Aku Ingin Melihatmu Setiap Malam
Aku Ingin Melihatmu Setiap Malam
Liuli Guoguo menggerus permen di mulut kecilnya, lalu tersenyum ceria.
Wu Yunfu yang berada di bawah panggung melihatnya, seketika matanya penuh dengan bintang-bintang.
Yin Ni, kelinci kecil cantik kemudian memandang Du Sheng, dengan tatapannya yang begitu dalam.
***
Malam hari yang hening terkadang terdengar suara raungan binatang. Angin di akhir musim gugur meniup pohon, dan bayangan pohon itu bergoyang-goyang, bermain dengan bayangan bulan.
Di dalam gua tempat Liuli Guoguo dan Lie Nieduo tinggal, terdengar penuh tawa dan kegembiraan. Setelah pesta api unggun yang penuh kebahagiaan dan tawa itu berakhir.
Liuli Guoguo pun meraih Cai Gua yang sedari tadi berada di dalam dekapan Du Shengyu. Sibuk menciumnya dan tak peduli dengan meriahnya pesta malam api unggun ke dalam dekapannya sendiri. Lalu menarik tangan gemuk Lie Nieduo dan berlari kembali ke gua.
Setelah kembali ke gua, Liuli Guoguo dan Lie Nieduo mandi di dalam bak mandi yang dirancang khusus untuk mereka masing-masing, oleh bawahan kelinci kecil cantik.
Setelah itu, Liuli Guoguo mengeluarkan sehelai kain merah muda besar dari dalam gelang ruang sihirnya dan membentangkannya di atas meja batu. Lalu, dia mengambil beberapa Alfalfa dari dalam ruang sihirnya dan meletakkannya juga di atas meja batu. Membalikkan gelas dan menuangkan air madu osmanthus ke dalam dua gelas itu.
Lalu, Liuli Guoguo berjalan ke samping ranjang dan mengangkat gundukan coklat tua di antara bantal. Karena Cai Gua yang baru saja dimandikan dan dikeringkan bulunya. Dia pun kembali berlari ke samping meja batu, kemudian menaruh chinchilla kecil gemuk itu ke tengah meja.
Tangan kecil Liuli Guoguo yang seputih salju kemudian mengangkat gelasnya, lalu menaikkan alisnya dan berkata, "Cai Gua, ayo ceritakan kisah kalian."
Lie Nieduo melihat Liuli Guoguo yang begitu formal dan serius, dan hal itu membuatnya tertawa dengan sangat keras. Lalu mengikutinya dengan mengangkat gelas berisi air madu osmanthus yang beraroma manis itu. Kemudian mengikuti Liuli Guoguo yang bicara dengan serius, "Cai Gua, ayo ceritakan kisah kalian."
Cai Gua tertegun.
Liuli Guoguo meneguk air madu osmanthus yang beraroma manis di gelasnya, dan hendak menuangkan segelas lagi. Saat menunggu Cai Gua yang akan menceritakan kisahnya, tiba-tiba terdengar suara ketukan di luar gua.
Mata anggur Liuli Guoguo yang besar berkedip, lalu berkedip lagi dan lagi dengan tak berdaya. Pasti itu Wu Yunfu deh. Kenapa dia selalu datang ke sini tengah malam untuk menemuiku sih?! batinnya.
"Xiao Guo, Tuan Wu Yunfu datang lagi mencarimu," kata Lie Nieduo sambil menggoyang-goyang lengan Liuli Guoguo. Karena khawatir jika dia tidak mendengar ketukan itu.
Liuli Guoguo awalnya ingin mengabaikan Wu Yunfu. Karena bagaimanapun, dia ini adalah wanita yang sudah memiliki suami, jadi itu tidak terlalu bagus kalau setiap tengah malam begini keluar dan bertemu dengan pria lain.
Tapi, mengingat beberapa malam lalu, Wu Yunfu juga memanggilnya keluar karena memang ada urusan. Apalagi luka di pundaknya juga belum pulih, jadi dia pun hanya menjawab singkat kepada Lie Nieduo. Lalu berdiri dan berjalan ke pintu masuk gua, membuka tirai dan berjalan keluar.
Begitu keluar dari gua, Liuli Guoguo menemukan pemuda berbaju oranye yang jauh lebih tinggi darinya, membelakangi pintu masuk gua dan mulutnya seperti sedang bergumam sendiri.
Sepertinya karena merasakan Liuli Guoguo datang, pemuda itu pun bergegas berbalik. Namun, seperti ada ekspresi yang tidak wajar di wajah tampan pemuda itu. Semilir angin menerbangkan baju oranyenya, sosok tubuhnya yang gagah, alisnya yang bersih, benar-benar seperti seorang pangeran yang keluar dari gelapnya malam.
Setelah Liuli Guoguo membuka tirai gua dan keluar, dia memindahkan rambut panjangnya yang tergantung di depan telinga ke belakang telinga kecilnya. Lalu dia berkata dengan khawatir kepada Wu Yunfu, "Wu Yunfu, kenapa kamu datang menemuiku lagi tengah malam begini? Aku sudah bilang padamu, luka di pundakmu masih belum pulih sepenuhnya, kamu harus banyak istirahat."
Mata anggur Liuli Guoguo yang besar dan jernih, bersinar dengan begitu imut dan menggemaskan.
Saat malam menjelang, Liuli Guoguo melepas semua hiasan batu giok dari kepalanya, dan menguraikan rambutnya yang panjang seperti tinta hitam yang baru saja direndam di dalam bak kayu.