Istri Kecilku Sudah Dewasa

Si Tulu, Cepat Lihat Itu



Si Tulu, Cepat Lihat Itu

"Heh! Demi tuan muda Mao, aku tidak sekelas dengan Nona Wen Yiwen! Kalau tidak, aku pasti dengan tidak tahu malunya akan masuk dan bergabung dengan timnya!"     

"Cih maumu itu! Kamu yang begini?"     

"Kenapa memangnya aku?! Aku juga sangat hebat tahu!"     

Seiring dengan diumumkannya hasil ujian Wen Yiwen, namanya langsung melonjak ke posisi teratas di gulungan kertas Luo yang panjang. Membuat para murid lain di sekelilingnya mulai membicarakannya.     

"Ehem ehem ehem!"     

Setelah Niu Shisanguang berdehem beberapa kali, akhirnya para murid berhenti bicara.     

Wen Yiwen menaikkan alisnya dan melihat namanya yang telah memimpin paling atas di gulungan kertas Luo panjang itu. Dia menempati urutan peringkat pertama dengan begitu stabil. Sebab, dia telah menantikan peringkat pertama untuk dapat diperolehnya.     

Karena semua bendera Xing Yun warna merah dan oranye telah didapatkan olehnya. Selain itu, pasti semua orang tidak akan mungkin mendapatkan bendera Xing Yun warna ungu.      

Saat Wen Yiwen berlari untuk bersiap merebut empat sisa bendera Xing Yun warna kuning, hijau, dan hijau kebiru-biruan. Namun, ternyata semuanya telah diperoleh oleh tim lainnya. Tapi, dia berani menyimpulkan kalau itu tentu diambil bukan oleh satu tim saja, melainkan didapatkan oleh beberapa tim yang berbeda.      

Setelah tahu bendera-bendera itu didapatkan oleh yang lain, Wen Yiwen pun membawa timnya untuk terus berjuang menggunakan kecerdasan dan juga keberanian. Untuk menangkap seekor binatang sihir dan memenangkan pertarungan dengan satu roh jiwa tingkat tiga.      

Lalu, Wen Yiwen juga mendapatkan beberapa obat herbal berharga. Sehingga total poin yang didapatkannya adalah 138 poin pengalaman. Kemudian, teman-teman satu timnya juga sangat hebat, dan poin pengalaman masing-masing dari mereka juga sangat tinggi.      

Setelah berpikir seperti ini, Wen Yiwen pun kembali bertekad untuk tidak hanya memenangkan peringkat pertama secara personal. Tapi dia juga ingin memenangkan peringkat pertama dalam kategori tim. Jadi, dia merasa kalau ini adalah hal yang bukan tidak mungkin.     

***     

Setelah Guan Luhuan masuk ke barisan tim kelasnya, matanya langsung menatap tajam ke punggung pemuda berbaju oranye. Sudah hampir setengah bulan lebih dia tidak melihat dan bertemu dengan Wu Yunfu, jadi dia sungguh sangat merindukannya, bahkan sangat-sangat merindukannya.      

Dia seharusnya pasti juga merindukanku, batin Gu Luhuan. Ketika memikirkan ini, tanpa sadar wajah kecilnya merona malu.     

***     

"Aduh, Si Tulu, kamu jangan marah. Begitu banyak tim yang harus mendapatkan dan berebut bendera. Pada dasarnya itu sudah sulit sekali. Oleh karena itu, itu adalah hal yang masih masuk akal saat tim kita tidak mendapatkan satupun bendera. Ini bukanlah masalah besar kok."      

"Walaupun kita belum berhasil mendapatkan bendera, tapi penampilan kita dalam berbagai aspek ujian sudah cukup baik. Tentu kita juga akan mendapatkan peringkat yang lumayan bagus."      

Cih, tidak dapat bendera seperti ini, bukankah ini semua karena salahmu yang memimpin kita. Bisa-bisanya masih marah-marah begini? Sudah bagus anggota tim kita tidak menyalahkanmu yang jadi ketua tim. Kamu malah marah-marah dengan sensitif dan manjanya, cih! batin Fu Shuizhu.     

Di mulut saja Fu Shuizhu terlihat menghibur dan mencoba menenangkan Si Tulu yang ada di depannya, tapi tidak di dalam hatinya. Matanya tiba-tiba melintas ke punggung gadis berbaju merah muda. dan juga punggung gadis gemuk.      

Setelah itu, Fu Shuizhu menahan tawanya ketika melihat ini. Dia lalu mencondongkan tubuhnya ke telinga Si Tulu dan berbisik dengan agak menggoda, "Si Tulu, cepat lihat sana."     

Si Tulu kemudian melihat ke arah yang ditunjuk oleh tangan sahabat baiknya itu, dan yang dilihatnya adalah dua orang, yaitu Liuli Guoguo dan Lie Nieduo.     

"Si Tulu tenang saja, di kelas kita masih ada tim si gadis jelek penuh bopeng itu yang tentu akan menduduki peringkat terbawah, hehe. Tuan Wu Yunfu selama ini tidak akur dengannya, memilihnya pasti karena ingin membuat masalah untuknya."      

"Aku tidak menyangka nasibnya bagus juga. Ternyata dia masih bisa hidup sampai ujian kemampuan pengalaman lapangan berakhir. Tapi, pasti poin pengalaman di batu pengalamannya sangat mengerikan dan menyedihkan," kata Fu Shuizhu sambil melihat ke punggung Liuli Guoguo dan Lie Nieduo. Tatapan matanya juga penuh dengan rasa tidak senang dan meremehkan.     

Si Tulu yang awalnya sangat kesal sekali, khawatir dan juga tadi panik. Tapi saat ini, begitu mendengar sahabat baiknya bicara seperti itu, suasana hatinya pun langsung membaik secara drastis. Mulut indahnya tanpa sadar terangkat, dan dia sangat menantikan untuk menyaksikan adegan menarik dari si gadis jelek berwajah penuh bopeng itu.     

Tapi, Si Tulu hanya kasihan saja pada Tuan Wu Yunfu. Jika Tuan Wu Yunfu memilihnya, mungkin dia dapat membantunya memperoleh peringkat pertama. Sebab, Si Tulu sudah pernah bersama dengan Wu Yunfu selama beberapa waktu, jadi dia cukup memahaminya daripada orang lain.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.