Istri Kecilku Sudah Dewasa

Membuat Orang Ingin Melindunginya



Membuat Orang Ingin Melindunginya

Terdengar suara benda lunak yang terjatuh dan masuk ke dalam pelukan sesuatu yang juga lunak. Pao Baobao tertegun, karena dia tidak merasakan rasa sakit yang telah dia bayangkan. Tapi, dia malah menyadari kalau dirinya terjatuh dan masuk ke dalam pelukan yang lembut dan kokoh.      

Pao Baobao pun menaikkan matanya, dan mata aprikotnya yang bulat langsung membelalak begitu saja ketika melihat paras wajah yang tegas. Wajah di depannya itu juga terlihat ada keringat bau yang samar.     

"Kenapa kamu begitu tidak berhati-hati?" kata pengawal kesatu seperti menyalahkan sambil menurunkan gadis kecil yang begitu polos dan konyol itu ke tanah. Tapi, wajah gadis kecil yang awalnya sudah memerah itu, sekarang jadi semakin merah, dengan mata aprikotnya yang jernih dan begitu indah.      

Pao Baobao kemudian terdiam dan hanya bisa mengedipkan matanya saja. Lalu, dia pun segera merapatkan bibirnya, menundukkan kepala dan berkata kepada pengawal kesatu, "Terima kasih." Setelah itu, dia pun berbalik dan berlari dengan kencang sekali. Namun, arahnya berlari bukan ke kediaman Raja Huayou. Tapi, ke arah sebaliknya dari kediaman Raja Huayou.     

Pengawal kesatu melihat hal ini, dia pun dengan cepat segera memanggil Pao Baobao, "Nona Pao Baobao, apa kamu mau pergi ke pasar untuk berbelanja?"     

Pao Baobao terlihat masih menutupi wajahnya yang terasa begitu panas, dan dia baru menyadari kalau dirinya pergi ke arah yang salah. Lalu, dia pun langsung berbalik dengan cepat, dan berlari sekencang-kencangnya ke arah kediaman Raja Huayou. Saat ini, dia benar-benar merasa sangat malu sekali.      

Pengawal kesatu masih memandangi gadis kecil yang terlihat sangat panik itu. Meskipun dia tidak mengerti apa yang telah terjadi dengan gadis itu sekarang. Tapi, tidak tahu kenapa, tiba-tiba dia merasa bahwa gadis kecil itu sangat manis. Gadis yang polos sekali, benar-benar membuat orang jadi ingin melindunginya.     

***     

Liuli Guoguo yang masih mengenakan seragam sekolah, bergegas menuju ke bangunan Chiming. Awalnya, dia ingin berlari sambil berteriak memanggil Kakak Po-nya. Tapi, dia lebih ingin mengejutkan Xuanyuan Pofan, sehingga dia pun berjalan dengan diam dan tak bersuara.     

Liuli Guoguo terlihat berlari ketika masuk ke halaman. Tapi, begitu masuk dan melihat ke ruangan paling depan, dia tidak melihat sosok Kakak Po-nya.      

Pelayan yang berjaga di dalam pun kemudian maju dan berjalan ke hadapan Liuli Guoguo sambil berkata, "Nyonya kecil, Raja Huayou masih menginterogasi setan jiwa di paviliun An. Tuan bilang, begitu Nyonya kembali, dia minta Nyonya untuk pergi dulu ke paviliun Ya dan menunggunya. Tuan Na Lanyan juga ada di sana."     

Begitu Liuli Guoguo mendengar nama Na Layan, dia pun jadi sangat bersemangat, "Paman Na Lanyan ada di sini?" tanyanya.     

Pelayan itu lalu menjawabnya, "Em em, benar sekali." Padahal, pelayan itu baru selesai menjawab, lalu Nyonya kecilnya tiba-tiba sudah berbalik dan berlari dengan kencang seperti hembusan angin, dan pergi menuju paviliun An. Kemudian, terdengar suara manis dan sangat jernih berkata, "Paman Na Lanyan!"     

