Istri Kecilku Sudah Dewasa

Liuli Guoguo Marah Besar (1)



Liuli Guoguo Marah Besar (1)

Maomao Cong menundukkan kepala, lalu berkata, "Liuli Guoguo, waktu itu aku juga ingin pergi menemuimu untuk meminta bantuanmu. Tapi, kamu ada di ibu kota, sedangkan provinsi Ping Xian tempatku tinggal cukup jauh dari ibu kota. Aku dijual secara paksa dan dadakan oleh ayahku, aku tidak sempat sama sekali pergi mencarimu untuk meminta bantuanmu."      

"Ibuku saat itu juga berada di ibu kota menjalankan bisnis toko bunganya, dia juga tidak tahu mengenai masalah ini. Dia akhir-akhir ini saja baru tahu tentang masalah ini." Selain itu, ibuku yang hanya memiliki identitas biasa itu, mana mungkin enak untuk meminta bantuan darimu Liuli Guoguo, batinnya.     

Mungkin di dalam kelas, status dan identitas mereka sama rata. Karena itu, Liuli Guoguo tidak merasa ada celah saat bergaul bersama mereka semua. Tapi, saat berada di luar sekolah, begitu memikirkan yang tinggal di kediaman Raja Huayou adalah Raja Huayou yang sangat terkenal dan sungguh mulia.      

Maomao Cong benar-benar merasa tidak enak jika harus mengganggu dan meminta bantuan Liuli Guoguo karena masalahnya. Karena bagaimanapun Liuli Guoguo adalah istri Raja Huayou, identitasnya begitu mulia dan bermartabat.      

Lalu, seperti ada rasa yang aneh di dalam hati Liuli Guoguo. Dia khawatir Maomao Cong masuk angin saat melihat pakaian pelayan istana tipis yang dikenakannya. Dia pun kemudian melepaskan mantelnya, setelah itu memakaikan mantel tersebut ke Maomao Cong.     

Maomao Cong sangat terkejut diperlakukan spesial seperti ini, dia buru-buru mendorong tangan kecil Liuli Guoguo. "Liuli Guoguo, tidak perlu. Aku... Aku tidak kedinginan!"     

Liuli Guoguo mendorong kembali tangan kecil Maomao Cong, lalu berkata dengan cukup dominan, "Ikutilah apa kataku."     

Maomao Cong merapatkan bibir kecilnya dan terpaksa membiarkan Liuli Guoguo mengencangkan ikat mantelnya.     

Karena takut akan mengenai luka cambukan yang ada di tubuh Maomao Cong, Liuli Guoguo pun sangat berhati-hati mengikat tali mantel itu. Setelah mengikatnya, dia merapikan pakaian Maomao Cong, lalu saat melakukan ini. Dia melihat sebuah bekas luka lain di cekungan tulang lehernya. Bekas luka itu jelas sekali bukan bekas luka cambukan Wen Yixi hari ini, karena luka itu sudah samar-samar membiru.     

Liuli Guoguo mengerutkan kening, lalu membuka pakaian Maomao Cong lagi, memeriksa tubuh Maomao Cong. Dia menyadari kalau ternyata masih ada banyak luka seperti ini di punggungnya, pundaknya, lengannya, bahkan di semua bagian tubuhnya.     

"Bagaimana kamu mendapat semua luka ini?!" Suara Liuli Guoguo agak bergetar. Kembali lagi muncul di dalam kepalanya, adegan-adegan saat dia dipukuli oleh kedua kakak tirinya yang jahat waktu dia masih kecil dulu.      

Walaupun saat itu, Liuli Guoguo masih sangat muda, namun semua kenangan itu telah terukir di dalam di benaknya. Dia mengira kalau dirinya sudah lupa semua ini. Tapi saat melihat luka di kulit Maomao Cong sekarang, tanpa sadar dia mengingat kembali kenangan buruk itu.     

Air mata Maomao Cong langsung berlinangan dalam sekejap, dia tidak menyembunyikannya, tubuhnya bergetar hebat. Dia pun kemudian menjawab Liuli Guoguo dengan terbata-bata, "Pak... Pak… Pak Wu. Pak Wu sering memukuli pelayan di bangunan pemeliharaan bunga."      

"Siapapun yang mengerjakan pekerjaan dengan tidak benar, dia... Dia pasti akan memukulnya. Aku sering sekali melakukan kesalahan dalam bekerja, karena itu aku sering dipukuli olehnya." Saat bicara sampai sini, Maomao Cong terisak.     

***     

Saat teman lama bertemu, pasti banyak hal yang ingin dikatakan. Xuanyuan Pofan pun pergi ke ruangan sebelah menunggu si kucing kecilnya, dengan pengawal kedua belas mengikutinya.     

Setelah tabib memeriksa Maomao Cong, dia merasa tidak enak mengganggu nostalgia istri Raja Huayou dan teman lamanya. Karena tidak ada juga perintah yang menyuruhnya langsung kembali ke bangunan kesehatan, dia pun bersama Pak Wu, pelayan utama bangunan pemeliharaan bunga. Mengikuti di belakang pengawal Raja Huayou masuk ke ruangan sebelah, lalu menunggu bersama Raja Huayou.     

Baru saja duduk di ruangan itu, Pak Wu sudah langsung melayani Xuanyuan Pofan dengan sempurna. Dia menuangkan teh dan memerintahkan pelayan lain untuk mengambilkan kue. Tutur katanya juga begitu pandai dan manis.     

Setelah menunggu beberapa saat, Xuanyuan Pofan mengeluarkan buku dari ruang sihirnya dan mulai membacanya. Terlihat sangat natural dan tidak terlihat terburu-buru sama sekali. Dia benar-benar menunggu si kucing kecilnya dengan sabar.     

Bruaaakkk!     

Lalu, beberapa saat kemudian, pintu ruangan itu tiba-tiba ditendang dengan keras.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.