Sang Hewan Ilahi, Burung Vermilion (1)
Sang Hewan Ilahi, Burung Vermilion (1)
Tidak!
Aku tak ingin mati!
Aku ingin kembali ke Kota Gunung Tenteram.
Sekarang, hati Nangong Yue dipenuhi penyesalan dan akhirnya dia mengerti bahwa ayahnya benar-benar perhatian padanya. Dia seharusnya tidak buru-buru meninggalkan tempat tinggalnya yang aman! Jika dia tetap berada di Kota Gunung Tenteram, ayahnya pastinya akan melindungi dirinya.
Tiba-tiba, sinar merah melintasi aula, menghantam tubuh dan menghempaskan tubuhnya.
Di saat-saat terakhir, Nangong Yue menatap mata yang haus darah dan tanpa ampun, serta kepala berambut perak pria itu…
"Pertunjukan berakhir. Kita harus kembali ke kamar dan istirahat."
Qianbei Ye menaikkan sudut bibirnya dan mengayunkan tangannya. Seolah-olah orang yang baru saja melakukan pembunuhan bukanlah dirinya.
"Baiklah."
Gu Ruoyun mengangguk sebelum berbalik ke arah Qianbei Ye dan tersenyum, "Xiao Ye, ada yang ingin aku perlihatkan padamu."
Sebelumnya di Kota Batu Hitam, Mei Xue memberikan sebuah kotak hitam. Mungkin Xiao Ye mengetahui sesuatu mengenai itu…
"Nuo'er," Ye Xingtian melihat Gu Ruoyun dan Qianbei Ye pergi dan mengerutkan kening, "Apa pria itu adalah calon suami yang dia sebutkan sebelumnya? Kapan dia muncul?"
Selain itu, karena pria ini sudah terbangun, itu membuktikan bahwa Lotus Neraka manjur.
Ye Nuo tidak menjawab. Matanya bersinar secara misterius dan tak seorangpun yang tahu apa yang sedang dia pikirkan…
"Ayah, aku ingin berkultivasi pintu tertutup."
"Emm…"
Ye Xingtian tertegun. Lagipula, anak-nya biasanya sangat jengkel jika dipaksa melakukan kultivasi pintu tertutup. Sekarang, dia berinisiatif dengan menyarankannya sendiri. Mungkinkah matahari sudah terbit dari barat?
"Ayah, kakek memang benar. Aku hanya bisa menjadi semakin kuat agar bisa membantu Pengawal Gu. Jadi, aku memutuskan untuk mengurung diri. Saat aku menerobos ke jajaran Martial Emperor, aku akan mencari dia lagi."
Saat ini, wajah anak kecil itu penuh dengan tekad. Matanya menyala dengan sinar keteguhan.
Ye Xingtian tertawa getir dan menjawab putus asa. "Baiklah kalau begitu, kamu boleh berkultivasi di ruangan kakekmu. Jika kakek melihat usahamu, dia akan sangat bahagia. Dia pasti akan bersedia meminjamkanmu ruangan kultivasinya."
Ye Nuo melirik Gu Ruoyun dan mengepalkan tangan kecilnya.
Pengawal Gu, tunggu aku datang lagi. Aku akan membuatmu memperhatikanku! Jika seandainya matamu tak lagi memandangku setelah kemunculan pria ini!
Sekarang, aku hanya bisa menarik perhatianmu dengan kekuatan dan bakatku sendiri.
Akan tetapi, aku takut… kalau aku tak akan pernah setara denganmu selama sisa hidupku.
...
Cahaya bulan yang jernih dan dingin menyinari ruangan.
Mereka berdua saling berhadapan di dalam kamar. Disinari oleh cahaya bulan, pemandangan itu seindah lukisan.
"Yun'er, kita telah lama terpisah. Ada sesuatu yang perlu kukatakan padamu." Qianbei Ye melangkah ke depan. Wajah indahnya yang tak tertandingi itu diselimuti cahaya bulan dan begitu indah sehingga, orang tidak bisa bernafas karena kehadirannya. "Setiap detik dan menit saat aku jauh darimu terasa seperti seluruh abad bagiku. Jadi mulai sekarang, aku tak ingin kamu jauh dariku terlalu lama."
Qianbei Ye masih mengingat saat terakhir kali Gu Ruoyun meninggalkannya di Negeri Naga Nilakandi. Akhirnya, dia pergi mencari Gu Ruoyun, tak mampu menahan kerinduan terhadap Gu Ruoyun.
Gu Ruoyun terperangah sebelum mengangguk, "Baiklah, kamu boleh mengikutiku kemanapun aku pergi."
"Yun'er," Qianbei Ye menatap Gu Ruoyun dengan sangat serius, "Bukan itu maksudku. Maksudku adalah… menikahlah denganku, bukankah itu bagus?"
Menikah dengannya?
Gu Ruoyun sepenuhnya terkejut.
Setahun yang lalu, keadaan koma Qianbei Ye menunjukkan bahwa Gu Ruoyun tidak bisa hidup tanpanya dan membuatnya sadar. Setelah bertahun-tahun hubungan mereka, Gu Ruoyun telah perlahan-lahan membangun perasaan untuk Qianbei Ye. Namun sejujurnya, Gu Ruoyun tak pernah berpikir untuk menikah dengan Qianbei Ye.