Pengawal Ketujuh Melarikan Diri (Bagian 1)
Pengawal Ketujuh Melarikan Diri (Bagian 1)
Liuli Guoguo tampak menggelengkan kepalanya dan menghela napas sambil membatin, Kakak Po kekanak-kanakan sekali, masa perlu sampai aku bujuk dan tenangkan begini. Lalu, dia berkata ke Kakak Po-nya, "Kakak Po, kalau begitu aku mulai belajar menggambar simbolnya, ya!"
"Em, menggambarlah," jawab Xuanyuan Pofan. Trik sederhananya telah berhasil menaklukkan istri kecil imutnya ini. Sehingga Liuli Guoguo bahkan mempersilakannya lagi memainkan rambut itu.
Tampak ekspresi puas dan bangga di wajah Xuanyuan Pofan yang berbeda dari biasanya. Dia kini tampak sedang memeluk Liuli Guoguo sambil bermain dengan rambut istrinya itu tanpa rasa tidak enak lagi. Terkadang dia juga mencium aroma harum rambut istri kecilnya yang imut. Benar-benar momen yang sangat membahagiakan dan menyenangkan untuknya.
***
Kerajaan Bei Yun, kediaman Raja An Yin,
Du Heng telah mabuk dan menyandarkan kepalanya di pundak harum pengawal ketujuh.
Pengawal ketujuh tampak menepuk-nepuk wajah Du Heng setelah memastikan kalau Du Heng benar-benar sudah mabuk. Dia lalu mengeluarkan ikat tali payudara yang disembunyikan di balik baju yang jatuh tadi, lalu melilitkannya ke leher Du Heng.
Namun, baru saja melilitkan satu putaran, tiba-tiba pergelangan tangannya dipegang oleh tangan besar. Pengawal ketujuh terkejut, lalu dalam sekejap, Du Heng telah menggendongnya sampai ke ranjang besar. Ikat tali payudaranya masih bergoyang-goyang di leher Du Heng, sedangkan tangannya yang mau meraih tali itu sudah dicengkram dengan kuat oleh tangan besar Du Heng.
Pengawal ketujuh tidak bisa menggerakkan tangannya sama sekali. Ketika berniat melawan di gendongan Du Heng, tiba-tiba tubuhnya sudah dilemparkan ke atas ranjang. Lalu, ketika dia mau bangkit dari ranjang, Du Heng sudah lebih dulu menindihnya. Jantungnya seketika berdebar-debar tidak karuan, tidak tahu apa karena rencananya yang jelas gagal ini atau karena gerakan Du Heng yang sangat tiba-tiba.
Tapi, begitu Du Heng menindihnya, pengawal ketujuh sudah menerima takdir kalau rencananya ini benar-benar sudah gagal. Ketika menunggu Du Heng yang biasanya akan mengikatnya untuk menikmati tubuhnya, dia merasa kalau Du Heng tidak bergerak sama sekali. Bahkan hanya menindih di atas tubuhnya dan tak bergerak seperti sedang tidur.
Pengawal ketujuh mengerutkan keningnya, lalu mengecek dengan menggigit daun telinga Du Heng. Dia telah menggigit dua kali sampai telinga Du Heng memerah, tapi Du Heng tidak melawan sama sekali. Dia pun langsung menghela napas dengan lega. Sepertinya bajingan ini mabuk, tapi kekuatannya masih ada, cih! batinnya.
Pengawal ketujuh kemudian meneruskan melilitkan ikat tali yang ada di leher Du Heng. Tapi, baru saja meneruskan melilitkan ikat talinya, sekali tiba-tiba pria yang menindihnya menangis, lalu tangan besarnya memegang erat tangan seindah giok pengawal ketujuh. "Hiks hiks hiks, Xiao Qiqi, apa kamu ingin mencekik aku?" tanyanya.
Siapa yang bisa memberitahunya?! Bajingan ini masih mabuk atau tidak sih?! batin pengawal ketujuh.
"Xiao Qiqi, aku benar-benar mencintaimu, aku ingin punya bayi denganmu, bayi yang akan jadi pangeran dan putri yang banyak sekali, hiks hiks hiks," kata Du Heng yang menangis tidak karuan di atas tubuh pengawal ketujuh.
Pengawal ketujuh pun yakin kalau Du Heng benar-benar sudah mabuk.
"Xiao Qiqi, apakah kamu tahu apa yang paling aku sukai darimu?" tanya Du Heng yang awalnya menangis, dan tiba-tiba mengubah ekspresinya jadi sangat serius. Matanya kemudian berbinar sambil menatap pengawal ketujuh yang ada di bawah tubuhnya. Dua pipinya yang memerah itu telah menunjukkan bahwa dia sedang mabuk.
Pengawal ketujuh jelas tidak memedulikan bajingan yang mabuk di tubuhnya itu. Dia kemudian melihat ke sekelilingnya memikirkan rencana selanjutnya. Hanya saja, tiba-tiba tangannya sudah ditarik oleh Du Heng ke dadanya, sehingga tangannya tidak bisa digerakkan.
"Hahaha, Xiao Qiqi, kamu begitu sulit menjawabnya, ya? Hehehe, biarkan aku yang memberitahumu," kata Du Heng lagi.