MENCINTAIMU LEBIH
MENCINTAIMU LEBIH
Dengan perasaan sayang, Ayraa memeluk Danish dengan sangat erat.
Setelah memeluk Danish dengan sangat lama, Ayraa melepas pelukannya dan mengusap wajah Danish dengan tatapan penuh cinta.
"Mulai sekarang Kak Danish harus lebih bersemangat, agar bisa lebih sehat dan tidak sakit seperti ini lagi. Berjanjilah padaku Kak, kalau Kak Danish akan menjaga kesehatan Kakak lebih baik lagi." ucap Ayraa dengan serius.
"Aku berjanji padamu Ayraa, tapi kamu tetap ada disampingku kan? untuk menjagaku dan merawatku?" tanya Danish sambil menggenggam kedua tangan Ayraa.
Ayraa menganggukan kepalanya pelan dan tersenyum.
"Iya Kak, aku akan menemani, menjaga dan merawat Kak Danish selamanya sampai ajal memisahkan kita." ucap Ayraa seraya mengecup punggung tangan Danish dengan penuh perasaan.
Danish pun tersenyum dengan membalas mengusap punggung tangan Ayraa.
"Terima kasih Ayraa." ucap Danish memejamkan matanya merasakan sakit pada perutnya seperti rasa mual.
"Ada apa Kak? apa Kak Danish merasakan sakit?" tanya Ayraa menatap Danish dengan rasa cemas.
"Perutku terasa sakit Ayraa." ucap Danish memegang perutnya dengan wajahnya yang tiba-tiba pucat.
"Kak Danish, aku panggil Ayah ya?" tanya Ayraa seketika panik melihat Danish yang kesakitan dengan kedua matanya yang setengah terpejam.
"Jangan pergi Ayraa, jangan pergi...aku tidak tahu aku bisa hidup atau tidak Ayraa." ucap Danish dengan suara tersendat seraya menggenggam tangan Ayraa.
Ayraa merasakan tangan Danish yang begitu dingin. Tiba-tiba Danish menyingkirkan tangan Ayraa dan mendorong tubuh Ayraa dengan pelan.
"Ayraa... minggirlah, jangan dekat-dekat." ucap Danish berusaha untuk posisi miring sebelum rasa mual menerjangnya.
"Huekkk..Huekkk..Huekkk"
Danish memuntahkan semua isi yang ada di dalam perutnya yang hanya berupa cairan saja.
Setelah semua isi di dalam perutnya terkuras habis, tubuh Danish terkulai lemas dan tak bergerak dengan kedua matanya yang terpejam rapat.
Ayraa menjadi semakin panik dengan perasaan takut Ayraa berteriak memanggil Ponco dan Khabir.
"Ayah!! Pak Ponco!! tolong Kak Danish Ayah!!" teriak Ayraa mendekati Danish dan memeluknya dengan erat.
Ponco dan Khabir yang mendengar teriakan Ayraa segera datang dan masuk melihat keadaan Danish.
Ponco dan Kabir sangat terkejut melihat keadaan Danish yang terkulai lemas dan tak bergerak dalam pelukan Ayraa.
"Kenapa bisa jadi begini? apa yang terjadi, apa ini muntahan Danish?" tanya Khabir saat melihat ada muntahan cairan di lantai.
"Iya Ayah...tadi Kak Danish sudah sadar, sempat bicara sama aku dan tidak apa-apa. Tapi kemudian Kak Danish merasakan perutnya sakit dan muntah muntah kemudian pingsan seperti ini." ucap Ayraa menceritakan kejadian yang sebenarnya.
"Ponco jaga Danish, biar aku berikan ramuan yang kemarin biar Danish meminumnya, semoga kali ini Danish bisa meminumnya." ucap Khabir berlari keluar untuk mengambil ramuan yang ada di tempat kerjanya.
Setelah beberapa saat Khabir datang dengan membawa ramuannya dan diberikan pada Ayraa.
"Berikan ramuan ini dengan menyuapinya pelan-pelan agar tertelan oleh Danish." ucap Khabir memberikan ramuan yang ada di dalam cawan.
Ayraa menerima ramuan dari Ayah Danish kemudian duduk di dekat Danish untuk menyuapi Danish.
Dengan penuh perhatian Ayraa membuka pelan mulut Danish dan menyuapi sedikit demi sedikit ramuan Khabir ke mulut Danish.
