Pangeran Arogan Memilih Baju
Pangeran Arogan Memilih Baju
Mereka juga langsung menegakkan dada kecilnya dan mengangkat kepalanya, lalu menegakkan duduknya. Dalam sekejap, para murid yang seperti belalang dan berlari ke sana kemari, sepenuhnya langsung berubah menjadi anak baik-baik.
Hiks hiks hiks... Kedepannya, guru pemusnahan akan sering datang ke sini untuk mengajar! Ya Tuhan, masa-masa indah kami sudah berakhir. Ya Tuhan, salah apa yang sudah kami perbuat? Kenapa Engkau memperlakukan kami seperti ini?! batin semua murid.
Sehingga, murid-murid yang awalnya tadi berisik dan ramai sekali, langsung berubah menjadi anak-anak baik yang sangat patuh, begitu juga dengan Liuli Guoguo. Ekspresi di wajah kecil mereka sekarang tampak lebih pahit daripada labu pahit.
Apa aku benar-benar semenakutkan itu, ya? batin Li Shishi
***
Ibu kota kerajaan,
Bangunan Jingyang,
Seorang pemuda berpakaian biru muda dengan rambut yang masih berantakan, terlihat sedang duduk di samping meja mahoni. Dia duduk dengan kaki disilangkan dan terus digoyangkan tanpa henti.
Sedangkan jemari di telapak tangannya yang indah, terus saja mengetuk berkali-kali di atas meja mahoni. Lalu, di atas meja mahoni itu terdapat dua nampan mahoni, yang di atasnya sudah disiapkan satu stel pakaian. Yaitu, satu stel pakaian berwarna putih cerah, dan satunya lagi pakaian berwarna ungu gelap.
"Tuan, yang ungu itu bagus sekali, sangat berwibawa dan tidak kehilangan kemegahannya. Yang ini lebih mengeluarkan wibawa terhormat dan juga nilai yang tidak biasa dalam diri Tuan," kata salah satu kasim muda dari dua kasim muda yang membungkuk di samping Xuanyuan Poxi.
Xuanyuan Poxi masih menggoyangkan kakinya yang dilipat di depan. Dia lalu menatap satu stel pakaian berwarna ungu gelap di nampan mahoni itu. Dia terlihat sedang mengembangkempiskan hidungnya, kemudian berkata, "Benarkah? Pen Zi, bagaimana menurutmu?"
Pen Zi memikirkannya dengan serius, lalu dia menjawab dengan serius dan langsung berkata kepada Tuannya, "Tuan, hamba tidak setuju dengan Chong Zi. Menurut hamba, satu stel pakaian yang berwarna putih cerah itu yang bagus. Pakaian yang berwarna putih itu lebih cocok dengan wibawa tuan. Juga lebih bisa menunjukkan diri Tuan yang sangat luar biasa! Serta bisa menunjukkan semangat besar seorang pemuda!"
Xuanyuan Poxi lagi-lagi menggoyangkan kaki yang bertumpu di lututnya. Alis tebal yang begitu indah miliknya tampak naik, dan dia pun mengerutkan keningnya. Dia mempertimbangkannya sejenak, dan tiba-tiba dia teringat dengan kakak Dewi cantik berpakaian putih yang tidak menyukainya karena dia kelihatan masih muda itu. Jika dikatakan seperti itu, maka memilih pakaian berwarna putih tidak akan cocok menurutnya.
Tapi, Xuanyuan Poxi ingat kalau kakak cantik itu menggunakan pakaian yang serba putih bagai Dewi. Jika dia memilih pakaian yang berwarna ungu gelap, mungkin tidak akan cocok jika bersanding dengan kakak cantik itu. Dengan berpikir seperti ini, dia merasa jika pakaian yang berwarna putih akan lebih cocok untuknya. Tapi jika seperti ini nanti… Aduh! Benar-benar pusing kepalaku, batinnya.
"Tuan, kenakan pakaian yang berwarna ungu saja. Pakaian yang ini benar-benar cocok dengan anda, begitu berwibawa berkali lipat!" kata Chong Zi sambil melihat Xuanyuan Poxi yang sangat kebingungan dengan ekspresi wajah yang tidak menyenangkan. Dia pun terlihat terburu-buru ketika memberi saran.
"Tidak Tuan, hamba benar-benar merasa kalau pakaian yang berwarna putih itu lebih cocok untuk Tuan!" kata Pen Zi yang juga buru-buru memberikan saran.
Xuanyuan Poxi kemudian menggaruk kepalanya yang rambutnya sudah berantakan bagai sarang burung. Dia bangkit berdiri, lalu berjalan ke arah Pen Zi, menutup kipas lipat yang ada di tangannya, setelah itu mengetukkan kipas tersebut ke kepala Pen Zi.
"Sudahlah! Aku ikut Pen Zi saja! Bukannya hanya sekedar memakai pakaian saja. Kenapa aku begitu ribet tidak karuan seperti seorang wanita, sih?! Yang pakaian putih saja!" kata Xuanyuan Poxi.
Di dalam percintaan, umur bukanlah hal yang penting. Jadi Xuanyuan Poxi sama sekali tidak peduli dengan perbedaan umur. Dia ingin memakai pakaian couple dengan kakak cantik bagai Dewi itu. Kemudian, dia akan membuat lagu cinta sepanjang zaman bersama kakak cantik bagai Dewi itu.
Pen Zi menggaruk kepalanya, lalu menyeringai dan berkata, "Hehehehe, baiklah! Tuan seleranya benar-benar bagus sekali! Hamba akan memanggil pelayan untuk membantu anda mengenakan baju ini!"