Pelelangan Awan Hitam (3)
Pelelangan Awan Hitam (3)
Banyak kultivator berbondong-bondong datang ke pelelangan ini hanya demi mendapatkan formula pil mistis ini.
"Aku menawar lima puluh juta keping emas!"
WAW!
Kerumunan langsung menjadi ingar-bingar.
Tawaran awal untuk formula pil ini sudah seharga satu juta tapi siapa yang menyangka penawar awal akan memulai dari lima puluh juta keping emas?
Tentu saja, orang-orang ini sudah menyiapkan uang!
"Delapan puluh juta!"
"Seratus juta!"
Suara terakhir itu terdengar keras dan dalam. Suara itu menarik perhatian kerumunan pada tempat duduk pribadi diatas aula pelelangan.
"Itu adalah anggota Perampok Taring Serigala!"
Tatapan Murong Yan menjadi gelap, "Kecuali jika aku salah, suara itu berasal dari tangan kanan Rombongan Sewaan Taring Serigala, Qi Lin!"
"Rombongan Sewaan Taring Serigala?"
Gu Ruoyun mengusap lembut dagunya saat secercah sinar melintas di matanya.
"Gadis Gu, apa kamu tidak akan menawar?" Ye Lan pastinya tidak peduli apakah Rombongan Sewaan Taring Serigala atau Rombongan Sewaan Gigi Anjing. Dia hanya menatap penasaran pada Gu Ruoyun dan bertanya.
Gu Ruoyun tersenyum tenang, "Biasanya hal yang luar biasa menanggung beban serangan. Jika aku memberikan tawaran pada formula pil sekarang, apa konsekuensinya?"
Konsekuensi?
Gu Ruoyun pastinya akan menghadapi banyak percobaan pembunuhan dari berbagai macam kultivator kuat, semuanya berlomba-lomba untuk mencuri formula pil darinya!
Lu Shaochen dan Murong Yan tanpa henti-hentinya menghela nafas ketika mendengar ini.
Mereka tak pernah mempertimbangkan konsekuensinya akan jadi seperti itu.
"Jadi…" Gu Ruoyun berhenti sebelum melanjutkan, "Jika aku ingin formula pil itu, ini bukan satu-satunya cara untuk mendapatkannya."
"Seratus satu juta…"
Sebelum suara itu menyelesaikan kalimatnya, suara itu dipotong oleh Qi Lin.
"Dua ratus juta!"
Dua ratus juta keping emas! Bahkan Keluarga Murong yang hebat tak mungkin menghasilkan dua ratus juta keping emas! Namun, Perampok Taring Serigala memberikan tawaran tanpa berkedip sekalipun. Oleh karena itu, saat Qi Lin membuat tawarannya, kerumunan menjadi gempar.
"Perampok Taring Serigala pastinya kaya raya. Dua ratus juta keping emas. Ck, ck. Aku tak bisa menabung sebanyak itu bahkan jika aku berhenti makan atau minum selama beberapa kehidupan."
"Apa itu perlu dijelaskan? Perampok Taring Serigala mengutamakan pencurian pada orang lain, tapi mereka pasti berhasil mengumpulkan cukup banyak uang selama bertahun-tahun. Jika Perampok Taring Serigala tak bisa mengirimkan pasukan mereka sekaligus, akan sangat sulit bagi mereka untuk menghancurkan Kota Batu Hitam."
Perbincangan riuh dari kerumunan mencapai telinga Gu Ruoyun dan dia mengangkat keningnya pelan, "Perampok Taring Serigala, apa mereka sehebat itu?"
"Tentu saja."
Muring Yan mengangguk, "Pemimpin Perampok Taring Serigala adalah seorang Martial Honor. Itulah sebabnya banyak yang takut padanya."
Seorang Martial Honor?
Tatapan Gu Ruoyun menjadi suram. Berdasarkan tingkat kekuatanku saat ini, mungkin akan sedikit sulit bagiku untuk melawan seorang Martial Honor.
"Dua ratus juta sekali, dua ratus juta dua kali, dua ratus juta tiga kali!"
Juru lelang mengumumkan. Sebelum membuat keputusan akhir dengan suara tegas dan jernih, "Para hadirin sekalian, aku yakin kalian semua sudah tahu bahwa formula pil ini adalah pusat dari Pelelangan Awan Hitam. Namun, kemarin, seorang pria misterius datang dengan senjata dan memberikan senjata tersebut pada kami sebagai bagian pelelangan."
Mendengar ini, kerumunan berbincang-bincang dengan riuh.
"Lupakan saja, itu hanya sebuah senjata. Tak peduli seberapa berharganya, itu tak akan bisa dibandingkan dengan formula pil. Dan formula pil kehilangan bagiannya."
"Kami datang untuk formula pil. Kami tidak tertarik dengan senjata. Lebih baik kita pergi sekarang."
Meski menghadapi banyak sindiran, juru lelang tidak merasa marah. Dia tetap tersenyum sambil menjelaskan, "Para hadirin sekalian, ini bukan senjata biasa. Ini adalah senjata spiritual tingkat rendah!"
Senjata spiritual tingkat rendah!
Kali ini, lupakan tentang orang lain, bahkan Ye Lan yang tenang bangkit dari kursinya. Wajah tuanya bersinar penuh bahagia…