Selama Dia Bersedia
Selama Dia Bersedia
Hanya saja, pelayan yang bertugas untuk mengantarkan teh hari ini memiliki kekhasannya sendiri yang membuat Raja memiliki kesan tersendiri padanya.
Belum juga pelayan wanita itu menjawab, tiba-tiba pengawal yang membawanya masuk ke situ maju dan menjawab ini, "Raja, namanya Zhou Xiaoju. Pelayan baru dari dapur kerajaan. Fang'er yang biasanya bertugas pagi untuk mengantarkan teh sedang izin tidak masuk karena sakit. Jadi Zhou Xiaoju yang menggantikannya untuk sementara ini."
Begitu pengawal itu selesai melapor kepada Raja, Zhou Xiaoju pun membungkuk pada Raja. Matanya yang jernih dipenuhi dengan rasa malu dan rasa gugup. Dia tampak lembut dan lemah, tubuhnya yang kurus itu seakan-akan bisa langsung jatuh tertiup angin.
Raja tidak bertanya apapun lagi. Dia menaruh cangkir di tangannya ke tangan pelayan Wan, lalu menyeka mulutnya dengan sapu tangan yang disodorkan oleh pelayan Wan.
Setelah itu, dia kembali melirik Zhou Xiaoju, lalu membuka kembali surat keputusan yang menunggunya, dan berkata dengan suaranya yang tebal, namun terdengar santai, "Pergilah."
Pelayan Wan mengambil nampan mahoni warna ungu di tangan pengawal. Setelah itu menaruhnya di atas meja, lalu melambaikan tangan kepada pengawal itu dan Zhou Xiaoju,yakni mengisyaratkan untuk segera pergi.
"Laksanakan," jawab pengawal dan Zhou Xiaoju. Mereka pun keluar dari ruangan. Namun, baru saja melangkah keluar dari ruangan, bibir Zhou Xiaoju yang diolesi dengan lipstik anggrek air tiba-tiba tersenyum. Senyum ini tampak penuh dengan kemenangan, serta penuh dengan gejolak emosi yang samar.
Sedangkan pada saat ini, Raja yang ada di dalam ruangan menatap diam ke surat keputusan yang baru saja dibuka olehnya. Hanya ada dua kalimat yang tertulis di surat keputusan itu.
"Sepuluh tahun yang lalu, putri dari ketua politik pemerintah menuduh warga yang bermarga Nie dengan tuduhan palsu. Tolong Raja memberikan hukuman mati digantung kepadanya. Ketua politik pemerintah juga bersalah karena telah melindunginya."
"Setelah dilakukan penyelidikan, ternyata dia juga melakukan kejahatan berupa menerima suap, korupsi dan membiarkan pelacur tinggal untuk bisnis prostitusi. Tolong Raja jatuhkan hukuman mati untuknya."
Kalimat terakhir ini adalah bukti dari kejahatan yang dilakukan oleh ketua politik pemerintah. Kata-katanya begitu singkat dan sederhana, namun sangat lugas. Tampak jelas dia sudah malas menulis nama dari orang yang akan dijatuhi hukuman ini, sehingga mengganti namanya dengan nama jabatannya. Tulisan tangan dari surat ini ditulis dengan asal-asalan, seperti phoenix dan naga yang sedang menari.
Setiap surat keputusan yang diberikan kepada Raja untuk meminta persetujuan. Maka, tulisan tangannya harus jelas dan baik. Tapi tulisan di surat keputusan yang ada di tangan Raja sekarang menunjukkan dengan jelas kalau orang itu sudah malas untuk menghabiskan waktu menulis dengan baik.
Seolah-olah saat menulis surat keputusan ini, dia menulisnya dengan sangat cepat. Namun, setiap katanya begitu berenergi kuat dan memiliki keagungan yang memancar.
Raja menelan ludahnya, lalu menatap erat nama orang yang menulis surat keputusan itu. Tulisan tangan ini seperti coret-coretan, mirip gambar rumput. Lalu, sebuah nama seolah telah memenuhi seluruh wilayah surat keputusan ini. Tapi, Raja mengenali tulisan tangan itu. Itu adalah tulisan tangan Xuanyuan Pofan.
Mata Raja membelalak lebar, seolah masih tertegun terhadap surat keputusan ini. Setelah diam cukup lama, dia mengangkat kuasnya lagi dan menuliskan kata 'setuju' pada surat keputusan itu, kemudian mengecap dengan cap emas. Selanjutnya, suara tawa yang begitu memekikkan langsung bergema di dalam aula.
Hahahahaha! Xuanyuan Pofan, putraku ini akhirnya mau peduli dengan salah satu urusan pemerintahan! Mau peduli, peduli! Akhirnya Xuanyuan Pofan peduli dengan urusan pemerintah! batin Raja.
Setelah Raja tertawa terbahak-bahak, dia memanggil pelayan Wan untuk membawakannya segel giok kerajaan. Dia membuka tutup segelnya, lalu mengeluarkan segel giok kerajaan itu dan mengelusnya dengan cermat.
Sekarang, rasanya Raja ingin sekali menyerahkan segel giok kerajaan ini ke tangan Xuanyuan Pofan, putra yang paling disayanginya ini, selama dia bersedia.
***
Liuli Guoguo bersandar di dekapan Xuanyuan Pofan dan bermain-main dengan rambutnya sendiri. Tanpa sadar dia menghela napas dan berkata dengan lesung pipi cerah menggantung di wajah kecilnya.
"Kakak Po, si domba kecil hebat juga! Tidak butuh beberapa hari, dia telah membuktikan kalau ibu kandung Duo gemuk tidak bersalah dan langsung memberi hukuman kepada Duo Meimei dan Duo Yilong. Aku benar-benar senang sekali!"