Kebakaran
Kebakaran
"Li Jinyang, dengan tingkatan simbol pola yang cukup hebat itu berhasil menidurkan roh jiwa. Bagus sekali, lima bintang untukmu!" kata guru Gou memberi nilai dengan puasnya. Ini sungguh yang dinantikannya.
Setelah ujian dilaksanakan dari tadi, akhirnya muncul murid yang bagus dan berhasil dengan ujian ini. Padahal, guru Gou hampir saja meragukan dirinya sendiri, dan bertanya-tanya apakah cara mengajarnya bermasalah.
Suara tepuk tangan terdengar, seluruh murid di kelas Jianjia bertepuk tangan dengan gembiranya untuk Li Jinyang. Sedangkan Lin cantik langsung menghampiriya dan berkata, "Wow! Kakak Li Jinyang, kamu benar-benar hebat sekali!!"
Li Jinyang langsung mundur selangkah untuk menghindari pelukan dari Lin cantik. Dia pun pergi dengan tatapan tidak senang kepada Lin cantik.
Lin cantik tidak merasa keberatan atau sedih akan hal itu, karena dia sudah terbiasa. Dia pun masih saja mengikuti Li Jinyang dari belakang dengan ekspresi dan tatapan mata penuh kekaguman.
Liuli Guoguo juga sama memberikan tepuk tangan kepada Li Jinyang. Dia tersenyum dan memberi selamat pada Li Jinyang. Setelah itu, dia memegang dadanya dan membatin, Aduh gugup sekali aku, entahlah apa gambarku yang jelek ini, hasilnya bisa sebagus milik Li Jinyang, ya?
Setelah roh jiwa dihipnotis sampai tertidur, guru Gou pergi ke meja di sisi kiri ruang ujian dan memutar sebuah bola merah kecil gemuk di atas meja. Kandang yang berisi roh jiwa yang baru saja tidur langsung ditarik keluar dari dinding mesin. Guru Gou memutar bola merah lagi dan kandang baru muncul dari dinding mesin. Di dalam kandang tersebut, terdapat roh jiwa yang sangat sama mengerikannya.
"Selanjutnya, Liuli Guoguo!" panggil guru Gou setelah kembali ke tempatnya lagi. Liuli Guoguo mengambil napas sedalam-dalamnya, menegapkan dadanya lalu melangkahkan kaki kecilnya dan berjalan ke area cahaya merah. Dia kemudian mengeluarkan gambar yang telah di gambarnya kemarin malam dari saku lengan bajunya.
Liuli Guoguo membuka gambar itu dengan hati-hati, kemudian menghadapkan gambar itu ke roh jiwa yang ada di dalam kandang besi. Roh Jiwa itu melirik Liuli Guoguo dengan malasnya, dia lalu menguap dan merasa tidak menarik.
Roh jiwa itu ingat kalau kakaknya tadi tinggal di kandang cukup lama sekali, setelah itu baru ada satu manusia yang berhasil menidurkannya. Menurutnya, dia juga akan sama menganggur cukup lama dengan kakaknya tadi. Lebih baik menakuti anak-anak itu dengan berteriak, karena itu lebih menarik daripada terus ada di dalam kandang ini, batinnya.
"Hahahahaha! Hahahahahaha! Huwaaaaaahhhh!" Ketika Roh jiwa itu tertawa terbahak-bahak berusaha untuk menakuti murid kelas Jianjia, tiba-tiba muncul api besar di dalam kandangnya. Seketika, semua orang tertegun melihat ini.
"Huwaaaah! Kebakaran!!!!" jerit seluruh murid kelas Jianjia. Mereka pun dengan gemetaran tidak karuan langsung keluar dari ruang ujian. Semua murid yang ada di ruang ujian lainnya mendengar teriakan dan jeritan ini. Membuat mereka bertanya-tanya, "Apa? kebakaran? Di mana kebakarannya?"
Pundak Liuli Guoguo gemetaran dan langsung meremas kertas yang ada di tangannya menjadi bola kertas dan memasukkannya langsung ke dalam saku lengan baju. Wow! Kok bisa! Gambarku kenapa bisa menciptakan api di kandang roh jiwa, ya?! Tapi aku tadi benar-benar melihatnya sendiri! Begitu aku membuka gambarku dan menghadapkannya ke roh jiwa, tidak lama kemudian sebuah cahaya api begitu saja keluar dari kertasku ini dan langsung menyerang roh jiwa itu! batinnya.
Apalagi tenaga dari kekuatan yang keluar dari gambar itu terlalu besar sehingga langsung membakar kandang tingkat tiga serta roh jiwa yang ada di dalamnya.
"Huwwaaaaaahhhh! Kebakaran!!"
"Semuanya jangan panik! Jangan panik!!"
"Kakak Li Jinyang, Ximen Ziwei, Ximen Yanzi, kalian cepat lari dari sini! Cepat lari sana! Kebakaran! Liuli Guoguo, kamu juga sana cepat lari! Tulisan gambar yang kamu buat kenapa begitu kuat, sih? Sampai bisa membuat kebakaran begini! Padahal gambar itu jelek sekali, tapi bisa menghasilkan api besar seperti ini! Wow, hebat sekali!" kata Lin cantik sambil menatap api yang membara menari dengan riang di sana.
Api dalam kandang itu juga membakar roh jiwa, membuatnya tampak seperti bola api. Roh jiwa itu bersumpah kalau dia sama sekali tidak menyangka dirinya akan terbakar dan berubah jadi bola api, lalu beberapa detik berubah jadi abu.
Bukannya tadi itu simbol hipnotis pengembalian mimpi?! Kenapa malah jadi api besar?! batin roh jiwa tersebut. "Huwaahh! Aku tidak terima! Huwaaahh!" Suara itu kemudian perlahan hilang dan tak terdengar lagi.