Binatang Jantan Memiliki Martabat!
Binatang Jantan Memiliki Martabat!
"Aduh, kalian berdua ini ya. Sudahlah Xiao Denglong, Ding Xiang ini pengecut dan selalu terlalu overthinking. Kamu juga bukannya sudah tahu hal ini. Kamu terus bertengkar dengannya seperti ini, apa jangan-jangan kamu mau Nyonya kecil melihat kalian bertengkar seperti ini begitu pulang ke sini, hah?!"
"Cih!"
"Cih!"
Ding Xang dan Xiao Denglong saling bergumam dengan kesal, memalingkan wajah dan berbalik menjauh satu sama lain. Kemudian kembali menjulurkan kepalanya lagi seperti jerapah, berharap dapat segera melihat sosok kecil berbaju merah muda.
***
"Ibu, Ding Xiang dan Xiao Denglong sangat kekanak-kanakan sekali ya." Nan Gua yang sedang bersandar di kaki Tuan Bao, tanpa sadar bergumam begitu saja.
"Kakak keempat, apa artinya kekanak-kanakan?" Xi Gua yang meringkuk di pelukan ibunya sedang minum ASI sambil bertanya dengan bingung, dan mengedipkan mata bulatnya.
"Kekanak-kanakan itu artinya belum dewasa. Seperti kamu ini, sudah sebesar ini tapi masih saja minum ASI!" Aku sebenarnya juga ingin sekali minum ASI. Tapi karena aku lebih tua darimu, ibu tidak membolehkanku melakukannya, cih! batinnya.
Xi Gua langsung merasa tersudutkan dan kesal, "Tidak! Aku tidak kekanak-kanakan kok!"
Walaupun Xi Gua tidak begitu mengerti arti kekanak-kanakan, tapi dia tahu kalau kata kekanak-kanakan adalah kata-kata yang tidak baik. Dia pun langsung membantah kakak keempatnya itu.
"Kalau kamu tidak kekanak-kanakan, lalu kenapa kamu masih minum air susu ibu?"
"Kakak keempat, kamu itu yang kekanak-kanakan! Aku tidak kenakan-kanakan, pokoknya aku tidak kekanak-kanakan kok!" bantah Xi Gua dengan marah. Bahkan dia sampai tidak menghisap lagi ASI milik ibunya yang lezat itu.
"Kamu itu kenakan-kanakan! Kalau tidak kekanak-kanakan, lalu kenapa selalu saja tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba sering sekali menangis dan merengek minta minum ASI?"
"Kakak keempat, jangan mengejekku kekanak-kanakan lagi. Aku pukul loh!"
"Ayo sini, pukul saja, kamu itu kenakan-kanakan pokoknya!"
Binatang jantan memiliki martabat tahu! batin Xi Gua. Dia benar-benar berguling keluar dari pelukan ibunya dan mulai memukul kakak keempatnya.
Tuan Bao meneteskan keringatnya, lalu dia berteriak dengan keras kepada Yuan Bao, "Han Zi, cepat sana urusi kedua anakmu itu!" Dua anaknya ini memang selalu yang paling kekanak-kanakan.
Yuan Bao yang awalnya sedang memanfaatkan waktu menunggu Nyonya kecil ini untuk mengajari putri kelimanya yang bernama Xiang Gua mengenai buku-buku penuh puisi dan syair.
Serta menceritakan padanya tentang kisah kepahlawanan di negeri ini, tiba-tiba diteriaki oleh Tuan Bao. Tubuhnya langsung bergetar, dan bergegas maju untuk menarik Xi Gua yang sedang memukul Nan Gua ke dekapannya. Kening chinchillanya sudah berkerut dan menggelap muram.
Xiang Gua yang suka sekali belajar ini langsung tidak senang karena dia yang sedang asik dan serius mendengarkan cerita. Tiba-tiba diganggu oleh adik dan kakaknya yang nakal dan suka sekali bermain itu. Dia pun benar-benar kesal dan memelototi kakak keempatnya yang kekanak-kanakan, dan juga adik ketujuhnya yang kekanak-kanakan itu dengan marah.
Pada saat ini, kebetulan sekali terdengar suara kereta kuda yang sedang melaju ke gerbang kediaman Raja Huayou. Telinga beberapa chinchilla kecil imut pun bergetar mendengar ini, dan satu persatu dari mereka langsung menoleh.
***
Begitu sampai di gerbang kediaman, Liuli Guoguo langsung mendorong pria besar yang terus saja mencium bibir merah mudanya itu dengan sekuat tenaga. Lalu, menggosok bibirnya yang bengkak tidak karuan, dan membuat hatinya kesal sekali. Dia pun terpaksa hanya bisa mengeluarkan sebuah cadar warna merah muda, kemudian menutupi setengah wajah kecilnya.
Setelah menunggu pengawal turun dari kereta kuda, Liuli Guoguo pun langsung memukul Xuanyuan Pofan. Lalu, saat hendak membuka tirai kereta kuda dan keluar dari sana, dia baru menyadari kalau burung Qian Xun yang tadi telah diselamatkannya masih istirahat dengan patuhnya dan berada di sudut terpojok kereta.
Liuli Guoguo pun memasukkan burung Qian Xun itu ke dalam gelang ruang sihirnya, lalu keluar dari kereta kuda. Baru saja turun dari kereta kuda, sekelompok chinchilla kecil dengan cepat berlari ke arahnya. Segera setelah itu, gantian sekelompok pelayan yang berlari ke arahnya.