Harga Selangit Di Pelelangan (4)
Harga Selangit Di Pelelangan (4)
"Aku… aku tidak tahu."
"Kamu tidak tahu?" Senyum Ye Lan menghilang sambil melotot, "Kamu bertugas menerima pengunjung, bagaimana mungkin kamu tak tahu?"
"Aku benar-benar tidak tahu," Sekarang Liu Ting terisak dan berbicara dengan menyedihkan, "Wajahnya diselimuti oleh kabut putih, aku sama sekali tak bisa melihat bagaimana rupanya. Yang aku tahu hanyalah dia seorang gadis dan masih sangat muda. Aku tak tahu yang lainnya."
Kabut putih?
Ekspresi Ye Lan menjadi suram.
Untuk mengaburkan wajah… bahkan aku tak mampu melakukannya. Mungkinkah tamu misterius itu lebih kuat dariku?
Aku punya firasat bahwa penampilannya sangat mirip dengan Gu Ruoyun. Namun, dalam kasus ini, tidak mungkin itu dirinya. Dia hanya Martial Emperor dan tak mungkin memiliki kemampuan tersebut.
Namun, dimana kamu bisa menemukan jenius lain seperti wanita muda ini?
"Jika anak muda angkuh itu muncul lagi dalam aula pelelangan, cepat beritahu aku."
Ye Lan memerintahkan sambil melihat sekeliling.tak peduli apapun aku harus mengetahui siapa gadis itu!
Aku harus tahu dia adalah kawan atau lawan!
"Yun Luo, aku tak yakin tapi aku punya firasat bahwa akan segera terjadi perubahan di Negeri Terbuang."
Ye Lan tertawa getir sambil menghela nafas dan menggelengkan kepala.
"Terlepas dari perubahan itu, aku masih akan melanjutkan bisnisku. Hal lain tak ada hubungannya denganku." Jawab Yun Luo sambil tersenyum lembut. Tapi jujur saja, dia juga sangat tertarik pada gadis yang melelang senjata spiritual itu.
"Ah, benar. Liu Ting, mulai dari sekarang aku akan meninggalkan pekerjaan Pelelangan Awan Hitam di Bukit Datar pada manajemen mu. Anggap itu adalah hadiahmu karena mengurus situasi ini."
Liu Ting tertegun.
Dia sudah mulai berpikir bahwa dia sudah kehilangan kesempatan menerima promosi bangsawan. Dia juga tak berpikir bahwa Raja Yun Luo akan menyerahkan semua pengurusan pelelangan di Bukit Datar padanya.
Lagipula, Kota Batu Hitam dan Kota Kejayaan Putih hanyalah dua sudut kecil di Bukit Datar jadi bisa kamu bayangkan seberapa besar area yang dicakup oleh Bukit Datar.
Seluruh tubuh Liu Ting menjadi bersemangat saat memikirkan itu. Dalam hati diam-diam dia berterima kasih pada wanita misterius itu.
Jika bukan karena gadis itu, aku tak akan pernah memiliki kesempatan untuk mengatur seluruh Bukit Datar tak peduli seberapa keras aku bekerja selama hidupku…
...
Di sepanjang jalan yang sangat ramai.
Gu Ruoyun baru saja keluar dari aula pelelangan ketika mendengar pertengkaran besar.
Dia melihat ke sekeliling dan hanya menemukan Ye Nuo dengan tangan di pinggul dengan sikap marah. Wajahnya yang menggemaskan dipenuhi amarah saat berkata, "Apa kalian mencoba menjadi anjing dengan menghalangi jalanku? Minggir!"
"Apa kamu si bajingan kecil yang sudah membuat anakku cacat?" Pria setengah baya itu berkata dengan wajah suram. Dia menatap angkuh pada anak kecil itu dan matanya dipenuhi niat membunuh, "Karena kamu sudah menyerang anakku, kamu harus membayarnya dengan nyawamu!"
Mulut Ye Nuo berkerut dan menjawab tak peduli, "Memang, hanya bajingan tua yang bisa membesarkan bajingan kecil yang menghina seorang wanita! Aku hanya sekedar memberinya pelajaran atas nama Surga! Ini untuk memastikan agar dia tak pernah mengganggu wanita lain selama hidupnya!"
"Lancang!"
Wajah pria setengah baya itu sangat berubah dan melotot kejam pada anak kecil tersebut, "Dasar keparat, apa kamu tak pernah di didik? Apa begini cara orang tuamu membesarkan anak seperti dirimu? Jika memang seperti itu, maka aku tak keberatan memberimu pelajaran dalam menghormati orang tua dan menyayangi yang muda!"
"Ck, ck!" Ye Nuo menyapukan pandangannya pada pria setengah baya itu dari kepala sampai kaki sebelum melengkungkan bibirnya, "Menghormati yang tua dan menyayangi yang muda, itu kalimat yang sangat bagus! Kamu tampak seolah baru saja memasuki usia pertengahan jadi kamu belum benar-benar tua. Sebaliknya, aku baru berumur sepuluh tahun jadi aku bisa dianggap muda? Biar aku tanya padamu, apa kamu sungguh paham arti menghormati yang tua dan menyayangi yang muda? Jika kamu benar-benar tidak mengerti, aku tak keberatan mengajarimu!"
Mendengar ini, wajah pria setengah baya itu menjadi suram. Seluruh tubuhnya gemetar saat dia berharap pada Surga bahwa dia bisa membunuh keparat kecil ini dengan satu tamparan!