Istri Kecilku Sudah Dewasa

Dasar Gadis Bodoh, Jangan Berpikir untuk Menggodaku ya!



Dasar Gadis Bodoh, Jangan Berpikir untuk Menggodaku ya!

"Kenapa lama sekali sih? Apa kamu ingin aku berendam air dingin, hah!"     

Emosi Xuanyuan Poxi selama ini tidak terkendali. Terutama saat menghadapi Su Muhuan, dia benar-benar tidak bisa sabar. Wanita ini membuka bajuku dengan sangat pelan sekali, benar-benar menjengkelkan! batinnya.     

Tangan kecilnya bergetar. Su Muhuan mau tidak mau mempercepat gerakannya. Wajah kecilnya yang cantik semakin memerah. Hanya saja, saat melepaskan pakaian Xuanyuan Poxi sampai hanya tersisa pakaian terakhirnya, dia berhenti dan menggigit bibirnya dengan ragu.     

Melihat wajah kecil Su Muhuan yang memerah, Xuanyuan Poxi tidak bisa sabar lagi. Dia mendorongnya, lalu memaki, "Tidak berguna, sana minggir!"     

"Laksanakan." Su Muhuan seperti dibebaskan, dia langsung berjalan ke balik partisi dinding angin.     

Xuanyuan Pofan benar-benar tak bisa berkata apa-apa. Aku suruh minggir, dia benar-benar minggir begitu saja. Bahkan pergi dengan secepat ini, batinnya. Setelah diam sejenak, dia terpaksa melepaskan pakaian terakhir yang tersisa di tubuhnya, lalu masuk ke dalam bak mandi.     

Su Muhuan hanya berjaga di balik partisi dinding angin. Wajah kecilnya sudah sangat merah, dia tak juga bisa tenang dari degupan jantungnya. Lalu, tiba-tiba terdengar sebuah suara yang membuatnya semakin panik dan gugup.     

"Dasar gadis bodoh, masuklah dan gosok punggungku!" Itu adalah suara pangeran mahkota.     

"Cepat masuklah! Apa kamu sudah mati?" Xuanyuan Poxi semakin marah melihat gadis itu tak kunjung masuk ke dalam. Dia merasa kalau dirinya benar-benar telah mencari masalah untuknya sendiri dengan membawa gadis kotor, genit dan suka berpura-pura itu masuk ke dalam istana kerajaan, bahkan menjadikannya pelayan pribadinya.     

***     

Wajah kecil Su Muhuan memerah seperti meneteskan darah, dia hanya bisa menggertakkan giginya, dan kembali masuk ke dalam partisi dinding angin itu. Uap air yang mengepul membuat wajah mungil dan cantiknya yang merah menjadi semakin memerah. Dia menggigit mulut kecilnya sampai rasanya hampir berdarah.     

Dia adalah seorang gadis, seorang gadis yang introvert dan sensitif. Jadi, setiap ucapan Xuanyuan Pofan yang begitu blak-blakan dan kejam itu, benar-benar membuatnya merasa sakit hati.     

Tiga tahun lalu, Su Muhuan memiliki perasaan lain kepadanya. Tapi tiga tahun telah berlalu, dan Xuanyuan Poxi itu masih saja begitu tidak menyukainya. Bahkan, sekarang dia seperti semakin jijik padanya.     

***     

Sekali lagi seperti masuk ke sebuah persidangan. Su Muhuan berjalan ke samping bak mandi, lalu berjongkok. Tangan kecilnya mengambil beberapa sapu tangan di atas meja yang ada di samping kolam. Setelah itu dia memasukkan sapu tangan itu ke dalam air, memerasnya, kemudian menempelkannya ke punggung Xuanyuan Poxi yang putih dan lembut.     

Ada bekas luka pedang yang terlihat jelas oleh mata Su Muhuan. Luka pedang itu seperti sudah bertahun-tahun, tapi masih terlihat jelas dan masih membuat orang yang melihatnya jadi ngeri.     

"Dasar gadis bodoh, cepat gosok! Apa kamu ini sedang menikmati punggung indahku? Aku beri tahu, jangan berpikir untuk menggodaku! Aku tidak akan pernah mau menyentuh gadis kotor sepertimu! Selain itu, tolong ke depannya menjauh dari istri Raja huayou. Istri Raja Huayou sangat polos dan lugu, dan sangat mudah ditipu. Jika kamu berani mencoba dekat-dekat dengan istri Raja Huayou. Aku tidak akan membiarkanmu!"     

"Hatchiiii!"     

Seorang manusia kecil berpakaian merah muda yang tidur dengan sangat nyenyak sambil bersandar di dekapan pria berjubah hitam tiba-tiba bersin. Membuat pria berjubah hitam yang sudah nyenyak tidur itu jadi ikut mengerutkan kening, dan tanpa sadar semakin memeluk erat gadis di dekapannya.     

***     

"Baik," jawab Su Muhuan. Tapi perhatiannya masih saja terjatuh pada bekas pedang di tubuh Xuanyuan Poxi itu. Karena sudah sering sekali mendengar ucapan Xuanyuan Poxi yang seperti ini, jadi seberapa kejam ucapannya itu, dan walaupun hatinya sangat sakit, namun dia benar-benar sudah terbiasa.     

Pada saat ini, Su Muhuan lebih peduli kepada bekas luka yang begitu mencolok di punggung Xuanyuan Poxi daripada penderitaannya ini. Lalu, saat dia kembali sadar dari lamunannya, ujung jari lembutnya telah menyentuh luka di punggung Xuanyuan Poxi itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.