Kepekaan Perasaan Dalam Bernada Raja Huayou
Kepekaan Perasaan Dalam Bernada Raja Huayou
Padahal, Dan'er putra Na Lanyan ini sudah berumur empat tahun. Tapi dia masih saja tidak bisa mendengarkan nasihat dengan baik, sungguh menyebalkan sekali menurutnya.
Tepat ketika Na Lanyan sudah tidak tahan sekali dengan suara tangisan anaknya itu, dan sudah mengulurkan tangan karena ingin memukul anaknya lagi. Namun tiba-tiba ada suara berat yang terdengar keluar sambil berkata, "Jangan menangis."
"Ueeeee... Ueeee... Um,"
Selanjutnya anak kecil yang tadi menangis dengan histeris pun langsung berhenti menangis. Dunia pun seolah kembali jadi hening dan tenang lagi. Suara tangisan dari darah daging Na Lanyan yang ada di pelukan istrinya. Secara ajaib tiba-tiba berhenti begitu saja setelah mendengar suara yang mengatakan tiga kata 'jangan menangis lagi' ini keluar.
Si kecil terlihat merapatkan bibirnya, namun tampak sekali rasa ingin terus menangis di wajah kecilnya. Matanya sangat sembab dan terlihat seolah sedang tersiksa. Dia ingin sekali menangis lagi, tapi suara yang barusan dia dengar, menurutnya sungguh-sungguh menakutkan. Jadi dia tidak berani menangis lagi.
Na Lanyan dan istrinya yang menyaksikan adegan itu, langsung tercengang dengan bodohnya. Raja Huayou tetap adalah Raja Huayou! Begitu Raja Huayou bicara, putra kecil kami ini langsung menutup mulutnya dan diam! Hebat sekali! batin mereka.
***
Akhirnya, setelah tidak mendengar tangisan yang sungguh berisik itu, Na Lanyan pun sangat sangat-sangat senang sekali. Untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada sahabat baiknya, yaitu Xuanyuan Pofan yang telah menghabiskan banyak uang untuk menyelamatkan putranya. Dia pun dengan sopannya bangkit berdiri, lalu dengan cepat berjalan ke depan Xuanyuan Pofan yang ada di tengah ruangan.
Tanpa mengucapkan kata-kata sopan lainnya, Na Lanyan kemudian menepuk bahu Xuanyuan pofan dan mengeluarkan dua kotak kayu cendana besar dari ruang ajaibnya sendiri. Setelah menggerakkan pintu dari kotak itu, dua pintu kayu cendana itu pun terbuka.
Salah satu dari kotak kayu itu berisi semua jenis perlengkapan alat minum teh yang sudah dikumpulkan Na Lanyan dari berkeliling menyusuri banyak tempat. Kemudian, di kotak kayu yang lainnya terdapat benda panjang yang bermacam-macam.
Xuanyuan Pofan lalu menaikkan alisnya dan melirik ke dalam kotak kayu itu. Benar saja, semua benda panjang itu adalah teh terkenal yang luar biasa, yang bahkan tersebar di setiap kota, benua, dan juga negara jauh sekalipun. Na Lanyan benar-benar sahabat baiknya, dan dia benar-benar sangat mengerti dan memahaminya.
Memang benar kalau Xuanyuan Pofan berdarah dingin dan memiliki sedikit hobi. Selain bermain-main dengan istri kecilnya dan mengumpulkan semua jenis senjata, tapi dia juga punya hobi lain, yaitu mencicipi berbagai macam teh.
Di kediaman Raja Huayou, ada sebuah gudang teh untuk menyimpan teh-teh terkenal dan juga ada satu ruangan khusus yang sepi untuk mencicipi teh. Di waktu luangnya, Xuanyuan Pofan sering mengajak Liuli Guoguo ke sana, dan menyuruh semua pelayannya pergi. Dia lalu duduk di ruang teh itu bersama Liuli Guoguo dalam keheningan yang menenangkan.
