Istri Kecilku Sudah Dewasa

Dia Sudah Punya Istri Kecil (3)



Dia Sudah Punya Istri Kecil (3)

"Um… Hehe. Kakak Xuanyuan Pofan tidak masalah kok, pemandangan salju juga indah… pasti juga indah hehe." kata Du Xuexin sambil menahan rasa canggungnya.     

Du Heng sebenarnya sudah tahu mengenai karakter dingin Xuanyuan Pofan. Namun, agar adiknya tidak malu karena tidak dihiraukan Xuanyuan Pofan, akhirnya dia pun berkata, "Ya ampun... Xuanyuan Pofan. Aku dengar kalau kamu menyimpan istri kecilmu itu seperti harta karun dari langit. Apa itu benar?! Jangan bilang kalau kamu tidak rela memperlihatkan istri kecilmu ke orang lain, ya?"     

Xuanyuan Pofan saat ini sedang meneguk tehnya, lalu alisnya terangkat dan menjawab, "Um, iya tidak rela." Bahkan, menurutnya harta karun dari langit juga tidak sebanding dengan istri kecilnya Liuli Guoguo.     

Setelah mendengar ucapan Xuanyuan Pofan itu, Du Heng terkejut sampai menyemburkan teh yang baru saja masuk di mulutnya, "Hah..."     

Wajah Du Xuexin langsung memucat dan setelah mendengar hal itu dia hanya diam saja. Bahkan, dia pun semakin lemas dan putus asa ketika merasakan lagi sifat ketidakmudahan Xuanyuan Pofan untuk bisa dekat dengan orang lain. Ini sih Xuanyuan Pofan sudah keterlaluan… sampai dia sulit sekali untuk bicara baik-baik dengan orang lain! batinnya dengan kesal.     

"Wah, Xuanyuan Pofan tolong dong kamu jangan seperti ini. Aku sudah jauh-jauh mengunjungimu kesini bukan untuk mendengarkan ucapanmu yang menggelikan ini! Apanya yang kamu tidak rela? Menggelikan sekali ucapanmu itu. Mana ada orang yang menyembunyikan istrinya dan tidak memperlihatkan ke sahabatnya sendiri?! Kamu ini membuat adikku jadi kelihatan seperti orang yang suka makan orang saja. Kamu..." kata Du Heng yang kemudian menatap ke beberapa pelayan yang ada di depannya, lalu menunjuk dengan jarinya ke salah satu dari mereka.     

"Kamu, iya kamu, jangan diam saja. Du Xuexin sangat bosan di sini cepat bawa dia jalan-jalan ke luar sana." kata Du Heng lagi sambil menunjuk dan memerintahkan ke salah satu pelayan tanpa ada rasa sungkan sama sekali.     

Du Heng merasa kalau dia dan Xuanyuan Pofan adalah sahabat sehidup semati, sehingga dia merasa tidak perlu sungkan atau tidak enak dengan Xuan Yuan Pofan. Apalagi Xuanyuan Pofan sendiri juga sama saja seperti itu kepadanya. Xuanyuan Pofan tidak pernah memperlakukannya dengan sangat ramah. Inilah alasan kenapa dia tidak harus memedulikan sopan santun kepada Xuanyuan Pofan. Bagaimanapun juga mereka bersahabat, itu sebabnya tidak butuh banyak basi-basi.     

Hong Dou terkejut karena tiba-tiba ditunjuk dan disuruh oleh tamu dari Tuannya itu, "Ini, um..." gumamnya sambil melihat ke arah Tuannya, yaitu Xuanyuan Pofan. Dia terlihat tidak tahu apakah harus melaksanakan perintah Du Heng itu atau tidak.     

"Sana pergilah." kata Xuanyuan Pofan dengan tenangnya. Sebenarnya, dia malas sekali dan tidak ingin mendengar omong kosong yang diucapkan Du Heng lagi.     

Setelah itu barulah Pelayan itu menjalankan perintah Du Heng. Hong Dou kemudian membungkuk dan mempersilahkan Du Xuexin.     

"Terima kasih Kakak Xuanyuan Pofan!" kata Du Xuexin yang akhirnya merasa lega. Karena dia tahu kakak Xuanyuan Pofannya itu bukanlah orang yang terlalu dingin dan tidak berperasaan.     

***     

Di waktu yang bersamaan, Liuli Guoguo sedang bermain. Para pelayan yang saat itu sedang mengelilinginya dan juga ada kelinci putih yang ada di atas meja. Mereka semua sekarang terlihat sedang tertawa dengan senang. Karena, dia saat itu memakaikan baju rajutan yang dibuat para pelayan ke tubuh kelinci putih yang ada di atas meja dan mendandani kelinci itu dengan sangat lucu.     

Melihat kelinci yang tubuhnya dipenuhi dengan bulu putih, serta beberapa corak warna lain di bagian tubuhnya. Saat ini sedang memakai baju rajutan musim dingin berwarna merah dengan keempat kakinya yang mengenakan alas sepatu dari kain dengan pita besar kupu-kupu, dan diikatkan di keempat kakinya. Kedua telinganya juga dihiasi dengan bunga merah besar.     

Liuli Guoguo mengangkat kelinci itu, dia memandangi kelinci itu dari kanan ke kiri, ke atas, ke bawah, lalu bibirnya tampak cemberut, "Uh… kelihatannya sedikit menyakiti mata ya waktu melihatnya?!" katanya sambil mengelus belakang kepalanya karena bingung. Liuli Guoguo lalu mengerutkan keningnya, Kenapa hasil riasan kelinci ini tidak seperti yang aku bayangkan? Kenapa jadinya aneh sekali? batinnya.     

Para pelayan yang ada di sekitar Liuli Guoguo tampak mengedip-kedipkan matanya, kemudian mengangguk dan berkata dalam hati, Um, Nyonya kecil, kamu baru tahu ya!     

Liuli Guoguo meletakkan kelinci itu kembali ke atas meja. Karena dia merasa kalau hasil riasannya tidak bagus, Bagaimana kalau coba lagi dengan riasan lain? batinnya. Akhirnya dia pun melepaskan baju rajutan musim dingin, lalu menggantinya dengan baju rajutan berwarna biru yang kemudian dililitkan di tubuh kelinci itu. Setelah itu, terakhirnya diikatkan dengan pita besar berbentuk kupu-kupu.     

Kelinci itu hanya diam saja, kemudian dia pun membatin, Pakaikan pakaikan, lepaskan lepaskan, pasangkan pasangkan! Terserah kamu deh bocah kecil. Bagaimanapun juga kecantikanku yang tak tertandingi ini akhirnya juga akan hancur di tanganmu! Lalu, dia tampak menggerak-gerakkan kupingnya, seolah-olah sedang memberi petunjuk kalau dia sudah lelah dirias tidak karuan oleh Liuli Guoguo.     

Wahhh hiks hiks hiks! Tidak apalah, yang penting jangan dekatkan aku ke pria yang menakutkan itu saja tidak masalah! batin kelinci putih itu lagi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.