Ingin Minum Susu
Ingin Minum Susu
"Jangan pernah berpikir untuk itu," kata pria tersebut dengan suara rendah dan beratnya yang sangat arogan. Xuanyuan Pofan kembali memasukkan tangan kecil Liuli Guoguo ke dalam selimut, lalu dia langsung berdiri setelah menjawabnya dengan arogan.
Sejak Liuli Guoguo berusia lima tahun, dia selalu tidur dengan dipeluk oleh Xuanyuan Pofan, kecuali saat Xuanyuan Pofan pergi memburu setan jiwa. Tapi, karena Liuli Guoguo sudah terbiasa tidur sambil dipeluk, jadi dia selalu mengeluh kepada Xuanyuan Pofan dan terus bertanya kenapa tidak boleh tidur dengan memeluknya, bahkan tidak boleh tidur satu ranjang lagi.
Xuanyuan Pofan sendiri juga ingin kembali seperti dulu, tapi dia tidak bisa. Karena dia khawatir tidak bisa mengendalikan diri dan akhirnya malah menikmati dan melahap Liuli Guoguo sampai bersih. Oleh karena itulah, dia juga tidak bisa menerima kalau Liuli Guoguo tidur satu ranjang bersama dengan sahabat baiknya yang gemuk itu.
Tanpa perlu memikirkannya saja, Xuanyuan Pofan sudah langsung tahu kalau si kucing kecilnya pasti akan memeluk sahabat baiknya yang gemuk itu saat tidur dengannya. Selain ibu gadis kecilnya, tidak ada yang boleh memeluk tubuh si kucing kecil, hanya dia yang boleh.
Liuli Guoguo sebenarnya ingin terus dengan keinginannya, dia ingin dekapan hangat. Apalagi, payudara besar Duo gemuk lebih nyaman dan empuk daripada bantal kelinci.
Tapi dia sudah sangat lelah dan mengantuk sekali hingga akhirnya dia tak sanggup membuka matanya lagi. Tidak lama kemudian, belum sempat bicara satu katapun, kepalanya sudah miring dan akhirnya Liuli Guoguo tertidur.
Xuanyuan Pofan tersenyum melihat ini. Dia pun pergi.
Malam dingin, salju masih berjatuhan. Ada serangkaian jejak kaki yang tertinggal di tanah bersalju halaman Liuli Guoguo. Hanya saja kali ini, jejak kaki itu memanjang ke arah luar, dan terlihat sosok berjubah hitam yang tampak agak sedih.
***
Tiga hari kemudian, Liuli Guoguo yang berada di ruang kerja sedang belajar dengan sungguh-sungguh. Dia menguap dan meletakkan buku di tangannya. Merasa tidak tertarik, dirinya lalu meregangkan pinggangnya dan hendak jalan-jalan di sekitar rak buku. Dia hendak mencari buku baru yang lain.
Para chinchilla kecil imut yang memakai mantel kecil di atas meja melihat ini, mereka pun melompat satu persatu ke lantai untuk mengikuti Liuli Guoguo. Ada beberapa juga yang melompat langsung ke pundak Liuli Guoguo.
Tak disangka ada suara 'Bukkk!', ternyata Xi Gua yang belum menjadi binatang sihir mengikuti tingkah kakak-kakaknya dengan melompat langsung ke lantai. Tapi, sayangnya malah jatuh ke lantai itu dengan sangat keras, dan dia langsung berteriak kesakitan, "Aw!"
Tangan Liuli Guoguo yang meletakkan buku itu bergetar. Dia menoleh dan melihat Xi Gua yang berbulu hitam itu tampak sangat menyedihkan. Dia pun dengan cepat berlari kembali ke samping meja, lalu menggendong Xi Gua.
Setelah tertawa terbahak-bahak, dia buru-buru membelai kepala berbulu Xi Gua yang gemuk itu, lalu tersenyum dan berkata, "Sakit, kan? Aku sudah bilang berkali-kali, kamu masih kecil dan bukan seekor binatang sihir. Jangan memaksakan diri untuk mengikuti tingkah kakak-kakakmu dulu."
"Adik ketujuh, kamu ini sudah besar tapi masih saja cengeng. Memalukan sekali!" kata Nan Gua yang bersandar di pundak Liuli Guoguo dengan agak meremehkannya.
Liuli Guoguo langsung melirik Nan Gua dan mengisyaratkannya untuk diam saja. Nan Gua pun langsung menutup mulutnya.
Setelah Xi Gua yang berbulu hitam diam karena dihibur Liuli Guoguo. Dia lalu menarik napas dengan kuat dari hidungnya, memanyunkan bibir kecilnya dan bercicit yang berarti, "Aku ingin minum susu."
Liuli Guoguo menepuk keningnya sendiri, karena si kecil ini selalu saja minta minum susu sehabis menangis. Selain itu, dia yang sudah berumur segini, seharusnya sudah waktunya berhenti minum susu ibunya.
Tapi, Liuli Guoguo terlalu sayang dan memanjakan para chinchilla kecilnya. Akhirnya dia tidak tega, jadi menyuruh Ding Xiang mengambilkan botol susu Xi Gua karena Tuan Bao dan Yuan Bao sedang pergi jalan-jalan keluar. Mereka bilang mereka akan pergi ke tempat yang sangat jauh untuk menikmati keromantisan salju putih.
Tidak perlu waktu lama, Ding Xiang telah membawakan botol susu Xi Gua. Liuli Guoguo pun memberikannya ke Xi Gua, dan Xi Gua langsung minum dengan lahap. Hal itu membuat Liuli Guoguo tidak bisa menahan tawa saat menyaksikan ini.
Dia pun menurunkan Xi Gua ke atas meja dan membiarkannya minum susu di nampan kayu cendana merah kecil yang telah dilapisi dengan kain beludru bulu yang hangat. Liuli Guoguo kemudian bangkit dan kembali memilih buku. Matanya tiba-tiba tertarik pada sebuah buku yang ada di pojok.