Istri Kecilku Sudah Dewasa

Tidak Mau Kok



Tidak Mau Kok

Xuanyuan Pofan melengkungkan bibirnya dan mendapatkan ide cemerlang. Dia pun langsung menggelitiki ketiak Liuli Guoguo. Setelah dia tidak mengizinkan Liuli Guoguo tidur bersamanya, jadi mereka setiap hari biasanya harus melakukan pertempuran menggelitik, dan sudah lama sekali tidak melakukannya. Jadi, sekarang waktunya memulai perang itu lagi.     

"Wkwkwkwkwk! Hahahahaha... Jangan menggelitikku lagi, Kakak Po. Hahahaha sudah, sudah, aku, aku bangun, aku bangun sekarang juga. Kakak Po, kamu jahat deh!" kata Liuli Guoguo. Gumpalan bulat di selimut itu langsung menghilang. Dia menjulurkan kepalanya dari balik selimut, lalu melemparkan tubuhnya sendiri ke dekapan Xuanyuan Pofan.     

"Duduk yang baik, ayo cuci muka dulu." kata Xuanyuan kepada istri kecilnya yang sekarang menempel di dirinya sambil geleng-geleng kepala dan menepuk pantat kecil istri kecilnya.      

Liuli Guoguo menjawab dengan suara seraknya karena bangun tidur. "Tidak mau kok… Aku tidak mau bangun. Aku mau tidur di dekapan Kakak Po. Kakak Po, kamu sudah memisahkan hidupku dengan selimut, jadi kamu harus bertanggung jawab!" katanya dengan mata yang masih terpejam dan masih menempel di Xuanyuan Pofan seolah ingin sekali kembali tidur di ranjangnya.     

Xuanyuan Pofan angkat tangan, dia hanya bisa membiarkan istri kecilnya menempel di dirinya, lalu dia memanggil pelayan masuk untuk membasuh wajah Liuli Guoguo.     

Setelah membersihkan wajah dan menyisir rambut Nyonya kecilnya, dua pelayan itu membantu Liuli Guoguo ganti baju seragam sekolahnya. Di saat ini, Liuli Guoguo masih saja tidak membuka mata besarnya yang seperti anggur itu. Sehingga membuat dua pelayannya itu dengan susah payah, mereka baru berhasil mengganti bajunya.     

Dua pelayan itu langsung mengantarkan Liuli Guoguo lagi ke dekapan Xuanyuan Pofan setelah berhasil mengganti bajunya. Xuanyuan Pofan geleng-geleng kepala lagi ketika melihat istri kecilnya, dia benar-benar tak berdaya. Dia pun akhirnya menggendong Liuli Guoguo naik ke kereta kuda dan mengantarkannya ke sekolah Lushan.     

***     

Liuli Guoguo yang masih mengantuk masih saja tidur di dekapan Xuanyuan Pofan. Begitu kereta kuda sampai di depan sekolah, dia seperti bisa merasakannya. Dia pun menguap sebentar, lalu bangun. Kemudian dia meloncat keluar dari dekapan Xuanyuan Pofan, segera mengambil tasnya dan mencari sesuatu di tasnya.     

"Tidak usah mencari lagi, PR-mu kemarin malam sudah selesai dikerjakan. Tenang saja," kata Xuanyuan Pofan kepada Liuli Guoguo.     

"Em? Kakak Po, bagaimana bisa tahu kalau aku panik karena ini?" tanya Liuli Guoguo. Hebat sekali Kakak Po, tambahnya dalam hati.      

"Di wajah pemalas kecil ini sudah tertulis dengan jelas," kata Xuanyuan Pofan lagi sambil menjentikkan jari ke telinga istri kecilnya.      

Liuli Guoguo memanyunkan bibirnya. "Aku bukan pemalas kok," katanya.     

Xuanyuan Pofan menaikkan alisnya dan berkata lagi, "Lalu, siapa tadi yang masih mau tidur dan bermalas-malasan di ranjang? Em?" Setelah itu, dia mengeluarkan cadar dari balik bajunya ketika melihat kalau mereka sudah sampai di depan sekolah. Kemudian menekukkan jarinya dan mengisyaratkan Liuli Guoguo untuk datang ke dirinya. Setelah itu, dia memasangkan cadar itu ke wajah Liuli Guoguo.     

Liuli Guoguo dengan patuhnya berjalan ke depan Xuanyuan Pofan dan membiarkan Xuanyuan Pofan untuk memasangkan cadar untuknya. Mulut kecilnya terbuka dan mulai menjawab dengan sembarangan, "Itu kan karena aku tidak tega meninggalkan ranjang tersayang ku. Aku masih ingin berlama-lamaan dengannya. Sepagi itu meninggalkannya, nanti ranjang bisa sedih, kan!" Sekali lagi, alasan yang benar-benar luar biasa terucap dari mulut kecilnya.     

"Oh," jawab Xuanyuan Pofan. Setelah itu, dia merapikan topi sekolah Liuli Guoguo.     

***     

Tetap masih dengan beribu tatapan orang-orang yang memandangnya, Liuli Guoguo sekali lagi masuk ke kelas Jianjia. Dia juga lagi-lagi melirik ke bangku belakangnya, dan masih saja melihat Xiao Bao tidak masuk sekolah, dia pun menghela napas kecewa.     

Setelah itu, Liuli Guoguo mengeluarkan gambar yang kemarin malam telah digambarnya. Dia menatap gambar itu cukup lama, dan merasa ada yang aneh. Bukannya kemarin malam aku belum selesai mengerjakannya karena ketiduran, ya? Em mungkin… Sepertinya memang sudah aku kerjakan deh, batinnya.     

Begitu tiba waktunya pelajaran dari guru Gou. Liuli Guoguo dan semua teman sekelasnya mengikuti guru Gou menggiring mereka ke menara ujian.     

Menara ujian ini digunakan bersama oleh sekolah Lushan dan perguruan tinggi Lushan. Menara ujian adalah bangunan tertinggi di Lushan ini. Dari luar memang terlihat sedikit aneh. Total ada 19 lantai, sembilan lantai pertama adalah lantai untuk sembilan jurus, lalu sepuluh lantai sisanya adalah lantai untuk ujian siswa setingkat penangkap jiwa dan juga penyihir atau pengendali jiwa.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.