Di dalam ruang teh, Xuanyuan Pofan mengajari Liuli Guoguo cara mencium, cara merebus teh, cara menyeduh teh, cara mencicipi teh, dan bahkan cara meminumnya sambil bermain catur dengannya. Terkadang, di sana istri kecilnya itu memainkan piano, sedangkan dirinya memainkan serulingnya dengan aroma teh yang masih tertinggal di ruangan itu. Benar-benar pemandangan yang sungguh indah dan sangat nyaman.
Liuli Guoguo bilang kalau Xuanyuan Pofan tidak punya kepekaan perasaan dalam bernada. Jadi, Xuanyuan Pofan pun langsung tertawa. Padahal, sebenarnya semua kepekaan perasaannya ini telah diberikan kepada Liuli Guoguo dan juga pada hobinya mencicipi teh.
Ketika Xuanyuan Pofan mengalihkan wajahnya, dia lalu berdiri dan menepuk dada sahabat baik di depannya. Lalu, ketika dia mau mengulurkan tangan untuk menikmati satu set perlengkapan teh dan juga berbagai macam teh terkenal dalam kedua kotak itu, untuk memastikan apa semua itu adalah benda yang disukainya.
Namun, salah satu pengawal Xuanyuan Pofan yang berbaju putih, tiba-tiba dia sudah masuk ke dalam paviliun Ya. Pengawal berbaju putih ini diperintahkan oleh Xuanyuan Pofan untuk tetap diam berjaga di depan gerbang sekolah Lushan, dan diperintahkan untuk melindungi istri kecil Raja Huayou jika ada apa-apa yang terjadi pada Liuli Guoguo.
Xuanyuan Pofan kemudian menaruh cangkir teh hijau dan hitam yang baru saja dia pegang di tangannya. Dia lalu mengangkat pandangan matanya dan mengerutkan kening ketika melihat pengawal kesepuluh sedikit tergesa-gesa. Apa jangan-jangan, ada hal buruk yang terjadi kepada Liuli Guoguo? batin Xuanyuan Pofan.
Pengawal kesepuluh hanya memberi hormat secara sederhana kepada Xuanyuan Pofan. Lalu, ketika melihat ada tamu yang ada di dalam paviliun ini, dia pun segera mendekatkan diri ke samping telinga Xuanyuan Pofan dan berbisik.
Pengawal kesepuluh memberitahu Xuanyuan Pofan, apa yang dilihatnya di gerbang sekolah mengenai istri kecil Raja Huayou yang dihentikan, diganggu dan digoda oleh Chen Chengcheng dan juga dua temannya yang lain.
Karena sekolah Lushan tersebut dijaga oleh rusa raksasa, tidak peduli seberapa kuat dan berkuasanya siapapun, tapi mereka tidak akan bisa masuk selangkah pun ke dalam sekolah Lushan tanpa perizinan dari rusa raksasa.
Jadi, saat itu, pengawal kesepuluh pun cukup tenang ketika meninggalkan Nyonya kecil di sekolah Lushan dan hanya mengawasinya dari luar. Awalnya dia takut dan khawatir kalau Nyonya kecilnya akan digoda oleh para anak laki-laki yang kurang ajar di sekolah.
Untungnya, ketika ini benar-benar terjadi, istri kecil Raja Huayou ini berhasil menyelesaikan semua masalah ini sendiri. Hal tersebut membuat pengawal kesepuluh pun baru tenang akhirnya. Kalau tidak, dia pasti akan menerjang bahaya, dan melawan rusa raksasa hanya untuk membantu melindungi Nyonya kecilnya itu.
Pengawal kesepuluh memiliki pendengaran dan penglihatan yang sangat baik. Dia juga dapat menirukan suara siapapun. Oleh karena itu, dia sangat jelas sekali, bahkan hampir tujuh puluh persen dapat menyamai percakapan yang telah terjadi di situasi saat itu, ketika melaporkan kepada Raja Huayou.
Begitu semua ini sudah selesai dilaporkan, tiba-tiba terdengar suara keras yang meledak.