Kannoya Academy

Junko? Ermin?



Junko? Ermin?

"Denzel... lemah sekali kamu..." kata Techno.     

Techno mengarahkan lengan kirinya di depan muka Denzel.     

Sebuah laser berkumpul di tangannya itu.     

Laser itu hampir mengenai Denzel, tetapi Denzel menahannya,     

"Hologram shield!" Kata Denzel.     

Sebuah perisai menyerap kekuatan laser itu.     

"Ayo, Junko!" Teriak Denzel.     

"Baik." Balasnya.     

Tetapi, di dalam hati Junko, ia sedang kebingungan.     

"Hologram bullets!" Teriak Denzel.     

10 peluru muncul di sekitar Denzel, dan meluncur ke arah Techno.     

Junko hanya melihat Denzel dan tidak berbuat apa-apa.     

Techno tidak merasakan efek apapun dari peluru-peluru Denzel.     

"Apa itu, aneh sekali.." kata Techno.     

Techno mengayunkan lengan kanannya ke samping kanan, dan muncullah pedang yang terbuat dari mesin.     

"Hologram sword.." kata Denzel.     

Sebuah pedang dari mesin pun muncul juga di hadapan Denzel, Denzel mengambilnya.     

"Pedang lemah seperti itu... mana bisa mengalahkanku!" Kata Techno.     

Denzel menerjang ke arah Techno. Ia menebas-tebas Techno, tetapi Techno tidak merasakan apapun.     

"Aneh sekali... kau lemah sekali... gadis itu juga!" Kata Techno.     

"APA?" Teriak Denzel.     

"Explode!" Teriak Denzel.     

Lalu pedang itu mengeluarkan ledakan-ledakan kepada Techno.     

"Ini saja?" Tanya Techno yang hanya kotor sedikit.     

Denzel pun terkejut.     

"Ya memang.. semenjak aku melarikan diri... aku berlatih keras... pasti kamu tidak berlatih... hahahha!" Kata Techno.     

Techno memandang Junko, gadis yang tadi ia sebutkan.     

"Aneh sekali... seharusnya ia membantunya... dulu, ia membantunya dengan sangat keras hingga nyawanya hampir terputus... ia pemilik sihir darah, tetapi mengapa ia diam saja sejak daritadi?" Pikir Techno saat melihat Junko.     

"Tidak usah dipikirkan.." pikir Techno.     

Saat ia melihat ke depan, Denzel sudah tidak ada.     

"Kamu lengah!" Kata Denzel.     

Denzel menebas punggung Techno dengan pedangnya itu, beberapa sistem mesin Techno rusak, tetapi rusaknya tidaklah parah.     

"Begitu..." kata Techno.     

Techno memukul perut Denzel dengan cepat dan keras sehingga Denzel terdorong jauh.     

Tangan kanan Techno mengarah ke arah Denzel, laser sudah berkumpul di tangan Techno.     

Laser itu sudah diluncurkan, tetapi Denzel berhasil menghindar.     

Techno menerjang ke arah Denzel. Techno berhasil memukul Denzel lagi dan lagi. Denzel sudah terlukai.     

"Lemah! Lemah! Lemah!" Teriak Techno sambil memukuli Denzel.     

"Lebih baik kamu mati saja!" Teriaknya lagi.     

Tetapi, Denzel berhasil lepas dari Techno. Denzel berdiri di samping Techno, bersiap untuk menyerangnya.     

.     

.     

.     

"Hihihihi"     

"Hahahaha"     

"Hehehehe"     

"Anak-anak ini menyebalkan!" Teriak Rheinalth.     

Lalu ketiga anak itu menghilang.     

"Kemana mereka?" Kejut Rheinalth.     

"Sepertinya mereka bersembunyi untuk membuat rencana?" Tanya Ermin.     

Mereka waspada.     

.     

.     

.     

.     

Denzel berhasil ditangkap lagi oleh Techno.     

"Lemah sekali!" Teriak Techno.     

"Baiklah, kalau begitu!" Teriak Techno.     

