RAHASIA HATI CHELLO (2)
RAHASIA HATI CHELLO (2)
"Tidak Bunda, tidak seperti itu. Dengarkan dulu ceritaku." ucap Chello dengan tatapan penuh.
"Lalu, bagaimana kamu bisa mempunyai seorang anak?" tanya Hana tak mengerti.
"Aku menemukan Cahaya saat aku bertugas di garis depan. Aku menemukan bayi itu di atas tumpukan jerami dan aku membawanya pulang. Aku dan Jessi merawatnya dan memberikan nama Cahaya, sejak ada Cahaya hatiku selalu terhibur. Aku dan Jessi menjadi orang tua asuh bagi Cahaya." ucap Chello kembali berhenti sejenak, berpikir apa perlu menceritakan kesalahpahaman Ayraa padanya.
"Ayah pikir menjadi orang tua asuh bagi Cahaya bukan suatu masalah Chello. Apa yang kamu lakukan adalah hal yang baik." ucap Raka semakin bangga pada Chello.
"Ya Ayah, tapi...masalah terbesarnya Ayraa mengira aku dan Jessi sudah menikah dan mempunyai anak Cahaya. Sampai sekarang Ayraa marah padaku karena Ayraa berpikir aku tidak memberitahu dia dan kalian kalau aku sudah menikah dan mempunyai anak." ucap Chello sambil mengusap tengkuk lehernya.
"Kenapa Ayraa harus marah padamu? walaupun Ayraa berpikir kamu sudah menikah dengan Jessi, seharusnya Ayraa bahagia kamu sudah menikah. Apa hanya karena kamu tidak memberitahu, Ayraa jadi marah?" tanya Hana dengan tatapan tak percaya.
"Aku juga tidak tahu Bunda kenapa Ayraa harus marah hanya karena itu. Dan menurut Mas Danish, sejak Jessi memberitahu Ayraa kalau aku akan menikah dengan Jessi. Ayraa semakin marah padaku." sahut Chello dengan perasaan bimbang dengan ucapan Danish yang mengatakan kalau Ayraa cemburu.
"Bunda tahu kenapa Ayraa marah padamu Chell, karena Ayraa cemburu padamu walau Ayraa tidak menyadarinya. Bunda rasa Ayraa masih menyukai kamu tapi Ayraa tidak menyadarinya karena hati dan pikirannya hanya fokus pada suami dan anak-anaknya." ucap Nicky sangat tahu hati anaknya.
"Kenapa kamu tidak menceritakan saja apa yang terjadi sebenarnya pada Ayraa saja, agar Ayraa tidak salah paham lagi padamu." ucap Hana memberi nasihat pada Chello.
"Mas Danish sudah tahu tentang hal ini dan ingin menceritakan semuanya pada Ayraa. Tapi aku melarangnya. Aku tidak ingin Ayraa menjadi dekat denganku dan itu akan membuat masalah pada hubungan Mas Danish dengan Ayraa. Aku tidak ingin menyakiti hati Mas Danish. Untuk sementara aku membiarkan Ayraa berpikir aku sudah menikah dengan Jessi dan mempunyai anak Cahaya. Karena itu akan lebih baik buat hubungan Mas Danish dan Ayraa tetap bahagia. Dan aku harap Ayah dan Bunda juga tidak memberitahu Ayraa." ucap Chello dengan serius.
"Lalu sampai kapan kita menyimpan rahasia kamu ini? apa selamanya akan seperti ini?" tanya Hana dengan kesal melihat Chello yang selalu mengorbankan perasaannya sendiri.
"Sampai saatnya tiba, aku akan memberitahu Ayraa sendiri Bunda. Aku hanya meminta dukungan kalian agar aku bisa menjalankan janjiku pada Mas Danish dengan baik, tapi tidak dengan menyakiti hati Mas Danish." ucap Chello dengan perasaan lega karena sudah menceritakan semuanya pada orang tuanya juga pada orang tua Ayraa.
"Jangan kuatir lagi Chello, kita semua akan mendukung kamu sepenuhnya lakukan apa yang menurutmu baik. Kita percaya kamu sangat menyayangi Danish dan Ayraa." ucap Bagas kembali memeluk bahu Chello.
