Istri Kecilku Sudah Dewasa

Kedepannya, Aku Akan Membalas Ini



Kedepannya, Aku Akan Membalas Ini

Tanda bahaya di mata elang yang tampan itu menghilang. Xuanyuan Pofan menjentikkan jarinya ke kening Liuli Guoguo, baru kemudian melepaskannya.     

"Kalau begitu, tolong ya kakak Po." Liuli Guoguo tersenyum jahil, lalu menaruh surat itu kembali ke tangan Xuanyuan Pofan.     

Xuanyuan Pofan tidak lagi keberatan. Dia mengambil suratnya dan mengiyakan Liuli Guoguo dengan hangat, "Iya." Setelah mencubit hidung Liuli Guoguo, dia berkata lagi, "Sana pergilah, hati-hati di jalan. Jangan melompat-lompat sembarangan."     

"Em em." Liuli Guoguo bergegas mengangguk. Tapi begitu dia berbalik, jalannya tetap saja begitu lincah seperti kelinci. Saat sampai di depan pintu kamar, dia menoleh, tersenyum dan berkata kepada Xuanyuan Pofan, "Kakak Po, kamu benar-benar imut sekali."     

Dulu, Liuli Guoguo masih kecil, dia tidak mengerti, tidak senang dan juga tidak paham dengan sikap Xuanyuan Pofan yang seperti itu. Setelah semakin dewasa, dia mengerti dan dia juga merasakannya.      

Ternyata pemuda... Eh bukan... Yang benar, pria yang disukainya ini bisa secemburu itu kepada pria lain. Ternyata hal ini adalah hal yang sangat menyenangkan dan menarik, serta lumayan membahagiakan dan membanggakan.     

Xuanyuan Pofan tercengang. Apa aku ini sedang ditertawakan? Cih. Liuli Guoguo, tertawa saja sepuasmu, kedepannya aku akan membalas semua ini di ranjang. Hahaha, batinnya.     

Liuli Guoguo yang berjalan dan melompat dengan riangnya, bahkan ketika hampir sampai di dinding bulan paviliun Chiming, tanpa sadar bergetar sendiri. Dia menggaruk kepalanya dan entah kenapa merasakan punggungnya terasa dingin.     

Angin kencang di malam yang gelap, diiringi bulan muram dan bintang yang sedikit. Pohon dan rerumputan bergoyang-goyang, serta aroma bunga yang semerbak ke mana-mana. Cuaca ini sangat cocok untuk berbisik-bisik di dalam selimut.     

Setelah Liuli Guoguo kembali ke halaman Liuli Guoguo, Lie Nieduo sedang bermain dengan senangnya bersama kedelapan chinchilla kecil yang imut. Cui Le dan Mo Li yang berjaga di samping juga tampak senang.      

Liuli Guoguo menemani Lie Nieduo menggoda chinchilla kecil. Setelah menyuruh para chinchilla kecil itu menunjukkan keterampilan unik mereka kepada Lie Nieduo, mereka berdua pun membasuh wajah dan merendam kaki dengan pelayanan dari para pelayan. Lalu, mereka berdua bersama-sama naik ke atas ranjang.     

Liuli Guoguo ingin tidur bersama Lie Nieduo semalam. Lie Nieduo awalnya menolak, sebab dia tidak ingin membiarkan tubuh gemuknya yang hanya rakyat jelata ini mengotori ranjang mulia dan juga tubuh mungil Liuli Guoguo. Tapi, di bawah ekspresi bahaya dan juga sifat keras kepala Liuli Guoguo, Lie Nieduo pun akhirnya mau naik ke ranjang Liuli Guoguo.      

Walaupun tubuh Lie Nieduo besar dan gemuk, tapi ranjang Liuli Guoguo bisa dibilang cukup besar. Jadi, ranjang itu cukup untuk menampung tubuh gemuknya dan juga tubuh kurus Liuli Guoguo, agar bisa tidur bersama di sana. Ditambah lagi dengan delapan tubuh kecil berbulu lainnya yang juga ikut tidur di sana.     

Setiap musim dingin tiba, selama Liuli Guoguo tidak dicium oleh Xuanyuan Pofan hingga tertidur, atau sedang tidak tidur di paviliun Chiming. Atau setelah dicium Xuanyuan Pofan, Liuli Guoguo akan tidur bersama Xuanyuan Pofan.      

Maka para chinchilla kecil itu tidak akan tidur di sarang mereka sendiri. Tapi malah pergi menyelinap ke dalam selimut dan tubuh hangat Liuli Guoguo. Karena cuaca terlalu dingin di musim dingin, jadi mereka butuh pelukan dan kehangatan.     

Di bawah tudung ranjang hangat merah muda, Liuli Guoguo bermain dengan rambutnya sambil ngobrol banyak hal bersama Lie Nieduo. Lalu, Lie Nieduo melihat rambut panjang Liuli Guoguo dan rasanya ingin sekali menyentuhnya.      

Jika dulu, dia pasti sudah dari tadi mengulurkan tangannya, atau bahkan mengambil beberapa helai rambut itu dan menaruhnya di bawah hidungnya, lalu mencium aromanya. Menikmati rambut Liuli Guoguo yang terlalu lembut dan halus untuk disentuh dan sangat harum sekali.      

Tapi sekarang, seberapa banyak keberanian yang dimiliki, Lie Nieduo tetap tidak akan berani lagi melakukannya. Kalau tidak, kedua tangan gemuknya itu mungkin benar-benar tidak akan bisa diselamatkan.     

Lie Nieduo tiba-tiba bernostalgia dengan kenangan saat di puncak pegunungan Cangsan saat dia tidur dengan Liuli Guoguo. Dia memeluk Liuli Guoguo ke dekapannya, lalu menyentuhnya, menciumnya, dan mencubitnya. Tapi begitu mengingat ini semua, tubuh Lie Nieduo tanpa sadar bergetar hebat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.