Istri Kecilku Sudah Dewasa

Jenderal, Tolong Turunkan Hamba...



Jenderal, Tolong Turunkan Hamba...

Hati Wen Dun dipenuhi kekhawatiran terhadap luka Su Muhuan dan dia sama sekali tidak terpikirkan mengenai keanehan di dalam insiden tabrakan kuda ini. Namun, dia tidak tahu kalau tidak lama sebelum dia datang, Xuanyuan Poxi sangat marah kepada Su Muhuan.      

Wen Dun mengira kalau Xuanyuan Poxi hanya merasa bersalah karena kereta kudanya melukai gadis itu, dan sekarang hanya sekedar menunjukkan perhatian dan rasa bersalahnya saja.     

"Jenderal Wen Dun, begini, Su Muhuan ini..."     

Xi San tanpa sadar maju dan ingin mengatakan sebuah kenyataan yang dipikirkan oleh dia dan Tuannya itu setelah mendengar ucapan Wen Dun. Karena istri Wen Dun adalah putri tertua dari anak Raja yang bernama putri Xuanyuan Yuexian.     

Xuanyuan Yuexian sama dengan Xuanyuan Poxi dan Xuanyuan Pofan, karena dia terlahir menjadi teladan bangsa. Mereka sesama saudara, jadi Wen Dun telah dianggap sebagai orang kepercayaan Tuannya.     

Tapi, sebelum dia selesai bicara, Xuanyuan Poxi sudah berkata lebih dulu, "Baiklah kalau begitu, tolong ya kakak ipar."     

Xi San tercengang. Kemudian dia menatap Tuannya dengan bingung.     

Tangan Xuanyuan Poxi yang ditaruh di belakang punggungnya melambai ke Xi San, untuk memberi isyarat agar dia tidak banyak bicara.     

"Yang Mulia Pangeran Mahkota, terima kasih banyak." Wen Dun mengepalkan tangannya untuk memberi salam terima kasih kepada Xuanyuan Poxi. Lalu, dia yang mengenakan seragam militer langsung berjalan ke sisi ranjang. Memandangi luka di lengan dan pundak Su Muhuan yang terus menundukkan kepala.      

Akar giginya menegang karena hatinya yang sakit, seolah kesal kepada dirinya karena tidak datang lebih cepat lagi ke sini. Dia tak bicara apapun kepada Su Muhuan dan hanya tenggelam di dalam emosinya sendiri. Kemudian dia mengeluarkan jubah luarnya dari ruang sihirnya, lalu memakaikannya ke tubuh Su Muhuan.      

Setelah itu, dia berjongkok dan mengambil sepatu sulam Su Muhuan dengan cermat, lalu bersiap membantu memakaikannya ke kaki Su Muhuan. Saat menyentuh kaki lembut Su Muhuan yang walaupun terhalang kaos kaki.      

Tapi Wen Dun hanya merasakan setruman api hasrat yang mengalir deras dan menggetarkan seluruh bagian tubuhnya. Dia pun tercengang sejenak, lalu membantu mengenakan sepatu sulam itu dengan lembut ke kaki Su Muhuan.     

Xuanyuan Poxi ingin menjulurkan lidahnya saat melihat adegan ini. Dia melihat tatapan mata Wen Dun yang tiba-tiba berubah penuh rasa cinta. Wah hebat ya kamu kakak ipar, mana boleh kamu seperti ini? batinnya.     

Xuanyuan Poxi yang awalnya sangat marah, entah kenapa, tiba-tiba api kemarahan di dalam hatinya itu berkurang. Tapi ada perasaan aneh yang tak bisa dijelaskan muncul di dalam hatinya, yang seolah menusuk jantungnya.     

Jika bukan karena dia yang ingin bermain-main dengan hal yang lebih besar lagi. Mungkin Xuanyuan Poxi benar-benar ingin memukul kakak iparnya itu, yang saat ini tengah dipenuhi rasa cinta. Lalu menendang pelacur yang menggoda kakak iparnya ini sampai terlempar keluar.     

Karena Su Muhuan masih tercengang atas tindakan Xuanyuan Poxi yang bisa-bisanya mengiyakan permintaan jenderal besar Wen Dun yang meminta untuk membawanya pergi dan mengobati lukanya. Jadi, dia baru tersadar ketika Wen Dun sudah membantunya memakaikan sepatu sulam ke kakinya, dan menggendongnya ke lengan panjangnya.     

"Jenderal, tidak boleh. Tolong, tolong turunkan hamba. Hamba bisa jalan sendiri." Su Muhuan tidak tahu harus menaruh tangannya di mana. Wajah mungilnya yang pucat tampak panik. Walaupun baju zirah bersisik emas di dada Wen Dun itu menempel di tubuh lembutnya. Lalu, walaupun terhalang oleh beberapa lapis pakaian, tapi dia masih merasa agak dingin.     

Iya benar, hanya pundak dan lengan pelacur ini yang terluka. Luka di kakinya tidak parah, kenapa juga kakak ipar sampai bertindak seperti ini. Apakah dia ini orang tua yang ingin mencicipi gadis muda?      

Sialan. Aku beritahu ya. Tidak mungkin bisa! Apalagi gadis muda ini adalah gadis yang sudah dimainkan oleh banyak pria di rumah bordil Zui Xiang. Kamu sungguh bodoh melakukan semua ini, batin Xuanyuan Poxi. Dia benar-benar agak tidak tahan ketika melihat ini.     

"Nona Su Muhuan, maafkan aku." Wen Dun menundukkan matanya, lalu dengan ucapan minta maaf kepada gadis di pelukannya.      

Wen Dun mempercepat langkah kakinya dan berpikir, cepat atau lambat Su Muhuan akan menjadi wanitanya. Jadi, dia merasa tidak masalah untuk menyentuh tubuhnya, memeluknya, dan tidak ada niat darinya untuk menurunkan Su Muhuan dari dekapannya.     

Setelah Wen Dun pergi dengan Su Muhuan di pelukannya, Xi San pun bertanya pada Xuanyuan Poxi dengan bingung, "Yang Mulia Pangeran Mahkota, apa maksud anda?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.