Istri Kecilku Sudah Dewasa

Adik Kelas, Giliranmu (5)



Adik Kelas, Giliranmu (5)

Setelah Wu Yunlie berpikir seperti ini, kemudian dia saat ini sudah sampai di depan Wu Yunfu, adiknya.     

Begitu kakak tertuanya sudah berjalan sampai di depannya, Wu Yunfu dalam sekejap langsung menundukkan matanya dan memiringkan kepalanya. Ekspresinya tidak terlihat senang sedikitpun. Bahkan hanya ada ejekan dan hinaan, serta perasaan dingin dan jauh ketika menghadapi Wu Yunlie, kakak tertuanya ini.     

Wu Yunlie menatap Wu Yunfu cukup lama, lalu tersenyum, "Kamu lagi-lagi turun tingkat? Cih, hebat juga," katanya. Dia kemudian berbicara sambil menepuk pundak Wu Yunfu, "Kamu yang tampak seperti setan ini, untung sekali tidak sampai dikeluarkan dari perguruan tinggi Xing Yun. Mereka benar-benar punya selera yang bagus ya."     

Wu Yunfu tercengang. Tidak masalah kalau hanya mengejek biasa, tapi kenapa juga harus menggunakan ejekan yang begitu tidak enak ini. Kakak tertuanya ini benar-benar cukup kejam. Apa kakak kira aku akan marah? Cih, batinnya.     

"Wu Yunlie! Kita setiap manusia memiliki ambisi dan aspirasi yang berbeda-beda! Apalagi, aku juga bersedia untuk memberikan aspirasi dan ambisiku untuk dimakan anjing. Memang apa urusannya denganmu. Ruang sihirku sudah aktif dari dulu, tidak perlu kamu sama sekali," kata Wu Yunfu sambil menyeringai, dan menunjukkan dirinya yang begitu santai kepada Wu Yunlie.     

Wu Yunlie kesal sekali. Rasanya dia ingin sekali langsung memukul adiknya yang begitu tidak tahu diri dan suka cari masalah itu di sana. Bahkan yang selalu memiliki bertumpuk-tumpuk alasan di otaknya. Genggaman tangannya pun mengepal erat, lalu melonggar dan sekarang mengerat lagi.     

Di luar, Wu Yunlie telah berusaha keras untuk menahan diri. Lalu, tergantung senyuman yang tak seperti senyuman di wajah tampannya. Kemudian dia pun berkata lagi, "Benar juga, kamu sudah berkali-kali menjadi siswa tingkat ini. Acara upacara sumpah seperti ini, sepertinya kamu juga sudah mengikutinya berkali-kali, kan?! Sayang sekali ruang sihirnya sudah ada, tapi masih tidak berguna."     

Bai Yue yang berkulit hitam dengan gigi putih yang berdiri di samping Wu Yunfu, mendengar percakapan sengit dan tajam dua bersaudara tersebut. Seketika, keringat deras muncul dari kening hitamnya. Rasanya, saat ini juga dia ingin mencari lubang dan masuk ke dalam lubang itu saja.     

"Cih, ya sudah kalau tidak berguna. Aku tidak masalah sama sekali!" kata Wu Yunfu sambil memelototinya saat menjawab Wu Yunlie, kakak pertamanya ini tanpa rasa bersalah sama sekali. Ekspresinya bahkan seperti sudah siap dengan resiko terburuk, hingga dia tidak takut apapun.     

Tarik napas dalam-dalam! Tarik napas dalam-dalam! batin Wu Yunlie.      

Wu Yunlie lalu menggertakkan giginya, dan merasa bahwa dirinya yang bijak, berani dan hebat dalam bela diri ini. Cepat atau lambat pasti akan dibuat marah dan terganggu oleh adiknya itu. Wu Yunfu anak ini benar-benar sudah tidak ada obatnya lagi. Benih yang dilahirkan wanita itu memang tidak pantas untuk menjadi anggota keluarga Wu! batinnya.     

Wu Yunlie sudah tahu mengenai Wu Yunfu yang tidak tahu malu dan bermuka tebal, bahkan lebih tebal dari tembok itu. Namun, dia tidak ingin menyia-nyiakan suasana hatinya yang baik dan tidak ingin berdebat lagi. Jadi dia hanya memelototi Wu Yunfu, lalu melangkah maju ke murid berikutnya.     

***     

Setelah guru besar dan Wu Yunlie selesai mengaktifkan semua gelang ruang sihir milik murid baru. Guru besar pun perlahan kembali naik ke panggung tertinggi di menara Xing Yun. Lalu membuka lengannya lebar-lebar dan mulai menggerakan tangannya untuk membentuk sesuatu.      

Cahaya perak yang agak putih bersinar ke bawah, lalu ratusan batu pengalaman yang beraneka rupa melayang di atas kepala ratusan murid baru dan berputar dengan cepat. Segera setelah itu, guru besar pun berteriak, "Masuk ke ujian!"     

Ratusan batu pengalaman berwarna-warni yang berputar cepat pun kemudian menukik ke setiap gelang ruang sihir murid baru.     

"Wow!!!"     

Seiring berputarnya batu pengalaman, Liuli Guoguo terlihat mengerutkan kening. Dia hanya merasa bahwa gelang sihir warna hitam di pergelangan tangannya sedikit bergetar, lalu rasa dingin menyelimutinya. Tidak lama kemudian, dingin dan kesejukan itu menghilang dan semua kembali menjadi seperti semula.     

Setelah batu pengalaman dengan lancar masuk dan tersedot ke dalam gelang ruang sihirnya. Liuli Guoguo dan Lie Nieduo yang ada sampingnya lalu saling memandang dan tersenyum penuh semangat.     

Wow! Gelang ini bukan lagi sekedar pajangan saja, akhirnya kita juga jadi orang-orang yang punya ruang sihir sekarang! batin mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.