Martial Honor Tingkat Tinggi (5)
Martial Honor Tingkat Tinggi (5)
Akhirnya, Gu Ruoyun memilih untuk menutupi kebohongan Qianbei Ye.
Akan tetapi, setelah dia berpihak pada Qianbei Ye, dia melotot dengan sangat tajam. Raja Besar Hong Lian, yang saat ini sangat terkejut, sama sekali tidak melihat tatapan di wajah Gu Ruoyun. Malahan, dia mengeluh dengan kesal, "Seorang gadis dewasa tak bisa dijaga di dalam rumah. Aku pikir aku bisa memilikimu sendiri selama beberapa tahun tapi karena kamu sudah membuat keputusan, aku tidak punya pilihan selain menyerahkanmu padanya."
Raja Besar Hong Lian menghela nafas sebelum menoleh pada Qianbei Ye. Kali ini, ekspresinya bukanlah pemandangan yang sangat bagus. Dia melotot dingin dan berbicara dengan sikap berkuasa, "Nak. Aku hanya memiliki satu putri yang berharga. Dulu, dia mengalami banyak penderitaan jadi jika kamu berani menyiksanya, aku tidak akan pernah melepaskanmu!"
"Jangan khawatir, ayah mertua, aku tidak akan membiarkan ada bahaya yang datang pada Yun'er." Mulut Qianbei Ye melengkung menjadi senyuman yang indah.
Akan tetapi, mata merah darahnya dipenuhi keyakinan.
Dia akan memberikan hidupnya untuk melindungi wanita ini. Oleh karena itu, dia tidak akan pernah membiarkan ada bahaya yang datang pada Gu Ruoyun.
"Ayah," Gu Ruoyun melangkah kedepan dan mengulurkan tangan pada Raja Besar Hong Lian, memberinya pelukan. Kemudian dia tersenyum lembut dan berkata, "Sekarang, hal yang paling penting bagiku adalah menyatukan kembali keluarga kita. Jika aku ingin menikahi Xiao Ye, kita perlu mendapatkan ibu kembali."
Raja Besar Hong Lian merasa sedikit lebih baik ketika mendengar ini. Wajah tampannya menyala dengan senyuman indah sambil memandang lembut wanita berjubah hijau.
"Putriku tersayang, aku tidak akan mengganggu istirahatmu lagi. Jika ada yang mengganggumu, cari aku di Wilayah Teratai Merah. Aku ingin melihat siapa yang berani mengganggu putriku yang berharga!"
Dia berbicara dengan sikap yang ketus dan mendominasi. Keningnya yang tajam terangkat sedikit keatas dan wajahnya yang tampan memancarkan sinar dingin.
Hati Gu Ruoyun melembut dan dia mengangguk pelan, "Ayah, aku akan menghadiri pertemuan umum Sekte Obat beberapa hari lagi. Saat aku selesai disana, aku akan pergi ke Wilayah Teratai Merah dan mengunjungimu."
"Baiklah, aku akan menunggumu di Wilayah Teratai Merah."
Setelah dia mengatakan bagiannya, Raja Besar Hong Lian menatap Qianbei Ye sebelum berbalik dan meninggalkan ruangan.
Saat sosok kejam itu sudah pergi. Gu Ruoyun menghadap Qianbei Ye dan menaikkan sebelah alis, "Apa kita sudah pernah mengalami hubungan intim itu?"
"Bukankah kita akan mengalaminya sebentar lagi?"
Qianbei Ye tersenyum indah seolah dia tidak perlu merasa malu atas ucapannya. Mata merahnya dipenuhi kebahagiaan sambil merapat pada Gu Ruoyun.
"Istriku, apa kita akan melanjutkannya?"
Saat Qianbei Ye merapat pada Gu Ruoyun, tiba-tiba Qianbei Ye bertemu tendangan cepat yang mendarat pada dirinya yang tanpa pertahanan. Saat itu, ekspresi Qianbei Ye berubah drastis. Dia berkeringat dingin karena rasa sakit dan terlihat sangat menyedihkan saat menatap wanita itu dengan tersinggung.
"Istriku, apa kamu ingin suamimu mati tanpa keturunan?"
Kalimat 'mati tanpa keturunan' ini dikatakan melalui gertakkan gigi.
Kunjungan pertama telah diganggu dengan kasar oleh ayah mertua yang terhormat. Hal baiknya aku punya ketahanan yang bagus jadi tidak menyebabkan akibat serius. Namun, pada usaha kedua Gu Ruoyun langsung melemparkan tendangan padaku. Meski kekuatan dari tendangan itu tidak begitu kuat, area yang dia tendang adalah titik terlemah bagi seorang pria.