Bahan Rahasia Istri Kecil
Bahan Rahasia Istri Kecil
"Iya, benar sekali Tuan. Ini adalah maksud dari Nyonya kecil," tambah Ding Xiang.
Xuanyuan Pofan menaikkan alis tebalnya, lalu melihat ke arah dapur. Walaupun tidak bisa menebak apa yang sedang dipikirkan dan mau dilakukan oleh istri kecilnya. Tapi, jika istri kecilnya sekarang tidak ingin dia mengganggunya. Maka dia akan menuruti keinginannya. Selama Liuli Guoguo tidak dalam kesulitan, Xuanyuan Pofan akan berusaha bekerja sama untuk mengikuti kemauannya.
"Ya sudah, dia baik-baik saja maka tidak masalah. Kalian kembalilah melayaninya. Aku tidak akan masuk," kata Xuanyuan sambil melirik ke dapur sebentar, lalu berbalik dan pergi.
"Laksanakan, Raja Huayou!" jawab ketiga pelayan itu dengan serempak. Akhirnya mereka bisa menghela napas dengan lega.
Pada saat ini, Liuli Guoguo yang ada di depan pintu, mengintip dari pintu ke gerbang dapur. Begitu melihat Kakak Po-nya telah berhasil dibujuk untuk pergi oleh ketiga pelayanannya. Hatinya pun jadi tenang, dan akhirnya bisa menghela napas panjang. Dia berbalik, lalu kembali ke samping kompor dan meneruskan pekerjaanya. Lesung pipinya terlihat tergantung begitu indah dan manis di wajahnya.
***
Setelah adonan besar campuran dari bunga Qingqing dan tepung itu sudah dipotong jadi kecil-kecil seperti biskuit, dan menambahkan gula pada potongan-potongan tersebut. Lengan Liuli Guoguo sekarang terasa cukup nyeri.
Ding Xiang pun maju dan mulai memijat lagi tangan kanan Liuli Guoguo, sedangkan Mo Li memijat tangan kirinya. Sementara Xiao Denglong mengemban tugas yang sangat besar, yaitu menyeka keringat dan mengipasinya. Kesibukan di dapur ini memberikan pemandangan yang berbeda dan spesial.
Ketika koki Cai Yinan dan koki Fang Mici membawa beberapa rak perapian yang di atasnya sudah ada banyak biskuit buatan Liuli Guoguo untuk dimasukkan ke dalam perapian. Tiba-tiba Liuli Guoguo teringat sesuatu, lalu segera mengulurkan tangan dan menghentikannya. "Tunggu dulu!" cegahnya.
"Em? Nyonya kecil apa ada perintah lain? Tinggal langkah terakhir ini, maka sudah berhasil membuat biskuitnya," kata koki Fang Mici sambil menoleh kepada Liuli Guoguo.
"Aku mau menambahkan sesuatu di sana!" kata Liuli Guoguo sambil menaikkan alisnya.
***
Xuanyuan Pofan sudah selesai memeriksa dan membaca dokumen, serta buku-buku yang harus diperiksanya untuk hari ini. Sudah cukup lama, tapi dia masih tidak melihat istri kecilnya mencarinya.
Akhirnya karena sudah tidak sabar lagi, Xuanyuan Pofan pun bangkit dan bersiap pergi ke dapur. Tapi, tiba-tiba aroma napas manis buah yang sangat familier samar-samar masuk ke ujung hidungnya, membuatnya tidak bisa menahan diri untuk melengkungkan bibir tipisnya.
"Kakak Po!" panggil Liuli Guoguo yang bergegas melompat ke dekapan Xuanyuan Pofan dan menenggelamkan kepalanya.
Terasa kelembutan di dekapan Xuanyuan Pofan yang sulit untuk dijelaskan. Karena aroma manis ini, seenaknya saja tidak datang. Tapi, begitu datang langsung datang begitu cepat dalam sekejap. Sampai dia tidak tahu kalau sebaiknya harus melakukan apa.
"Kakak Po, aku punya kejutan untukmu! Ding Xiang, cepat bawa kemari!" panggil Liuli Guoguo kepada pelayannya sambil menjulurkan kepalanya dari dekapan Xuanyuan Pofan.
"Laksanakan!" jawab Ding Xiang. Dia pun masuk dengan membawa satu kotak makanan di tangannya. Lalu, melangkah cukup cepat ke depan meja mahoni dan meletakkan kotak makanan itu di sana.
Ketika Ding Xiang membuka kotak itu dan mau mengambil biskuit di dalamnya, Liuli Guoguo segera menghentikannya dengan suara kecil, "Ding Xiang tunggu! Aku sendiri yang akan mengambilnya."
"Baik, Nyonya kecil," jawab Ding Xiang, lalu dia mengambil penutup kotak dan menutupnya kembali.
Xuanyuan Pofan menaikkan alisnya. Karena ternyata, istri kecilnya berada cukup lama di dapur untuk membuatkannya makanan lezat. Kejadian tersebut memang sangat langka, tetapi juga sangat menyentuh.
Liuli Guoguo mengulurkan tangan putihnya itu dan menarik tangan besar Xuanyuan Pofan dan membawanya ke depan meja mahoni. "Kakak Po, aku membuatkanmu makanan lezat. Capek sekali membuatnya!" katanya.
"Wow, kamu sudah bisa membuat makanan lezat?" tanya Xuanyuan Pofan dengan senang sekali. Tapi dia tidak menunjukkan banyak ekspresi di wajahnya.
"Tidak bisa kok. Tapi walau tidak bisa, aku kan bisa belajar dulu. Kakak Po, tanganku nyeri sekali. Aku mau ditiupin, kamu harus meniup tanganku dulu, baru boleh makan. Tapi, ini kan aku sendiri yang membuatnya, sudah pasti lezatnya!" jelas Liuli Guogu.
Mereka berdua akhirnya sampai ke depan meja mahoni, lalu langsung duduk di sana. Liuli Guoguo terlihat sedang mengambil dua biskuit dengan tangan putih kecilnya, kemudian menyerahkannya ke depan Xuanyuan Pofan.