Istri Kecilku Sudah Dewasa

Saat Wen Yiwen bicara, matanya dipenuhi dengan kebanggaan dan kepuasan. Dia juga semakin membusungkan dadanya. "Siapa coba paman keenamku, aku tidak perlu mengatakannya, kamu seharusnya bisa menebaknya kan? Paman keenamku adalah Raja Huayou, yang ilmu sihir dan bela dirinya luar biasa, dan bahkan tidak mengedipkan mata saat membunuh."      

"Apa kamu yakin, kamu masih mau aku minta maaf kepada temanmu yang hanya seorang rakyat biasa itu? Cih! Latar belakang Lie Nieduo itu rendah, apa dia pantas mendapatkan permintaan maaf dariku?"     

Wen Yiwen tidak menyadari, saat dia berkata paman keenamku, mata anggur Liuli Guoguo bersinar cerah. Tiba-tiba, muncul sosok berjubah hitam dengan wajah yang sangat tampan di waktu yang tidak tepat di dalam pikirannya. Dalam sekejap, dia sangat merindukan orang itu, sangat sangat sangat merindukannya sekali.     

Liuli Guoguo hanya melamun sesaat, dia pun lalu menjawab Wen Yiwen dengan santai, "Yakin. Selain itu, aku berani jamin jika yang mulia Raja Huayou dan pangeran mahkota ada di sini, mereka pasti akan memintamu untuk minta maaf. Karena sudah jelas kamu yang salah dalam masalah ini."     

Dia tidak terlalu kenal dengan jenderal besar dan putri tertua kerajaan. Tapi, Liuli Guoguo sangat akrab dan kenal sekali dengan Raja Huayou dan pangeran mahkota. Jika mereka berdua ada di sini, mereka pasti akan berpihak padanya.     

"Kamu..." Wen Yiwen memelototi Liuli Guoguo dan sangat terkejut. Dia tidak menyangka, setelah dirinya bicara banyak seperti ini, itu sama sekali tidak membuat Liuli Guoguo takut. Bahkan, dia malah melihat Liuli Guoguo yang semakin sombong.     

Wen Shuo sudah tidak tahan mendengar ini semua. Kemudian, dia pun berkata kepada Wen Yiwen dengan tegas, "Sudah! Wen Yiwen, benar apa yang dikatakan oleh Li Guo. Solusi paling bagus, kamu harus minta maaf pada temannya. Siapa juga yang menyuruhmu berkata tidak sopan duluan."      

Aduh keponakanku yang bodoh ini. Tapi ini juga bukan salahnya, karena dia tidak diberitahu tentang kenyataan yang sebenarnya. Dia juga tidak akan menyangka kalau gadis jelek di depannya ini punya hubungan yang sangat dekat dengan muridku yang luar biasa itu, batinnya.     

Wen Yiwen langsung membelalakkan matanya, bahkan dia benar-benar membelalakkan matanya. Ini benar-benar pamanku kah? Ini pasti bukan pamanku! batinnya.     

Wen Yiwen masih ingin membantahnya, tapi malah dipelototi oleh mata Wen Shuo yang begitu tegas. Dia pun dalam sekejap menelan kembali semua kata-kata yang ingin digunakannya untuk membantah ini.     

Setelah Wen Shuo memelototi Wen Yiwen, dia lalu mengalihkan pandangannya ke Liuli Guoguo. Setelah itu mengerutkan kening dan bertanya padanya, "Li Guo, temanmu itu apakah murid kelas tingkat merah bintang satu?"     

Mata anggur Liuli Guoguo yang bersinar melengkung membentuk bulan. Dia lalu menjawab Wen Shuo dengan patuh dan dengan suara jernihnya, "Benar sekali."     

***     

Sehingga, Wen Yiwen yang mau membantah ini, beberapa kali pun akhirnya malah ditegur oleh Wen Shuo. Lalu, pemandangan yang membuat semua orang terkejut dan membelalakkan matanya terjadi di depan kelas tingkat merah bintang satu.      

Lie Nieduo yang sangat gemuk berdiri di dalam kelas, dia berdiri dengan sikap yang baik. Liuli Guoguo tampak merangkul lengan gemuknya. Lalu, di depan mereka berdua, tepat di depan pintu kelas, berdiri Wen Yiwen. Seorang gadis berbaju biru yang bajunya agak compang-camping, dan rambutnya juga acak-acakan karena diserang oleh seseorang.     

Ada Wen Shuo, kepala sekolah perguruan tinggi Xing Yun yang berjaga di belakang Wen Yiwen. Juga ada Niu Siguang, wali kelas tingkat merah bintang satu, serta ada Wu Yunfu dan Bai Yue.      

Selain Wen Shuo, Niu Siguang, Wu Yunfu, dan Bai Yue, semua mata murid yang lainnya dipenuhi dengan rasa tidak percaya dan tidak masuk akal. Mereka hanya bisa menyaksikan adegan yang mengejutkan itu dari kejauhan, karena takut dengan ketegasan dari kepala sekolah. Bahkan mereka benar-benar tidak berani mendekat.     

"Lie Nieduo, maaf ya. Aku tidak seharusnya berkata seperti ini kepadamu. Tidak akan lagi aku seperti ini. Kedepannya, aku tidak akan bicara seperti itu lagi padamu. Maaf ya."     

Suara Wen Yiwen sangat pelan dan kecil seperti suara nyamuk. Dia juga bicara dengan sangat cepat sekali, seolah ada rasa tidak terima dan keengganan di wajah kecilnya.