THE BELOVED ONE

SEBUAH JANJI (2)



SEBUAH JANJI (2)

"Setelah, Ayah dan Bunda datang aku akan menceritakan semuanya pada kalian apa yang telah terjadi." ucap Chello seraya mengambil nafas panjang.     

"Sepertinya ada sesuatu yang sangat penting yang akan kamu ceritakan pada kita semua. Semoga saja apa yang kamu menceritakan bukan suatu masalah yang sangat berat." ucap Raka mencemaskan sesuatu yang ada kaitannya dengan Ayraa.     

"Menurutku apa yang akan aku ceritakan sangat penting Ayah. Karena aku sangat membutuhkan pendapat kalian. Aku tidak tahu apa yang telah aku lakukan ini salah atau mendatangkan kebaikan. Aku merasa ada beban di hatiku jika tidak menceritakan pada kalian. Semoga aku tidak terlambat menceritakan hari ini pada kalian." ucap Chello sambil menghela nafas panjang.     

"Sudah sayang, habiskan makananmu dulu. Jangan pikirkan masalah yang ada." ucap Hana seraya menepuk bahu Chello.     

Chello menganggukkan kepalanya kemudian melanjutkan makannya.     

Setelah menyelesaikan makannya dalam diam, Chello meninggalkan meja makan berjalan ke ruang tengah untuk menunggu kedatangan Bagas dan Nicky orang tua Ayraa.     

"Chello, minumlah dulu sari jeruk kesukaanmu sayang." ucap Hana seraya memberikan segelas sari jeruk pada Chello.     

"Terima kasih Bunda." ucap Chello menerima sari jeruk dari Bundanya.     

"Ting... Tong"     

"Bagas dan Nicky sudah datang." ucap Hana bangun dari duduknya berjalan keluar menyambut kedatangan Bagas dan Nicky.     

Chello menundukkan wajahnya berusaha menenangkan hatinya.     

Chello bangun dari duduknya saat Bundanya sudah datang menghampiri bersama Ayah dan Bunda Ayraa. Segera Chello mengecup punggung tangan Bagas dan Nicky.     

"Ayah senang akhirnya kamu kembali juga Chello." ucap Bagas sambil menepuk bahu Chello kemudian duduk di samping Chello.     

"Bunda senang, kamu masih ingat Ayah dan Bunda, dengan mengundang kita datang ke sini. Memang ada hal penting apa Chell, hingga Ayah dan Bunda kamu minta datang ke sini?" tanya Nicky dengan tersenyum.     

Chello menghela nafas panjang, menatap kedua orang tuanya, juga Ayah dan Bunda Ayraa.     

"Sebelumnya aku minta maaf kalau mungkin aku ada salah. Aku ingin menceritakan semuanya terutama tentang Mas Danish dan Ayraa." ucap Chello mengawali ceritanya.     

"Tentang Danish dan Ayraa? memang ada apa Chell?" tanya Hana dengan tatapan penuh.     

Bagas dan Nicky saling pandang sudah bisa menangkap apa yang akan di ceritakan Chello tentang Danish dan Ayraa.     

"Begini Ayah dan Bunda, Beberapa bulan yang lalu Mas Danish menghubungiku dan menceritakan semua tentang kondisi keadaannya. Mas Danish bilang kalau hidupnya sudah tidak akan lama lagi. Aku ikut sedih dengan keadaan Mas Danish, aku berharap hidup Mas Danish panjang umur." ucap Chello dengan kedua matanya berkaca-kaca.     

"Chello, apa yang kamu katakan sayang? Danish memang sakit tapi tidak sampai seperti itu." ucap Hana dengan perasaan tak percaya.     

"Hana, apa yang di katakan Chello benar. Memang hidup Danish tidak akan lama lagi. Danish sudah menceritakannya padaku beberapa bulan yang lalu." ucap Bagas dengan suara berat mengiyakan ucapan Chello.     

"Lanjutkan Chello, apa yang kita tidak tahu." ucap Raka ikut merasa sedih dengan keadaan Danish.     

Chello menatap Ayah dan Bundanya, kemudian memejamkan matanya sejenak.     

"Selain Mas Danish menceritakan keadaannya, Mas Danish meminta aku untuk berjanji padanya dan aku harus memenuhi janjinya." ucap Chello menutup wajahnya dengan kedua tangannya.     

"Teruskan Chello, janji apa yang di minta Danish padamu? katakan pada kita semua nak?" tanya Hana dengan airmata mengalir deras tidak sanggup mendengar penderitaan Danish dan Ayraa.     

