Istri Kecilku Sudah Dewasa

Hal Baik yang Kotor (3)



Hal Baik yang Kotor (3)

Xuanyuan Poxi menggosok hidungnya, lalu mengambil teh yang disodorkan pengawal padanya. Setelah meneguknya, dia kembali memandangi dan mengelus giok bertuliskan kata 'Su' itu sambil mengatakan ini.     

Karena tulisan kata 'Su' itu terlalu sering diusap dan disentuh oleh Xuanyuan Poxi, jadi ukiran karakter kata 'Su' itu perlahan semakin memudar.     

Si pelacur? Xiao Penzi sudah dengar tentang masalah kereta kuda Tuannya yang menabrak orang. Apalagi orang yang ditabrak itu, katanya adalah seorang gadis yang cantik.      

Namun, dia tidak tahu kalau 'si pelacur' yang disebut oleh Xuanyuan Poxi itu merujuk pada gadis cantik itu. Dia menggaruk kepalanya sendiri, lalu berkata dengan bingung, "Yang Mulia Pangeran Mahkota, hamba tidak tahu si pelacur yang anda maksud itu siapa."     

Xuanyuan Poxi hanya diam kepada Xiao Penzi yang tidak tahu apa-apa ini, lalu dia memelototinya dan berkata, "Merujuk kepadamu."     

"Ta, ta, tapi hamba tidak bermarga Su. Hamba bermarga Wei." Nama lengkap hamba Wei Pen, tapi nama kecil hamba Xiao Penzi, batinnya. Pelayan itu gemetar sejenak dan kelopak matanya bergerak-gerak.     

"Kenapa kamu sama bodohnya seperti selirku sih?" Xuanyuan Poxi merasa tak berdaya dan kehilangan kegembiraannya, dia pun bangkit dari kursi dipan.     

"Aduh, Tuan, hamba tidak mungkin pantas dibandingkan dengan selir pangeran mahkota. Hamba tidak layak menerima ini." Pelayan itu langsung berlutut dan menampar dirinya sendiri sambil menangis.     

***     

Tidak lama kemudian, semua lapisan sapu tangan yang membungkus harta karun Liuli Guoguo itu berhasil dibuka. Saat beberapa buku yang ada di dalam sapu tangan itu muncul di depan Lie Nieduo, sudut bibir Lie Nieduo berkedut.     

Wow, Xiao Guo, kamu ini benar-benar si jenius belajar ya. Semua barang bagusmu itu berupa buku, batin Lie Nieduo. Ketertarikan kuat di dalam hati Lie Nieduo langsung tenggelam, dan muncul senyum canggung di wajahnya. Namun, setelah melihat buku itu, dia menyadari kalau nama di sampul buku-buku itu agak aneh.     

Tujuh puluh dua gaya naga menaklukkan? Kisah si burung besar? Tangisan bunga krisan? Terlahir kembali? Lie Nieduo bingung dengan semua judul ini. Kemudian, lengan bajunya tiba-tiba ditarik oleh seseorang.     

"Duo gemuk, pilihlah satu buku. Nanti kalau waktunya tiba, kamu dan kakak Zhan Zihao sudah menikah, buku ini pasti sangat berguna untukmu."     

"Em, aku dan Tuan Zhan Zihao." Lie Nieduo menggaruk kepalanya dan agak bingung. Apakah buku-bukunya Xiao Guo ini buku tentang trik rahasia bela diri? Terutama buku pertama yang berjudul tujuh puluh dua gaya naga menaklukkan? Judul ini sepertinya menunjukkan kalau ini adalah buku yang berhubungan dengan jurus bela diri deh, batinnya.     

Liuli Guoguo mengangguk, "Iya benar, cepat pilihlah satu."     

Setelah dulu Liuli Guoguo membuat bingung para pengawal Xuanyuan Pofan, sekarang dia membuat bingung sahabat baiknya, Lie Nieduo.     

"Apakah buku ini adalah buku trik rahasia bela diri yang dapat aku pelajari bersama dengan Zhan Zihao?" tanya Lie Nieduo sambil mengambil salah satu buku itu dan hendak membukanya, untuk melihat ada hal aneh apa di dalamnya. Tapi, Liuli Guoguo tiba-tiba merangkulnya.     

Lie Nieduo tercengang bingung.     

"Duo gemuk, kamu tidak boleh membacanya sekarang. Nanti saja setelah Zhan Zihao menikahimu, baru kamu boleh membacanya."      

Yang paling utama adalah tidak ada gunanya membacanya sekarang, yang ada hanya akan membuat diri sendiri malu. Walaupun aku sudah membaca beberapa dari buku itu. Tapi waktu itu, aku berusaha keras untuk mengendalikan diriku karena gambar-gambar di buku itu benar-benar memalukan.      

Lagi pula, umur Zhan Zihao saat ini juga masih muda. Dia tidak terburu-buru untuk memiliki seorang anak. Jadi, tidak perlu juga membuat Lie Nieduo terburu-buru mempelajari semua ini. Selain itu, aku melihat dan membaca buku-buku ini juga karena merasa kakak Po sudah tidak muda lagi. Karena aku tidak mau menunda kehidupan kakak Po, batin Liuli Guoguo.     

Selesai bicara, wajah Liuli Guoguo tiba-tiba memerah kembali.     

Lie Nieduo pun bingung dan bertanya, "Memangnya kenapa?"     

Liuli Guoguo mengambil lagi buku dari tangan Lie Nieduo. Mata anggurnya bersinar, dan dia buru-buru mengelus kepala Lie Nieduo sambil berkata, "Em, pokoknya tidak akan salah jika kamu mendengarkan aku. Tidak baik jika membacanya sekarang. Menurutlah ya, cepat pilihlah satu buku. Setelah kamu benar-benar sudah menikah dan bergabung ke kediaman Zhan, baru bacalah buku ini."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.