Pantatnya Dipukul Kakak Po (3)
Pantatnya Dipukul Kakak Po (3)
Sebab, di dalam pikiran Liuli Guoguo hanya terpatri dan terobsesi pada dirinya yang dipermalukan, dan juga tersudut karena tadi dipukul pantatnya. Dia mengerutkan keningnya, kepalanya semakin memiring dan hanya menyisakan belakang kepala serta rambut hitamnya saja untuk diperlihatkan ke Xuanyuan Pofan. Lalu, air matanya terus saja mengalir dari mata anggurnya yang besar.
Xuanyuan Pofan benar-benar sudah menyerah ketika melihat situasi ini. Dia tiba-tiba merasa dirinya sangat bodoh sekali tadi, karena berusaha berdebat dengan gadis kecilnya yang kekanak-kanakan ini. Karena harus tahu saja, ketika seorang wanita mulai ngambek, semua alasan dan logika itu hanya sia-sia.
Pikiran gadis kecil di depannya ini, kini sepenuhnya sedang terjebak dalam tingkah laku Xuanyuan Pofan yang tidak masuk akal tadi.
Xuanyuan Pofan lalu memandangi gadis kecil di dalam pelukannya, yang merasa dirinya tersudut dan dipermalukan itu. Dia hanya bisa menghela napas tak berdaya di dalam hatinya, dan tidak lagi mengatakan apa-apa. Lalu dia mulai menjilati air mata gadis kecil yang tubuhnya seringan kapas di dalam pelukannya, dengan ujung lidahnya yang hangat.
Di sebuah tempat di dalam lubuk hati Liuli Guoguo terasa bergetar, tersentuh, namun geli tapi hangat ketika merasakan ujung lidah yang lembut dan hangat itu menyentuh pipinya. Tiba-tiba dia merasakan tubuhnya dikelilingi oleh aroma misterius yang nyaman, dan tubuhnya menjadi lemas tanpa bisa dikendalikan.
Awalnya, Liuli Guoguo ingin mendorong pria itu yang mencoba untuk menyeka air matanya. Tapi, tidak peduli seberapa kuat dia berusaha, namun dia hanya bisa berubah menjadi kucing kecil yang patuh dan lembut saja, membiarkan pria itu memeluknya. Dia pun memejamkan mata anggurnya, dan membiarkan pria itu menjilati air matanya.
Seiring dengan semakin lembut dan hangatnya gerakan Xuanyuan Pofan. Air mata yang tadinya terus mengalir tak berhenti dari mata anggur Liuli Guoguo pun perlahan-lahan berhenti. Bulu matanya yang lebat dan panjang serta menggantung tampak sedikit bergetar.
Melihat si kucing kecil yang sekali lagi kembali ke dirinya yang bersikap baik dan patuh. Rasa bersalah di dalam hati Xuanyuan Pofan pun pergi. Yang awalnya situasinya sudah baik-baik saja, sekarang tiba-tiba kemarahan Xuanyuan Pofan pun kembali bangkit lagi. Lalu, berbagai pikiran jahat kembali memenuhi pikirannya.
Xuanyuan Pofan pun memberi pelajaran kepada si kucing kecilnya lagi, dan hal ini lagi-lagi membuat si kucing kecilnya menangis. Benar-benar mencari masalah dan kesedihan sendiri namanya. Namun, entah siapa juga yang menyuruh gadis ini menangis, dan sekarang yang ada, Xuanyuan Pofan sendiri malah jadi lebih menderita, serta lebih sedih dari gadis ini.
Xuanyuan Pofan kemudian mengangkat wajah kecil Liuli Guoguo yang penuh bopeng itu, lalu membantunya menjilat air matanya lagi, sambil menyentuh pipi lembut dan empuk milik Liuli Guoguo. Setelah itu, bibir tipisnya tanpa sadar perlahan pindah ke kelopak bibir merah muda Liuli Guoguo yang lembab.
Kulit gadis ini benar-benar lembut sekali, dan rasa sentuhan yang diberikannya sungguh enak, sehingga membuat Xuanyuan Pofan seketika lupa untuk melepaskan tali ikat leher berwarna hitam yang tergantung di leher Liuli Guoguo. Dia malah mencium wajah mungil Liuli Guoguo yang lembut itu, bahkan sampai lupa segalanya. Lalu, hatinya seolah sedang berenang di dalam samudra yang luas.
Liuli Guoguo terus dijilati oleh Xuanyuan Pofan. Lalu, tangan kecil yang seputih salju yang ada di depan dada Xuanyuan Pofan pun tidak lama kemudian terkulai jatuh, seolah kehilangan pusat gravitasinya. Rona merah di telinga kecilnya sekarang jadi lebih tebal kelihatannya..
Tok tok tok...
Saat Xuanyuan Pofan sedang menikmati dan menyesapi bibir merah muda milik Liuli Guoguo, dan bersiap hendak masuk ke dalam kenikmatan lainnya. Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Dia pun mengerutkan kening, lalu mata elangnya memancarkan kilatan cahaya tidak senang.
Pundak Liuli Guoguo bergetar, kemudian dia bergegas mendorong Xuanyuan Pofan, lalu mata anggurnya yang besar dan masih merah sekali, saat ini berkedip kepada Xuanyuan Pofan. Dia pun mengerutkan kening dan memanyunkan bibir kecilnya untuk memberi isyarat kepada Xuanyuan Pofan.
Xuanyuan Pofan tentu saja tahu dan paham sekali apa maksud dari ekspresi kecil Liuli Guoguo itu. Walaupun di dalam hatinya dia menganggap hal ini sangat konyol dan sangat enggan sekali dia melakukan ini. Tapi saat itu dia memang yang salah duluan, karena si kucing kecil masih marah kepadanya.
Jadi, Xuanyuan Pofan pun tidak berkata apa-apa, dan hanya berdiri dari tepi ranjang, lalu mengibaskan jubah hitamnya dan berjalan ke belakang lemari baju untuk bersembunyi.