Pria Cantik Berambut Putih
Pria Cantik Berambut Putih
Setelah beberapa saat, kertas yang baru saja digambar tadi sudah berubah menjadi bola kertas lagi, dan menjadi salah satu anggota dari beratus bola kertas lain di lantai mahoni.
Ding Xiang merapatkan bibirnya dan menyerahkan selembar kertas lagi kepada Liuli Guoguo. Tidak lama kemudian, kertas yang diberikannya itu telah berubah menjadi bola kertas lagi. Hal ini berlanjut terus sampai lantai kayu mahoni itu dipenuhi dengan bola kertas.
"Nyonya kecil, kue rasa jeruknya sudah jadi!" kata Xiao Denglong sambil membawa kotak makan berisi kue rasa jeruk.
"Nyonya kecil, jus buah premnya sudah jadi!" kata Mo Li sambil membawakan nampan mahoni yang mana di atasnya ada mangkok seladon yang berisi jus buah prem.
Ketika kedua pelayan memasuki ruangan itu dan melihat bola kertas yang berserakan di lantai, mereka tertegun. Mereka dengan hati-hati kemudian berjalan melewati bola kertas dan berjalan ke depan buku Liuli Guoguo.
Karena mencium aroma harum, Liuli Guoguo melonggarkan kerutan di keningnya, dan langsung melemparkan kuasnya. Di atas buku itu, ada sebuah kertas yang mana di sana tergambar sebuah pola simbol yang tadi digambar olehnya. Jika bukan karena dua pelayan itu datang tepat waktu, mungkin kertas itu juga akan menjadi bola kertas selanjutnya.
Liuli Guoguo sangat haus, dia pun langsung berlari ke arah Mo Li dan meneguk jus buah prem yang ada di atas nampan mahoni yang dibawa olehnya. "Nyonya kecil, pelan-pelan saja minumnya, nanti tersedak" katanya sambil tersenyum dan menggelengkan kepalanya ketika melihat Nyonya kecilnya itu.
Xiao Denglong lalu menaruh kotak makanan yang ada di tangannya ke atas meja buku. Ketika dia siap untuk membuka kotak makanan dan mengeluarkan kue rasa jeruk di dalamnya, dia melihat sekilas pola yang dilukis oleh Liuli Guoguo di atas meja buku dan berkata sambil tersenyum, "Wow, Nyonya kecil, apa kamu yang menggambar kue besar ini? bagus sekali gambarnya."
Liuli Guoguo baru saja minum seteguk jus buah prem dari mulut kecilnya, tapi dia tanpa sengaja langsung menyemprotkannya ke wajah Mo Li yang berdiri di seberangnya ketika mendengar ucapan Xiao Denglong ini.
Xiao Denglong dengan cepat menutup mulut kecilnya, lalu membatin, Apa aku salah bicara? Sedangkan Ding Xiang langsung tertawa terbahak-bahak ketika melihat Mo Li.
"Maaf, Mo Li," kata Liuli Guoguo yang langsung minta maaf ke pelayannya sambil menyentuh kepala kecilnya dengan ekspresi menyesal di wajahnya.
Mo Li menarik sudut bibirnya dan tersenyum dengan sedikit canggung. "Nyonya kecil, tidak, tidak apa-apa," jawabnya.
Liuli Guoguo lalu mengambil 'kue besar' yang dianggap Xiao Denglong sebagai gambar bagus itu. Kemudian dia berlari ke paviliun Chiming untuk bertemu dengan Kakak Po-nya. Begitu dia berlari sampai tiba di pintu paviliun, dia melihat seorang pria cantik dengan rambut putih dan wajah yang begitu muda keluar dari paviliun Kakak Po-nya.
Ketika Liuli Guoguo mau masuk dan menyapa ke pria cantik itu, pria itu sudah menghilang dengan sangat cepat. Kemudian dia mengucek mata besarnya, lalu begitu membuka matanya, dia masih saja tidak melihat pria cantik itu lagi.
Liuli Guoguo setelah itu menepuk siku Ding Xiang dan bertanya, "Ding Xiang, apa kamu melihat pria cantik berambut putih keluar dari paviliun kakak Po?"
Mendengar ini, Jantung Ding Xiang langsung berdebar tidak karuan. Dia kemudian mengerutkan keningnya dan menjawab, "Hah? Pria cantik berambut putih? Tidak, hamba tidak melihatnya." Lalu, dia mengangkat bahu dan melihat ke sekelilingnya. Seketika, dia tiba-tiba merasa ketakutan sekali.
"Xiao Denglong, Mo Li, apa kalian melihatnya?" tanya Liu Guoguo sambil memalingkan kepalanya ke dua pelayannya yang lain.
Xiao Denglong dan Mo Li tampak menggelengkan kepala, yang menunjukkan kalau mereka juga tidak melihat apa-apa.
"Benar tidakkah? Tapi aku melihatnya dengan jelas. Aneh sekali," gumam Liuli Guoguo sambil menggaruk kepalanya.