Denzel berhasil lepas lagi, tetapi Techno tidak mengejarnya.     

Techno melihat Denzel dengan tatapan tajam.     

"Sistem.. target... locked."     

"Apa?" Kejut Denzel.     

"Stamina absorbing.." kata Techno.     

Sebuah laser berkumpul di tangan kanannya itu.     

.     

.     

.     

.     

"Cilukba!" Teriak anak itu.     

Anak itu berdiri di pundak Rheinalth.     

"Frozen!" Teriak Rheinalth yang membekukan pundaknya itu.     

Tetapi anak itu melarikan diri lagi.     

"Astaga.." kejut Rheinalth.     

"Kamu menyembunyikan kekuatanmu.." kata anak itu.     

"Tidak benar." Jawab Rheinalth.     

"Benar sekali... bagaimana kalau kita keluarkan semua kekuatanmu.." kata anak itu.     

"Apa yang kamu maksud.." kata Rheinalth.     

"Begini..."     

Anak itu mengeluarkan sebuah pisau lagi.     

"Sebaiknya, pengganggu disingkirkan... benar?" Kata anak itu.     

Lalu anak itu menerjang dengan sangat cepat. Lebih tepatnya menghilang lagi. Dia sangat cepat. Rheinalth melihat ke sekeliling, tidak ada yang terjadi.     

"Apa ini? Aneh-aneh saja.." kata Rheinalth.     

Lalu ia mulai menyadari bahwa ada sesuatu yang menghilang.     

"Ah.. dimana Ermin.." kata Rheinalth.     

.     

.     

.     

.     

"Dengan begini... kamu akan mati, Denzel!" Teriak Techno.     

Denzel berusaha untuk berdiri dan melindungi dirinya.     

"Percuma Denzel, sekuat apapun perisaimu itu... laser ini juga memiliki magic eater yang membuat seolah-olah sihirmu itu tidak ada." Kata Techno.     

"Apakah ini akhirnya?" Pikir Denzel.     

.     

.     

.     

.     

"Kamu mencari gadis itu?" Tanya anak itu.     

"Tentu saja, dia adalah temanku!" Teriak Rheinalth.     

"Benarkah? Atau... lebih dari teman?" Tanya anak itu.     

"Tch... anak kecil memang menjengkelkan.." keluh Rheinalth.     

"Baiklah... biarlah kita tunjukkan kemampuan kita." Kata anak itu.     

Lalu anak itu menunjukkan sesuatu pada Rheinalth.     

Rheinalth terkejut.     

.     

.     

.     

.     

Denzel memejamkan kedua matanya.     

"Mungkin inilah akhirnya... aku akan menghilang selamanya di dunia... tetapi     

Teman-teman, terimakasih...     

Kalian sudah menjadi bagian terindah di dalam hidupku... maaf jika kalian harus melanjutkan kehidupan ke depan... sebagai pahlawan, ataupun sebagai siapapun... tanpaku...     

Maaf semuanya...     

Maaf... Junko... "pikir Denzel sambil meneteskan air matanya.     

Tetapi.     

"Apa?" Kejut Techno.     

"Apa? Ada apa? Aku tidak mati?" Kejut Denzel.     

Denzel membuka kedua matanya secara perlahan.     

Denzel terkejut.     

.     

.     

.     

.     

"E-Ermin..." kata Rheinalth.     

Tubuh Ermin dibekukan oleh anak itu. Tetapi sebenarnya, itu hanyalah sebuah ilusi untuk memancing amarah Rheinalth.     

"Ya... dia memang pengganggu!" Kata anak itu sambil menginjak-injak es itu hingga hancur.     

"Hentikan..." kata Rheinalth lemas.     

.     

.     

.     

.     

"J-Junko?" Kejut Denzel.     

"Denzel..." kata Junko.     

"Maaf..." katanya lagi.     

Denzel sangat terkejut dan sedih.     

"JUNKO!" Teriak Denzel sambil berlari ke arah Junko.     

Junko telah membiarkan tubuhnya terkena sihir Techno, yang akan menghabiskan semua stamina yang dimiliki oleh lawannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.