THE BELOVED ONE

PANGGILAN AYAH



PANGGILAN AYAH

"Chello, maaf kamu menunggu lama." ucap Ayraa dengan tersenyum setelah berada di dalam mobil.     

"Tidak apa-apa, santai saja Ayraa." ucap Chello dengan sebuah senyuman.     

"Danish, duduk di depan sama Ayah ya?" ucap Danish mengajak Danish kecil untuk duduk bersamanya di kursi depan.     

"Tidak usah Mas, dada Mas Danish masih sakit. Biar Danish bersamaku saja." ucap Ayraa sambil memberikan mainan mobil pada Danish.     

"Baiklah, seperti kata Nyonya besar saja." sahut Danish dengan tersenyum.     

"Kita berangkat ya Mas." ucap Chello setelah melihat semua sudah nyaman duduk di kursinya.     

Danish menganggukkan kepalanya.     

Dengan pelan Chello menjalankan mobilnya keluar dari halaman rumah sakit menuju ke rumah mereka.     

Di tengah perjalanan tiba-tiba Danish kecil merengek pada Ayraa meminta Es krim.     

"Bunda, aku mau es krim." ucap Danish kecil lagi dengan merengek.     

"Danish, nanti saja di rumah ya? sekarang minum air putih dulu." ucap Ayraa membujuk Danish kecil agar tidak menangis.     

"Belikan saja Ayraa, biar Danish tidak menangis." ucap Danish selalu tidak tega melihat anaknya menangis.     

"Mas, kita tidak akan cepat sampai di rumah kalau berhenti lagi." ucap Ayraa yang berniat baik tidak ingin Danish terlalu lama duduk di mobil.     

"Tidak apa-apa Ayraa, rumah kita sudah tidak jauh kan?" ucap Danish sambil melihat Danish kecil yang sudah menangis.     

"Chello, kalau ada toko jual es krim berhenti sebentar. Aku mau membeli es krim untuk Danish." ucap Danish tidak tahan lagi melihat Danish kecil menangis.     

Chello menganggukkan kepalanya sambil pandangannya lurus ke depan fokus pada toko yang jual es krim.     

Saat melihat sebuah toko yang menjual es krim Chello segera menghentikan mobilnya tepat di depan toko es krim.     

Setelah mobil Chello berhenti, Danish berniat keluar dari mobil tapi Chello menahan tangannya.     

"Jangan keluar Mas, biar aku saja yang membelikan es krim buat Danish." ucap Chello dengan tersenyum.     

"Ayah, aku ikut." panggil Danish kecil dengan tiba-tiba seraya bangun dari pangkuan Ayraa.     

Chello sedikit bingung saat Danish kecil menghampirinya dengan memanggilnya Ayah.     

"Jangan terkejut Chell, Danish sudah menganggapmu sebagai Ayahnya, maka dari itu Danish memanggilmu dengan panggilan Ayah." ucap Danish menjelaskan pada Chello agar Chello tidak bingung.     

Chello menatap Danish kecil yang berdiri di hadapannya dengan perasaan tak percaya, sungguh Chello tak menduga kalau Danish kecil memanggilnya Ayah.     

"Danish, coba kamu panggil Ayah lagi pada Ayah Chello sayang." ucap Danish pada anaknya dengan perasaan bangga.     

"Ayah Chello, aku ikut denganmu beli es krim." ucap Danish kecil dengan sangat lucunya.     

Wajah Chello memerah sangat malu dengan Ayraa dan Danish.     

"Baiklah Danish, Ayo... kita beli es krim. Kamu bisa membelinya apa yang kamu suka." ucap Chello dengan perasaan bahagia.     

Dengan satu kali angkat Danish kecil sudah berada dalam gendongan Chello.     

Danish kecil tertawa senang saat Chello menggendongnya dan membawanya ke Toko es krim.     

"Lihat Ayraa, Danish terlihat sangat bahagia bukan? aku bahagia saat melihat anak kita bahagia." ucap Danish sedikit memutar badannya agar bisa menatap wajah Ayraa.     

"Aku juga ingin melihat Danish bahagia Mas, hanya saja aku lebih menguatirkan keadaan kamu. Tidak akan baik buat Mas Danish duduk terlalu lama di mobil. Ingat jahitan luka kamu Mas." ucap Ayraa dengan tatapan cemas.     

Danish tersenyum setelah mendengar penjelasan dari Ayraa lebih mencemaskan dirinya.     

