

"Kak Ambika!! Kak Ambika!! buka pintunya Kak!! aku harus melihat keadaan Kak Danish. Tolong bukakan pintunya Kak!" teriak Ayraa di luar pintu saat pintu dikunci dari dalam.     

Karena pintu masih juga belum dibuka dari dalam Ayraa terpaksa menghubungi Ayah Danish dan menceritakan semua apa yang telah terjadi, agar Ayah Danish bisa mengurus masalah antara Ambika dan dan Danish.     

Setelah menghubungi Ayah Danish, Ayraa duduk di kursi di depan kamar yang masih terkunci dari dalam.     

Setelah menunggu beberapa jam Ayraa melihat dua perawat keluar dari kamar tersebut. Ayraa segera menghampiri dua perawat itu.     

"Suster...tolong beritahu saya, bagaimana dengan keadaan Kak Danish? keadaan Kak Danish baik-baik saja di dalam sana kan? tolong beritahu aku suster." tanya Ayraa dengan air mata yang mengalir di pipinya.     

Dua perawat itu menatap iba pada Ayraa yang terlihat sangat sedih.     

"Keadaan teman kamu di dalam baik-baik saja, walau masih belum sadar. Dan maaf kita tidak bisa membantu karena Dokter Ambika yang melarang kami untuk membuka pintu tersebut." ucap salah satu perawat itu dengan perasaan bersalah.     

"Iya.. tidak apa-apa Suster, terima kasih atas informasinya." ucap Ayraa merasa lega kalau keadaan Danish baik-baik saja walau masih bisa belum bertemu dengan Danish.     

Dengan sabar hati Ayraa menunggu kedatangan Ayah Danish dan berharap dengan kedatangan Ayah Danish semua akan baik-baik saja dan Ambika menyadari semua kesalahannya.     

Namun hati Ayraa masih gelisah. Walau Danish sudah menjelaskan apa yang telah terjadi di kamar itu, pikiran Ayraa tidak lepas dengan kata-kata Ambika yang mengatakan kalau hubungannya antara dia dan Danish lebih dari sekedar suami-istri.     

"Apakah benar yang dikatakan Kak Ambika kalau Kak Ambika dan Kak Danish telah melakukan hubungan seperti suami istri? apa kata-kata Kak Ambika bisa aku percaya? sedangkan yang aku tahu Kak Danish memang sudah berpengalaman dengan hal seperti itu. Seperti halnya apa yang telah dilakukan Kak Danish dengan Pak Ponco? apakah mungkin Kak Danish juga melakukan hal seperti itu dengan Kak Ambika diwaktu lalu?" tanya Ayraa dengan hati yang semakin gelisah.     

"Ayraa.. di mana Danish sekarang?" tanya Khabir yang tiba-tiba sudah ada di hadapan Ayraa yang sedang melamun.     

"Ayah...Ayah sudah datang? maaf aku tidak mengetahui kedatangan Ayah." ucap Ayraa dengan perasaan bersalah.     

"Tidak apa-apa Ayraa, sekarang Danish ada di mana?" tanya Khabir sambil mengusap kepala rambut Ayraa.     

"Di kamar itu Ayah, tapi pintunya terkunci dari dalam dan aku belum bisa masuk dari tadi." ucap Ayraa sambil menunjuk kamar yang ada di depannya.     

Dengan cepat Khabir mendekati kamar itu dan mengetuk pintu dengan keras sambil memanggil nama Ambika.     

"Ambika!! Ambika!! buka pintunya!! kamu sedang apa di dalam bersama anakku? kalau kamu tidak membuka pintu ini aku akan lapor segera ke satpam depan dan kamu pasti akan mendapat masalah!" ancam Khabir masih dengan mengetuk pintu tanpa berhenti.     

Tidak berapa lama pintu kamar terbuka dari dalam, dan tampaklah Ambika yang berpegangan di knop pintu dengan wajah yang biru pucat dan kedua matanya yang sembab.     

"Maafkan aku, aku tidak bisa berpisah dengan Danish kalau Danish tidak bisa bersamaku maka Danish pun tidak akan bisa bersama dengan wanita lain. Untuk itu aku telah meracuni Danish dan meracuni diriku sendiri agar aku bisa bersamanya." ucap Ambika kemudian ambruk di lantai dengan busa yang keluar dari mulutnya.     

"Ya Tuhan!! Kak Danish!!" teriak Ayraa yang sudah masuk ke dalam dan melihat keadaan Danish yang wajahnya juga putih pucat dan kebiruan.     

Dengan cepat Ayraa menekan tombol emergency sedangkan Khabir berlari mencari pertolongan.     

Tidak berapa lama dua orang dokter dan beberapa perawat datang untuk membantu Danish dan Ambika yang sedang dalam keadaan kritis.     

Ayraa menangis dalam pelukan Khabir tidak tahu apa yang bisa diperbuatnya untuk membantu Danish selain berdoa dalam hati.     

"Ayah..kenapa kak Danish selalu tersakiti? kenapa kak Danish yang selalu menjadi korban Ayah?" tanya Ayraa dengan menangis pilu di depan ruang emergency.     

"Kamu tenang ya Ayraa, semoga Danish bisa terselamatkan dan tidak terjadi apa-apa pada Danish." ucap Khabir dengan perasaan sedih dengan apa yang telah terjadi pada putra pertamanya.     

Setelah beberapa jam menunggu seorang Dokter keluar dari ruang emergency dan menghampiri Khabir dan Ayraa.     

"Dengan dengan keluarga pasien?" tanya Dokter tersebut sambil menatap Khabir dan Ayraa secara bergantian.     

"Ya dokter..aku Ayah Danish." sahut Khabir dengan perasaan gelisah.     

"Saat ini pasien telah melewati masa kritisnya walau dalam masih dalam kondisi belum sadar akibat dari racun yang hampir menyebar ke organ vital." ucap Dokter tersebut dengan penjelasan panjang lebar mengenai keadaan Danish.     

"Dokter, kalau boleh tahu bagaimana keadaan dengan dokter Ambika?" tanya Ayraa ingin tahu keadaan Ambika.     

"Untuk dokter Ambika, karena racun sudah menyebar ke seluruh tubuhnya dan kita sudah berusaha yang terbaik namun sayangnya nyawa dokter Ambika tidak bisa tertolong. Kita ikut berduka cita atas meninggalnya dokter Ambika." jawab Dokter tersebut dengan perasaan sedikit malu dengan apa yang di lakukan Ambika yang telah mencoreng nama baik Rumah sakit.     

Ayraa yang mendengar penjelasan Dokter tersebut ikut merasa sedih atas kematian Ambika walau Ambika telah melukai Danish dan menyakiti hatinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.