Chello mengusap wajahnya, kemudian menatap Bundanya.     

"Mas Danish memintaku berjanji untuk menjaga Ayraa dengan menikahinya di saat Mas Danish sudah tidak ada." ucap Chello dengan suara tercekat.     

"Tidak Chello, pasti itu tidak benar. Danish pasti berumur panjang, bagaimana bisa Danish memintamu untuk menikahi istrinya sendiri. Ini tidak mungkin, kamu tidak memenuhi janji itu kan Chell?" ucap Hana menangis sedih.     

Nicky dan Bagas yang sudah tahu dari Danish sendiri hanya bisa menghela nafas panjang dan berusaha bersabar dengan janji yang sudah di berikan pada Danish untuk selalu mendukung Chello.     

"Saat awal aku menolaknya Bunda, tapi Mas Danish memintaku berulangkali hingga aku tidak bisa menolaknya. Aku bilang hanya bisa menjaga Ayraa, tapi Mas Danish merasa sedih. Mas Danish tidak ingin meninggalkan Ayraa dan anak-anaknya tanpa ada yang bisa menjaganya. Mas Danish memintaku untuk menjaga dan membahagiakan Ayraa dan anak-anak. Aku sudah memberikan janji itu, aku tidak ingin Mas Danish bersedih." ucap Chello menangis dalam diam.     

"Chello... apa yang kamu lakukan Nak? kenapa kamu memenuhi janji itu? bagaimana kalau Ayraa menolakmu? dan Ayah Bunda Ayraa juga pasti akan menerima ini Chello. Danish masih hidup kenapa kamu memberikan janji itu?" Ucap Hana merasa sedih akan jalan hidup Danish, Ayraa dan Chello.     

"Hana, kamu jangan menyalahkan Chello. Apa yang dilakukan Chello karena sangat sayang pada Danish dan Ayraa. Aku juga sudah berjanji pada Danish untuk mewujudkan keinginannya. Aku akan mendukung Chello untuk bisa menjaga Ayraa dan cucuku." ucap Bagas mengiyakan ucapan Chello.     

Hana, Raka, dan juga Chello mengangkat wajahnya tidak percaya jika Bagas dan Nicky sudah tahu semuanya dari Danish juga. Bahkan Bagas dan Nicky juga memberikan janjinya pada Danish.     

"Bagas? Nicky? jadi Danish juga memberi pesan padamu dan kalian telah berjanji padanya juga?" tanya Hana tak mengerti.     

"Benar Hana, Raka, hidup Danish memang tinggal beberapa bulan saja. Dan aku ingin membuat Danish bahagia dengan memenuhi semua keinginannya. Danish ingin di saat dia meninggal, Danish memastikan Ayraa hidup dengan Chello. Karena Danish yakin Ayraa akan bahagia hanya dengan Chello." jelas Bagas dengan serius.     

"Ya Tuhan, kenapa hidup Chello masih terikat dengan Ayraa." ucap Hana seraya menghela nafas panjang.     

"Mungkin Chello adalah jodoh terakhir Ayraa. Walau aku berharap Danish tetap panjang umur dan sehat agar bisa bersama dengan Ayraa selamanya." ucap Bagas dengan wajah sedih.     

"Chello, apa ada lagi yang di minta Danish darimu?" tanya Bagas menatap penuh wajah Chello.     

"Masih ada Ayah, barusan tadi Mas Danish menghubungi aku lagi untuk bisa tinggal di Bali. Mas Danish ingin aku bekerja di perusahaannya. Mas Danish ingin aku dan Dewa yang mengelola perusahaan. Dan aku tidak bisa menolak keinginan Mas Danish. Karena itulah aku tidak bisa tinggal di sini." ucap Chello dengan menundukkan wajahnya tidak ingin membuat kecewa hati orang tuanya.     

"Sekarang semua sudah jelas, karena Danish sudah memberi pesan juga pada Bagas. Dan sekarang siapa yang bilang kalau hidup Danish tinggal beberapa bulan lagi?" tanya Raka masih tak percaya dengan diagnosa tentang sakitnya Danish.     

"Dokter Prasetyo yang sudah memeriksa keadaan Danish. Dokter Prasetyo adalah Dokter pribadi Danish." ucap Bagas dengan perasaan sedih.     

"Bagas kenapa hal sepenting ini kamu tidak menceritakan padaku? siapa tahu aku bisa membantu Danish." ucap Raka dengan serius.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.