"Terima kasih karena telah mencemaskan aku Ayraa. Tapi anak kita tadi menangis, aku tidak tega mendengar suara tangisnya." ucap Danish menatap penuh wajah Ayraa.     

"Danish menangis sebentar tidak apa-apa Mas, bukannya aku tadi juga sudah membujuk anak kita agar tidak menangis. Aku yakin anak kita itu baik dan pasti mau mengerti. Hanya Mas Danish saja yang selalu menuruti keinginan Danish." ucap Ayraa yang ingin mendisplinkan Danish kecil.     

"Ya sudah aku minta maaf, aku percaya istriku sangatlah bijak dan tahu mana yang terbaik untuk Danish." ucap Danish dengan tersenyum.     

"Mas Danish harus percaya padaku, aku akan memberikan yang terbaik untuk anak-anak kita." ucap Ayraa mendekatkan wajahnya dan mengecup bibir Danish sekilas.     

"Dan aku percaya, kamu sangat pintar bagaimana cara membahagiakan hatiku." ucap Danish dengan tatapan penuh cinta.     

Di Toko es krim, Chello masih menggendong Danish kecil dan menunjukkan beberapa es krim agar Danish memilihnya.     

"Mana yang kamu suka Danish? kamu bisa memilih mana yang kamu suka. Ayah akan membelikannya untukmu." ucap Chello sambil mengacak rambut Davido kecil.     

"Aku suka es krim vanila Ayah." sahut Danish terlihat bingung mau pilih yang mana.     

"Tenyata kesukaan kamu sama dengan Bunda ya? Vanila. Kalau begitu Ayah akan mengambilkan es krim rasa vanila buatmu." ucap Chello dengan sebuah senyuman.     

Hatinya benar-benar sangat bahagia, Danish memanggilnya dengan panggilan Ayah.     

Setelah mengambilkan dua es krim rasa vanila dan membayarnya, Chello memberikannya pada Danish.     

"Terima kasih Ayah Chello." ucap Danish dengan gembira.     

"Danish, siapa yang menyuruh kamu memanggilku dengan panggilan Ayah sayang?" tanya Chello penasaran.     

"Ayah Danish. kata Ayah Danish kalau aku sayang sama Ayah Chello, aku harus memanggil Ayah. Dan aku sayang sama Ayah Chello." ucap Danish kecil dengan jujur.     

Chello tersenyum dan terharu. Beban semakin terasa berat di pundaknya. Bagaimana tidak berat, Danish semakin mengikatnya dengan mendekatkan dirinya dengan Danish kecil.     

"Apa Chelo sudah selesai makan es krimnya sayang?" tanya Chello setelah menunggu Danish makan es krimnya.     

"Mau es krim lagi Ayah." pinta Danish kecil dengan tatapan memohon.     

"Jangan kuatir, Ayah sudah membelikan es krim yang besar buat kamu. Tapi makannya di rumah dan tidak boleh terlalu banyak makan es krim." ucap Chello dengan perasaan campur aduk antara bahagia dan sedih.     

"Ayah, kenapa aku tidak boleh makan es krim terlalu banyak? Bunda juga bilang padaku seperti Ayah." ucap Danish dengan nada bicaranya yang lucu.     

"Dengarkan Ayah, kenapa kamu tidak boleh makan es krim terlalu banyak? agar kamu tidak sakit perut sayang." ucap Chello sambil membawa Danish kembali ke mobil.     

"Bagaimana anak Bunda? apa kamu sudah senang sekarang? sudah habis berapa es krimnya?" tanya Ayraa saat Danish masuk ke dalam mobil.     

"Tidak banyak Bunda, kata Ayah Chello nanti bisa sakit perut. Ini Bunda es besarnya rasa vanila. Kata Ayah Chello Bunda juga suka es krim rasa vanila."' Ucap Danish kecil dengan bahasa belepotan.     

Danish tertawa mendengar ucapan Danish kecil. Sedangkan Chello dan Ayraa seketika wajahnya memerah karena malu.     

"Danish, nanti sampai di rumah boleh makan es krimnya dengan Bunda. Tapi ingat tidak boleh berebut." ucap Danish berniat menggoda Ayraa.     

"Ya Ayah, di rumah Bunda sering makan es krim." ucap Danish kecil tanpa merasa berdosa.     

Danish tersenyum, melihat wajah cantik Ayraa yang semakin memerah. Sungguh perasaan cinta Danish semakin mendalam pada Ayraa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.