Hati Ponco ikut sedih melihat keadaan Danish yang menderita gara-gara dirinya.
Sambil melihat Ayraa yang sedang menyuapi Danish, Ponco membersihkan sisa muntahan Danish yang berceceran di lantai.
"Bagaimana Ayraa? kamu sudah menyuapi Danish dengan ramuan itu?" tanya Khabir setelah beberapa saat keluar dan masuk kembali dengan membawa sebaskom air dan handuk kecil untuk menyeka wajah dan dada Danish yang terkena muntahannya.
"Sekarang bersihkan wajah dan tubuh Danish yang terkena muntahannya. Semoga setelah meminum ramuan itu Danish bisa segera sadar kembali." ucap Khabir menatap wajah putranya dengan tatapan penuh harap.
Tanpa menjawab ucapan ayahnya Danish Ayraa segera menjalankan perintahnya dengan menyeka wajah dan tubuh Danish dengan handuk basah.
Setelah selesai membersihkan wajah dan tubuh Danish dengan handuk basah, Ayraa mengeringkannya dengan handuk kering.
Sambil menunggu Danish sadar Ayraa menemui Khabir berniat membawa Danish ke kota untuk berobat yang maksimal.
"Ayah, apa sebaiknya Kak Danish kita bawa ke rumah sakit di kota agar di periksa lagi lebih lanjut." ucap Ayraa sangat kuatir dengan keadaan Danish yang terlihat lemah.
"Danish kemarin-kemarin tidak mau kita bawa ke rumah sakit kota Ayraa. Semoga dengan adanya kamu sekarang Danish mau ke rumah sakit." ucap Khabir dengan perasaan sedih.
"Ya Ayah... semoga Kak Danish ada semangat untuk sembuh setelah ini Ayah." ucap Ayraa dengan hati penuh harapan.
"Lihat keadaan Danish sekarang Ayraa siapa tahu Danish sudah sadar." ucap Khabir tidak ingin Danish mencari Ayraa saat terbangun.
Belum lagi Khabir berhenti bicara, Ponco memanggil Ayraa.
"Ayraa, cepat kamu ke kamar Danish...dia berteriak menangis mencarimu." ucap Ponco dengan panik tidak bisa menenangkan hati Danish.
Dengan cepat Ayraa berlari ke kamar Danish untuk melihat keadaan Danish.
Di lihatnya Danish terbaring meringkuk menangis lirih.
"Kak Danish." panggil Ayraa menyentuh punggung Danish dengan sentuhan lembut.
Danish membalikkan badannya dan melihat ke arah Ayraa.
"Ayraa... Ayraa." panggil Danish seraya memeluk tubuh Ayraa dengan sangat erat.
"Ya Kak Danish...aku ada di sini Kak." ucap Ayraa merasa sedih melihat keadaan Danish.
"Jangan pergi lagi Ayraa, jangan pergi dariku. Aku tidak bisa hidup tanpa kamu Ayraa." ratap Danish dengan perasaan sedih.
"Aku tidak kemana-mana Kak, aku di sini menjaga Kak Danish." ucap Ayraa mengusap lembut punggung Danish yang tak melepas pelukannya.
"Aku terbangun, kamu tidak ada Ayraa." ucap Danish menatap penuh wajah Ayraa dengan mata sendu.
"Aku menemui Ayah Kak." sahut Ayraa seraya membaringkan Danish kembali.
"Ada apa mencari Ayah Ayraa? kamu tidak akan kembali ke Bandung saat ini kan?" tanya Danish dengan tatapan sedih.
"Tidak Kak, aku hanya bicara pada Ayah untuk membawa Kak Danish pergi ke rumah sakit kota. Aku ingin Kak Danish menjalani pemeriksaan lagi dan berobat dengan baik di sana. Kak Danish mau ya ke rumah sakit kota?" ucap Ayraa menatap penuh wajah Danish.
"Asal bersamamu Ayraa." ucap Danish merasa takut kehilangan Ayraa yang sangat di cintai.
Ayraa tersenyum, mengusap wajah Danish penuh dengan cinta.
"Aku selalu bersamamu Kak Danish, tidak akan pernah meninggalkan Kak Danish." ucap Ayraa dengan tatapan penuh.
"Aku ingin sembuh Ayraa, walau aku tahu aku tidak bisa sembuh seperti dulu." ucap Danish menyesali semua yang telah di lakukannya.