Seorang Teman Lama (4)
Seorang Teman Lama (4)
"Apa kamu sudah dengar? Supreme Jin mencari keberadaan Dokter Suci Bai Zhongtian. Aku tak tahu apa yang mungkin dilakukan Dokter Suci sehingga mengganggu Supreme Jin dari Negeri Emas."
"Ck, ck. Kamu tak tahu tentang ini tapi aku sudah lama mendengarnya. Tampaknya musuh yang bertanggung jawab atas kematian Xia Ruoyun dari Keluarga Xia adalah Dokter Suci Bai Zhongtian! Ayah Xia Ruoyun, Xia Ming, telah melakukan banyak upaya untuk menyelidiki kasus ini. Aku juga mendengar bahwa Supreme Jin dan Xia Ruoyun berhubungan baik. Jadi, tentu saja, tidak mungkin dia akan melepaskan pembunuh Xia Ruoyun."
"Apa? Apa kamu bilang orang yang telah menghancurkan keluarga pihak ibu dari Xia Ruoyun adalah Dokter Suci Bai Zhongtian? Ini… ini tidak mungkin. Mengapa Dokter suci Bai Zhongtian harus melakukan hal seperti itu?"
Kerumunan menghela nafas tanpa henti. Meskipun begitu, tak ada yang menyadari gadis yang memakai jubah hijau yang sedang duduk di pojok itu.
Kening Gu Ruoyun berkerut semakin erat saat matanya bersinar dengan penuh makna. Setelah jeda yang panjang, dia mengendurkan keningnya dengan senyum dingin yang terlihat di sudut bibirnya, "Xia Ming, Xia Chuxue. Bertahun-tahun lalu, kalian sudah menghancurkan seluruh keluarga pihak ibuku demi mendapatkan Pagoda Ilahi Kuno yang aku warisi dari Kakek. Kalian berdua juga telah membunuh ibu dan adikku. Sekarang, kalian ingin menggunakan ini untuk menjebak Suhuku! Sayang sekali, kalian tidak akan pernah menebak kalau aku tidak hanya bereinkarnasi, tapi aku juga… Kembali."
Akan tetapi, dia bukan lagi Xia Ruoyun dari Keluarga Xia. Sekarang dia adalah Gu Ruoyun!
Saat itu, terdengar suara di seluruh kedai teh, semua yang di dengar membuat Gu Ruoyun sangat tidak menyukainya. Segera setelah itu, niat membunuh terpancar dari tubuhnya, membuat wajah elegan dan terangnya menjadi semakin dingin.
"Cepat, lihat. Itu Xia Chuxue dari Keluarga Xia!"
"Ck, ck. Xia Chuxue memang sangat cantik. Tak heran Lu Chen jatuh cinta padanya. Aku bahkan pernah mendengar bahwa Supreme Jin dari Negeri Emas juga memperlakukannya dengan hormat!"
"Aku rasa itu sangat mungkin karena tak perlu dikatakan bahwa Xia Chuxue adalah orang tercantik nomor satu di Negeri Angin Melayang serta orang yang sangat berbakat. Dia pasti akan cocok dengan Supreme Jin! Namun, aku dengar Supreme Jin dari Negeri Emas menyukainya tetapi Xia Chuxue menolaknya. Masuk akal kalau seorang wanita yang tidak egois dan tanpa syarat seperti Xia Chuxue tidak akan menyerahkan dirinya meskipun Supreme Jin memiliki wajah yang tampan, kekuatan yang tak tertandingi dan pengaruh yang besar, bukankah begitu?"
"Ngomong-ngomong, kamu mungkin tidak tahu mengenai ini tapi Xia Ruoyun yang telah tumbang dari Keluarga Xia persis seperti wanita itu. Aku dengar dia dan Supreme Jin bertemu secara tidak sengaja dan dia menyukai penampilan dan kekuatan Supreme Jin jadi dia menyerahkan dirinya pada Supreme Jin. Jika tidak, mengapa kamu pikir Supreme Jin akan mengirimkan banyak bantuan? Dia ingin membalaskan dendam Xia Ruoyun! Namun, kemudian dia bertemu dengan Xia Chuxue dan tertarik dengan sifat Xia Chuxue yang tidak egois dan tanpa syarat kemudian jatuh cinta padanya. Sekarang, niatnya untuk membalaskan Xia Ruoyun sebagian karena permintaan dari Xia Chuxue."
"Xia Chuxue pastinya wanita yang sempurna. Dia begitu setia dan berbakti pada kakaknya. Dan juga, aku dengar Lu Chen lebih dulu jatuh cinta pada Xia Chuxue tapi karena akal bulus Xia Ruoyun, dia menjadi calon suami Xia Ruoyun…"
Ketika kerumunan sedang asyik dengan perbincangan mereka, Xia Chuxue, yang berpakaian putih serta terlihat sederhana dan anggun bagaikan bunga teratai murni, perlahan melangkah masuk ke dalam kedai teh. Namun, saat dia memasuki kedai teh, dia menghentikan langkahnya. Rambutnya yang indah berkibar lembut bersama angin pelan. Kemudian suaranya membuat kedai teh yang berisik menjadi hening.
"Xia Ruoyun adalah kakakku. Tak peduli berapa banyak dosa yang telah dia perbuat, dia tetap berhubungan darah denganku. Aku tidak akan membiarkan siapapun menggosipkan kakakku! Jika aku mendengar tentang kata-kata yang tidak masuk akal ini, jangan salahkan aku karena kurang sopan!"