Pada saat ini, Na Lanyan minum banyak sekali alkohol. Sebab, hatinya masih terasa tidak tenang dan masih saja kesal. Baru saja dia melihat dengan mata kepalanya sendiri, dua kotak kayu besar yang berisi peralatan teh. Serta teh-teh terkenal yang beraneka macam, yang dikumpulkannya dengan menghabiskan waktu bertahun-tahun dengan berkeliling di tujuh benua. Bahkan dia pergi ke lima kerajaan dari sembilan kerajaan di dunia.     

Namun, Na Lanyan tidak menyangka, jika dalam waktu sekejap langsung dihancurkan begitu saja menjadi serpihan oleh sahabat baiknya Xuanyuan Pofan. Jadi, mana mungkin kalau dirinya tidak marah dan kesal.     

"Aduh, Na Lanyan-ku sayang. Jangan minum lagi dong. Ingatlah, Raja Huayou telah menyelamatkan putra kita dengan menghabiskan lima juta koin emas. Sedangkan hadiahmu itu hanya hancur, biarkanlah hancur. Memang itu harganya berapa coba? Kamu ini perhitungan sekali, sih!" kata istri Na Lanyan sambil meraih gelas di tangan Na Lanyan dan merangkul lengan Na Lanyan.     

"Kentutmu! Istriku, kamu cuma tahu kentut saja, ya?! Lima juta koin emas bahkan tidak lebih berarti dari sehelai rambut baginya, itu hanyalah uang receh untuknya. Tapi sudah berapa lama aku telah mengumpulkan teh dan peralatan terkenal itu, kamu kan juga bukan tidak tahu?!"      

"Semuanya ini aku kumpulkan dengan segenap hati dan seleraku. Mana bisa kamu bandingkan semua itu dengan emas dan uang busuk itu, hah?! Cih!" kata Na Lanyan dengan marah sambil mengambil gelasnya dari tangan istrinya.     

"Ayah! Kamu menjijikkan. Bagaimana ibuku bisa memahami kentutmu? Bau sekali seperti itu. Cih!" kata anak kecil yang ada di antara Na Lanyan dan istrinya, tiba-tiba membuka mulutnya. Hidung kecilnya kemudian terlihat menjatuhkan dua aliran ingus kecil, dia lalu mengusapnya dengan kain di dada yang dan digantungkan di lehernya. Sekarang, kain itu penuh dengan kotoran makanan yang berwarna kuning. Karena, dia baru saja makan kue telur kuning.     

"Hei! Dasar bocah bau, kamu ini!" teriak Na Lanyan sambil menggertakkan giginya.     

Ketika Na Lanyan hendak menjewer telinga putranya yang masih kecil, tiba-tiba dia mendengar suara kecil yang manis dan jernih di telinganya. Suara ini langsung membuatnya bahagia. Lalu, anak kecil di antara dia dan istrinya juga sangat terkejut, Wow! Suara ini merdu sekali! batinnya.     

"Paman Na Lanyan!"     

"Di sini!" teriak Na Lanyan saat menjawab panggilan Liuli Guoguo. Dia pun langsung berdiri dan berteriak, "Liuli Guoguo!"     

Liuli Guoguo bergegas pergi ke paviliun Ya untuk bertemu Na Lanyan, dengan dua alis yang terangkat tinggi dan menunjukkan kebahagiaannya. Na Lanyan sangat senang bisa melihat lagi istri kecil sahabatnya itu. Dia dengan cepat kemudian mengulurkan tangannya dan membuka ruang ajaibnya di udara, lalu bersiap mengambil hadiah kunjungan untuk istri sahabat baiknya ini.     

Namun, Liuli Guoguo yang berlari menghampirinya tiba-tiba mengatakan satu kalimat. Dan kata-kata dalam kalimat ini membuat tangan Na Lanyan yang terulur langsung terhenti begitu saja. Hatinya pun tiba-tiba menjadi dingin dan membeku.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.