"Sekarang aku sudah tenang karena semua masalah yang aku pikirkan selama ini sudah aku ceritakan semua pada kalian. Aku menceritakan semua ini karena aku tidak ingin ke depannya kalian salah paham padaku dengan apa yang akan aku lakukan." ucap Chello dengan tenang.
"Kita sepenuhnya akan mendukungmu Chello." ucap Nicky dengan perasaan haru.
"Bunda, karena aku sudah selesai dengan tujuanku. Aku mau permisi keluar sebentar. Aku mau ke kampus untuk menyerahkan surat bukti selesai tugas agar bisa ikut wisuda tiga bulan lagi." ucap Chello seraya bangun dari duduknya.
"Wah, sebentar lagi sudah mendapat gelar Dokter ya?" ucap Bagas ikut berdiri dari duduknya.
"Ya Ayah, semoga bisa bermanfaat untuk semua orang. Walau untuk sementara aku fokus belajar di perusahaan Mas Danish." ucap Chello dengan tersenyum.
"Ya sudah Chell, berangkatlah Nak. Hati-hati di jalan." ucap Hana sangat bangga pada Chello.
Setelah Chello meninggalkan mereka, Nicky menghampiri Hana.
"Sikap Chello memang sudah berubah ya Hana, lebih dewasa dan tenang. Sama dengan Raka." ucap Nicky dengan perasaan bangga.
"Aku sangat beruntung bisa memiliki Raka dan Chello juga Cayla, aku sangat bangga pada mereka." ucap Hana dengan tersenyum.
"Ya...kamu benar Hana, kamu sangat baik karena itu kamu juga mendapat yang terbaik." ucap Nicky sambil memeluk Hana.
"Kamu juga Nick, kamu sangat beruntung memiliki Bagas yang sangat mencintaimu juga Ayraa yang selalu menjadi kesayangan semua orang." ucap Hana merasa bahagia hidup bersama keluarga besarnya. Walau tidak ada hubungan darah tapi sudah seperti keluarga sendiri.
"Bunda, kita pulang sekarang? aku harus menghadiri meeting sebentar lagi." ucap Bagas setelah berbincang sebentar dengan Raka mengenai Danish.
"Ya Mas, sebentar. Hana aku pulang dulu ya. Kalau ada kabar tentang Chello kabari aku." ucap Nicky sambil mengecup kedua pipi Hana.
"Kamu tenang saja, aku pasti memberi kabar padamu." ucap Hana seraya menemani Nicky berjalan sampai ke teras depan.
***
Tiba di Kampus, Chello menyerahkan surat bukti selesai tugas miliknya, juga milik Armand yang mendapat hak istimewa bisa di wakilkan Chello karena keadaan Armand yang tidak memungkinkan datang ke kampus.
Setelah semua di selesaikan Chello tanpa ada masalah. Chello segera meninggalkan Kampus dan pergi ke rumah Armand untuk memberitahu Jessi kalau mereka akan segera kembali ke Bali.
Tiba di rumah Armand, Chello merasa bahagia karena melihat kebahagiaan di wajah Armand dan Jessi. Sambil mendudukkan Cahaya dalam pangkuannya, Chello tersenyum arti melihat Armand dan Jessi.
"Kalian berdua terlihat sangat bahagia, seperti pengantin baru." ucap Chello menggoda Armand dan Jessi.
Wajah Armand dan Jessi seketika memerah.
"Chello, aku pikir kamu laki-laki yang dingin dan tidak punya hati. Tenyata kamu suka bercanda juga." ucap Jessi yang sudah merasakan bagaimana sikap dinginnya seorang Chello.
"Tidak juga Jess, aku hanya melatih diri saja." ucap Chello dengan tersenyum.
"Jadi... bagaimana? kapan kalian akan menikah?" tanya Chello dengan serius.
Jessi menoleh ke arah Armand meminta Armand yang menjawabnya.
"Dua Minggu lagi aku akan ke Singapura untuk pasang kaki palsu. Setelah itu kita akan menikah." ucap Armand tidak ingin berlama-lama dalam hubungannya.
"Kamu sudah tahu sekarang kan Jessi, kalau Armand sangat serius denganmu. Kamu pasti akan bahagia hidup bersama dengan Armand." ucap Chello dengan hati bahagia.
Jessi menganggukkan kepalanya, mengiyakan ucapan Chello yang selalu benar.