Istri Kecilku Sudah Dewasa

Bahan Rahasia Istri Kecil (Bagian 2)



Bahan Rahasia Istri Kecil (Bagian 2)

"Baiklah, aku akan meniupnya," kata Xuanyuan Pofan sambil menyipitkan mata indahnya, lalu meniup-niup serta mengelus tangan kecil Liuli Guoguo. "Capek, kan? Kedepannya jangan melakukan ini lagi. Kalau kamu ingin makan apapun, minta pelayan kita untuk melakukannya saja," lanjutnya.     

"Em! Capek sekali. Aku rasanya ingin jatuh saja saking capeknya! Aku tidak menyangka kalau memasak makanan lezat bisa begitu susah dan capeknya. Kakak Po, kedepannya kamu harus memberikan lebih banyak gaji perbulannya kepada semua pelayan dapur, masak itu benar-benar tidak mudah!"      

"Apalagi masak makanan lezat, itu lebih tidak mudah lagi! Sekarang ini aku sudah mengalaminya sendiri!" kata Liuli Guoguo sambil bersandar ke Xuanyuan Pofan. Dia benar-benar capek sekali sekarang. Sepertinya, begitu dia bersandar dengan nyaman di dekapan Xuanyuan Pofan, dia pasti akan langsung tidur dengan sangat lelap.     

"Em, iya. Aku akan melakukan apa yang kamu katakan," kata Xuanyuan Pofan yang mengiyakan sambil masih memegang dua tangan kecil Liuli Guoguo.      

"Sudahlah Kakak Po, tidak usah ditiup lagi. Ayo cepat coba makanan lezat buatanku ini!" ajak Liuli Guoguo yang langsung menarik tangan kecilnya dari tangan besar Xuanyuan Pofan. Lalu, dia mengeluarkan sebuah sapu tangan merah muda dari saku bajunya dan melanjutkan, "Kakak Po, tutuplah matamu dengan ini!"     

"Kenapa?" tanya Xuanyuan Pofan dengan bingung. Apa jangan-jangan, ada bahan rahasia Liuli Guoguo ya di dalam makanan ini? Sehingga tidak bisa makan dengan mata terbuka, tapi harus makan dengan mata tertutup, batinnya.     

"Ya ampun, tutup saja. Dulu, guru yang mengajariku teknik pernapasan pernah berkata kalau indra kelima manusia itu saling bekerja sama dengan baik. Mata adalah indra yang paling bagus dalam bekerja sama. Jika mata tidak bisa melihat, maka indra lainnya akan lebih peka dan sensitif. Selama indra penglihatan itu tidak ada, maka indra pendengaran, penciuman, dan perasa akan menjadi lebih peka dan sensitif, jadi..."     

"Jadi, jika aku menutup mataku, aku bisa lebih menggunakan indra perasa dan penciuman ku untuk merasakan makanan buatanmu ini, kan?" tanya Xuanyuan Pofan sambil menarik sudut bibirnya. Sebenarnya dia sangat ingin menolak hal ini. Karena dia merasa, selama bertahun-tahun ini dia sudah mengasuh Liuli Guoguo dengan sangat baik dan berhati-hati.      

Xuanyuan Pofan tidak pernah sekali pun membiarkan tangan kecil dan lembut Liuli Guoguo menyentuh barang-barang yang kasar. Dia juga tidak pernah datang ke dapur selama ini, kecuali ketika dia sangat ingin makan tiba-tiba. Makanan yang dibuatnya kelihatannya… batin Xuanyuan Pofan.     

"Em em! Benar sekali apa yang kamu katakan Kakak Po! Sini Kakak Po, biar aku tutup matamu!" kata Liuli Guoguo. Dia pun berdiri, lalu duduk di lutut Kakak Po-nya dan membantu menutup mata Kakak Po dengan sapu tangannya.     

Liuli Guoguo apa boleh aku menolak ini, batin Xuanyuan Pofan. Dia merasa kalau Liuli Guoguo tidak akan membiarkannya menolak permintaan ini. Jadi, dia pun dengan patuh membiarkan istri kecilnya itu menutup matanya.     

"Kakak Po, buka mulutmu biar aku suapin. Aku mau lihat, apa kamu bisa menebak aku masak makanan lezat apa untukmu," kata Liuli Guoguo sambil mengambil makanan di kotak makan. Kemudian dia menaruh biskuit buah musim semi itu ke dalam mulut Xuanyuan Pofan.     

Xuanyuan Pofan pun membuka mulutnya sesuai arahan Liuli Guoguo. Ketika Liuli Guoguo memasukkan makanannya itu ke mulut, dia pun langsung menggigit makanan itu, dan baru tahu kalau istri kecilnya membuatkannya sebuah biskuit. Tapi, ketika sudah mengunyahnya cukup lama, dia masih belum tahu biskuit apa itu.     

"Kakak Po, bagaimana rasanya? Apakah sangat lezat sekali!" tanya Liuli Guoguo dengan gugupnya. Liuli Guoguo, percaya diri sekali kamu, batinnya.      

Xuanyuan Pofan pun kemudian menjawab, "Em, lumayan." Hanya terlalu manis saja, batinnya.     

Xuanyuan Pofan sudah bersama dan tinggal dengan Liuli Guoguo selama bertahun-tahun. Lalu, kemampuannya dalam makan makanan manis sudah sangat meningkat sekali. Hanya saja, ketika dia di depan Liuli Guoguo yang sangat suka dan gila akan makanan manis, dirinya bukanlah apa-apa.     

"Em? Hanya lumayan saja?!" tanya Liuli Guoguo lagi sambil menaikkan alisnya. Dia kemudian maju, dan hidung kecilnya sedikit lagi pasti akan menyentuh hidung mancung Xuanyuan Pofan.      

Xuanyuan Pofan setelah itu menarik sudut bibirnya, lalu mengganti ucapannya dengan berkata, "Harusnya lumayan baik sekali!" Dia berpikir kalau istri kecilnya pasti sudah berusaha dengan sangat keras ketika memasak untuknya. Walaupun memang manis sekali, tapi dia cukup menyukainya.     

"Nah, begitu dong Kakak Po!" kata Liuli Guoguo sambil mengangkat dagunya.      

Xuanyuan Pofan pun tersenyum.      

Liuli Guoguo lalu menyeka sisa biskuit yang tertinggal di sudut bibir Xuanyuan Pofan dan bertanya, "Kakak Po, ayo tebak biskuit apa yang aku buat untukmu? Kalau berhasil menjawab, aku akan memberimu ciuman!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.