Istri Kecilku Sudah Dewasa

Untuk Li Guo, Bukan Untukmu



Untuk Li Guo, Bukan Untukmu

Saat melihat Liuli Guoguo yang secara terang-terangan tidur dengan pulas di dalam kelas. Jika saja Wen Yiwen benar-benar bangun dan tidak mengantuk, dia pasti sudah langsung mengangkat tangannya dan melapor kepada guru kalau Liuli Guoguo tidur. Sebab, dia melakukannya untuk membuat Niu Siguang menghukumnya.     

Tapi, ada kebingungan yang muncul di dalam pikirannya saat memikirkan ini. Dia pun ragu-ragu sejenak, dan menghentikan pikiran itu setelah dia menyadari kalau Liuli Guoguo tidur dengan pulas.      

Dia malah mengedipkan matanya, mengedipkannya lagi dan lagi, lalu merasa kalau cara Liuli Guoguo tidur ini cukup bagus. Jadi, Wen Yiwen pun mengikuti cara Liuli Guoguo, dia menegakkan bukunya untuk menutupi dirinya, kemudian menyandarkan kepala ke meja dan setelah itu tidur.     

Pada saat ini, Wu Yunfu berpikir cukup lama. Akhirnya dia menulis sebuah pesan di kertas saat jam kelas akan berakhir. Lalu, menyalurkan kertas itu dengan melemparnya. Namun malah jatuh di belakang pantat Liuli Guoguo.     

Orang yang duduk di belakang Liuli Guoguo pun menendang pantat Liuli Guoguo beberapa kali. Tapi, Liuli Guoguo masih saja tidur lelap seperti babi. Jadi, dia pun ganti menendang pantat Lie Nieduo.     

Lie Nieduo melihatnya dengan bingung, menoleh dan melihat orang itu mengulurkan satu tangannya di belakangnya. Telapak tangannya terbuka dan terbaringlah sebuah bola kertas di sana. Orang itu pun memberikan isyarat mata kepada Lie Nieduo untuk mengambil kertas itu.     

Lie Nieduo menelan ludahnya, lalu dengan cepat melirik Niu Siguang yang sedang mengajar. Kemudian mengulurkan tangan gemuknya dengan cepat dan buru-buru menggenggam bola kertas itu ke tangannya.     

"Untuk Li Guo, bukan untukmu."     

Saat Lie Nieduo mau membuka bola kertas itu, dia mendengar orang di belakangnya bicara dengan suara yang sangat kecil. Tangan gemuknya yang hendak membuka bola kertas itu pun terhenti. Kemudian dia langsung memasukkan bola kertas itu ke dalam lengan bajunya.     

Terdengar raungan kuda terbang Cangmo. Liuli Guoguo mengucek matanya dan akhirnya bangun. Lalu, dia baru menyadari kalau dirinya tidur sepanjang pelajaran berlangsung.     

Setelah selesai mendengar raungan memekikkan dari binatang sihir itu, Liuli Guoguo bersandar dengan malas di dekapan Lie Nieduo yang empuk. Dia agak memanyunkan bibirnya dan berkata, "Duo gemuk, aku agak lapar. Apa kamu punya biskuit bunga osmanthus?"     

Liuli Guoguo mengelus perutnya sendiri. Dia sangat ingin makan biskuit bunga osmanthus. Air liur bahkan sudah menetes dari mulut kecilnya.     

Lie Nieduo tertawa melihat ini. Dia menepuk sanggul bunga persik di kepala Liuli Guoguo, lalu mengeluarkan sesuatu dari ruang sihir gelangnya dan berkata kepada Liuli Guoguo, "Xiao Guo, musim dingin begini mana mungkin bisa makan biskuit bunga osmanthus. Tapi aku sudah membuat biskuit bunga plum."     

Ujung alis Liuli Guoguo bergetar, matanya bersinar, "Biskuit bunga plum juga enak kok!"     

Lie Nieduo menyeringai, membuka bungkusan sapu tangan itu, lalu beberapa biskuit bunga plum warna merah muda terpampang jelas di depan Liuli Guoguo.      

Seketika, muncul lesung pipi Liuli Guoguo. Dia langsung mengambil sepotong kue dan memasukkannya ke dalam mulut kecilnya, kemudian mengunyahnya kelezatan kue itu.     

Lie Nieduo menaruh beberapa kue biskuit bunga plum di tangannya ke atas meja di depan Liuli Guoguo. Lalu mengeluarkan bola kertas yang tadi disimpannya di lengan bajunya, dan menyerahkannya ke depan Liuli Guoguo. "Xiao Guo, saat guru Niu Siguang menerangkan tadi, orang di belakang kita memberikan ini untukmu. Tapi, waktu itu kamu tidur, jadi aku simpan dulu."     

"Untukku?"     

Mata anggur Liuli Guoguo yang besar bersinar dan memancarkan cahaya penasaran. Dia mengedipkan mata jernihnya dan mengambil bola kertas itu, lalu langsung membukanya.      

Hanya saja, ketika belum sempat membaca apa yang tertulis di sana, tiba-tiba ada seseorang yang berdiri di depannya. Lebih tepatnya seorang gadis berbaju biru berdiri di depannya. Namun, lebih akuratnya lagi, itu adalah Wen Yiwen.     

"Ada apa?" Liuli Guoguo melihat Wen Yiwen berdiri di depannya, tidak ribut ataupun cari masalah, dan juga tidak menepuk mejanya. Dia hanya menatapnya dengan tajam. Hal itu membuat hatinya pun jadi bingung ketika melihat ini.     

Wen Yiwen mengerutkan kening, matanya dipenuhi dengan kebingungan. Dia lalu berkata dengan suara yang dilambatkan, "Paman keenamku, dia… Dia apa tidak melakukan sesuatu kepadamu?"     

Tangan kecil Liuli Guoguo bergetar, dan bola kertas di tangannya terjatuh saat mendengar ini. Namun, untungnya Lie Nieduo yang duduk di sampingnya cukup sergap. Dia langsung mengulurkan tangan gemuknya dan dengan cepat menangkap bola kertas itu, lalu dengan segera memasukkan kembali ke lengan bajunya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.